24
c. Membaca berita eksekusi tidak pidana di lapangan yang dipaparkan mass media juga melalui documentary research. Alat ini digunakan
untuk mendukung library research yang dilakukan penelitian ini, sehingga kevalidan data lebih terjamin dan memiliki keterkaitan
dengan fenomena realistis.
3. Bahan Penelitian
Pengkatagorian bahan penelitian ini adalah sebagaimana tingkat kebutuhan terhadap bahan tersebut, yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: a. Bahan primer, terdiri dari: 1. Dokumen eksekusi hukuman pada
Mahkamah Syariyah se-Aceh, dan berbagai kitab fiqh jinayat standar yang digunanakan; 2. Qanun No. 12, 13, dan 14 Tahun
2003 dan UU No. 44 Tahun 1999; 3. Literatur-literatur yang memuat ketentuan-ketentuan Jinayat yang terdapat dalam Fiqh, dan
konsep HAM yang pro dan kontra terhadap praktek hukum jinayat, baik yang pro dan kontra secara keseluruhan maupun berupa bagian
parsial dari hukum jinayat Fiqh, termasuk hukum jinayat yang diqanunkan di Aceh.
b. Bahan sekunder terdiri atas: 1. Berbagai bukukitab mengenai Hukum Islam
jināyāt; 2. Berbagai artikel, makalah, buletin, jurnal tentang jin
āyāt; 3. Berbagai buku mengenai hukum Islam Indonesia; 4. Beberapa hukum perundang-undangan RI selain
Qanun Aceh seperti UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; dan Kepres No. 11 Tahun 2003 tentang
Mah}kamah Syariyah dan Mah}kamah Syariyah Provinsi di Nanggroe Aceh Darussalam.
G. Sistimatika Penulisan Penulisan bagi penelitianstudi ini adalah menggunakan buku
Pedoman Akademik yang diterbitkan oleh Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2011. Untuk teknik penulisan
penelitian menggunakan Pedoman ALA-LC Romanization Tables dengan font taransliterasi Time New Arabic dan David Clear Water. Citation
Guide Footnotes and Bibliographic Entries TurabianChicagoTurabian Style Chicago: University of Lethbridge, 2010.
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab satupendahuluan membahas tentang permasalahan identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah. Untuk pembatasan masalah studi ini
25
memfokuskan pada
pembahasan syariat
Islam tentang
jin
āyātcriminalpenal law yang sedang diberlakukan di Aceh, agar jelas
pemusatan focus: group, time and area. Bab satu juga membahas tujuan, signifikansi, dan metodologi penelitian. Khusus untuk
metodologi, penulis menguraikan tentang jenis pengumpulan data, alat pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, dan bahan penelitian.
Kemudian ditutup dengan sistimatika penulisan ini.
Bab dua membahas tentang kondisi masayarakat Aceh yang menyangkut: 1 Aspek georafis; 2 Aspek Sosio-Legal–Historis; 3
Sejarah Otonomi Khusus bagi Aceh; dan 4 Pengaturan Qanun yang terdiri dari: a. Qanun No. 12 Tahun 2003 tentang Khamar dan
sejenisnya; b. Qanun No. 13 tentang Maisir; dan c. Qanun No. 14 tentang Khalwat Mesum.
Bab tiga menguraikan tentang Pelaksanaann Hukum Jinayat dalam perspektif Fiqh. Setelah meninjau data-data kepustakaan,
penelitian ini menguraikan bagaimana pelaksanaan Qanun No. 12 tentang Khamar dan sejenisnya; Qanun No.13 tentang Maisir; dan Qanun 14
tentang Mesum di Aceh. Pembahasan tentang pelaksanaan ketiga Qanun ini diperlukan untuk melihat bagaimana kaca mata Fiqh melihat hukum
Islam jinayat yang ditetapkan Qanun Aceh. Pembahasan demikian mengingat bahwa ketiga Qanun tersebut juga memiliki konsideran
Hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Bab empat menguraikan tentang pelaksanaan ketiga Qanun tersebut menurut perspektif HAM dengan menganalisa konsep qanun
dan konsep HAM dan realita pengamalan Qanun hukum jinayat di Aceh- Indonesia. Dengan perkataan lain, penelitian akan membahas bagaimana
realisasi ketiga Qanun Aceh tentang jinayat itu menurut perspektif Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia DUHAMUDHR
1948 yang dianggap mu‘tabar formal di dunia. Bab ini juga menyinggung tentang konsep HAM Islam, yaitu: The Univeversal
Islamic Declaration of Human Rights UIDHR 1981 dan Cairo Declaration on Human Rights in Islam CDHRI 1990 yang mendukung
penerapan Qanun. Kedua konsep HAM Islami ini perlu dibahas agar dapat melihat bagaimana solusi yang ditempuh dunia Islam dan Negara-
negara Islam tentang persoalan yang terdapat pada
aspek jināyāt yang dianggap berseberangan dengan DUHAM UDHR 1948.
26
Bab lima adalah bab penutup yang meliputi kesimpulan tentang bagaimana konsep dan aplikasi Qanun Jinayat Aceh menurut perspektif
fiqh dan HAM. Bab penutup ini dilengkapi dengan saran-saran.
27
BAB PEMBERLAKUAN HUKUM JINAYAT DI
ACEH
2
A. Kondisi Masyarakat Aceh 1. Aspek Sosio-Geografis-Kultural