dan misi serta strategi perusahaan. Dengan demikian budaya perusahaan adalah landasan filosofis yang pada tingkatan paling dalam diyakini sebagai “agama” oleh
orang-orang dalam sebuah organisasi perusahaan. Fungsi budaya perusahaan adalah sebagai sistem nilai yang akan mengikat serta mewarnai sikap dan tingkah laku para
karyawan. Fungsi lain dari budaya perusahaan dikemukakan oleh Robbins 2003, adalah:
a. Menentukan peran yang membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya;
b. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi karyawan; c. Mengutamakan tujuan bersama dari pada sekedar kesenangan pribadi;
d. Menjaga stabilitas sosial perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi tentang budaya perusahaan tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa budaya perusahaan adalah sistem nilai, keyakinan, norma, serta kebiasaan yang menjadi panutan untuk mengarahkan perilaku setiap anggota-
anggota dalam perusahaan, agar dalam bekerja dapat bersama-sama menuju ke satu titik sasaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan.
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan
Penelitian yang dilakukan Kotter dan Heskett 1992 menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang menentukan perilaku manajemen suatu perusahaan yang
digambarkan dalam bagan berikut ini:
Budaya Perusahaan
Struktur, Sistem, Rencana, dan Kebijakan Formal
Kepemimpinan – Usaha-usaha untuk mengartikulasi dan
Mengimplementasi Visi dan Strategi suatu Bisnis
Lingkungan yang Teratur dan Bersaing
Perilaku Manajemen
Suatu Perusahaan
Gambar 2.2 Faktor yang Membentuk Perilaku Manajer
Secara tegas, Kotter dan Heskett meletakkan budaya perusahaan pada posisi pertama, ini membuktikan bahwa budaya perusahaan cukup berpengaruh dalam
membentuk perilaku anggotanya dalam suatu perusahaan. Faktor budaya perusahaan sangat penting bagi kelangsungan roda organisasi perusahaan, karena bila diabaikan
karyawan dapat mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda dalam menjalankan pekerjaannya.
Penelitian Kotter dan Heskett juga membuktikan empat hal yang prinsipil, yaitu:
1. Budaya perusahaan dapat mempunyai dampak yang berarti terhadap kinerja
ekonomi jangka panjang.
2. Budaya perusahaan mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih
penting lagi dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam dasawarsa yang akan datang.
3. Budaya perusahaan yang menghambat kinerja keuangan jangka panjang cukup
banyak; budaya-budaya tersebut mudah berkembang, bahkan dalam perusahaan- perusahaan yang penuh dengan orang-orang yang pandai dan berakal sehat.
4. Walaupun sulit untuk diubah, budaya perusahaan dapat dibuat agar bersifat lebih
meningkatkan kinerja.
Dengan mengetahui pentingnya budaya perusahaan bagi kelangsungan roda organisasi perusahaan, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi budaya perusahaan. Menurut Robbins 2003, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya perusahaan, yaitu:
a. Individual initiative, tingkat tanggung jawab dan kemandirian yang dimiliki tiap anggota.
b. Risk tolerance, tingkat resiko yang boleh atau mungkin dipikul oleh anggotanya untuk mendorong mereka menjadi agresif, inovatif dan berani mengambil resiko.
c. Integration, tingkat unit-unit kerja dalam organisasi yang mendorong untuk beroperasi dalam koordinasi yang baik.
d. Management support, tingkat kejelasan komuniksai, bantuan, dan dukungan yang disediakan menajemen terhadap unit kerja di bawahnya.
e. Control, sejumlah aturan dan sejumlah pengawasan yang digunakan untuk mengatur dan mengawasi perilaku karyawan.
f. Identify, tingkat identifikasi diri tiap anggota dalam organisasi secara keseluruhan melebihi group kerja atau bidang profesi masing-masing.
g. Reward system, tingkat alokasi dan penghargaan kenaikan gaji, promosi jabatan, dll berdasarkan performance karyawan.
h. Conflict tolerance, tingkat toleransi terhadap konflik dan kritik keterbukaan yang muncul dalam organisasi.
i. Communication patterns, tingkat keterbatasan komunikasi dalam organisasi yang sesuai otoritasi pada hirarki formal.
2.2.4. Pengukuran budaya perusahaan