96
5. Rangkuman Responden RG Tabel 6. Rangkuman responden RG
Pelaku kekerasan
emosi Orang tua
Guru Teman di
sekolah Intensitas
Kekerasan menjadi bagian dalam mendidik
anak sejak kecil hingga saat ini ketika RG
berinteraksi dengan orang tuanya
Kekerasan terjadi selama di sekolah
ketika gurunya mengajar
Kekerasan terjadi di sekolah sejak
RG kelas 5 SD sampai 3 SMA
Bentuk kekerasan
emosi Dihukum dan dimarahi
setiap RG melakukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan keinginan orang tuanya
seperti tidak tidur tepat waktu atau ketika RG
tidak menunjukkan prestasi di sekolah. RG
juga dituntut untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan keinginan orang tuanya
tanpa mempertimbangkan
keinginan RG Dipermalukan di
depan teman- temannya yang
lain, dimarahi dan dihukum jika
tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan
Diejek, dipermalukan,
dan diremehkan selama berada di
sekolah
Dampak kekerasan
emosi Menyalahkan diri
sendiri, takut melakukan berbagai
hal baru, merasa tertekan
Merasa malu, menyalahkan diri
sendiri, merasa tertekan
Merasa malu, takut bertemu
dengan orang baru, menjauhi
lingkungan sosialnya
Tahapan untuk mencapai
penerimaan diri
Aversion: Tahap penghindaran dilakukan RG dengan
menahan perasaan tidak menyenangkan yang ia dapatkan setelah mengalami
kekerasan emosi. RG juga pernah mencoba untuk melawan orang tuanya ketika dituntut
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya
Curiosity: RG mencari tahu penyebab didikan orang
tuanya
yang keras
dan melakukan
Aversion: Tahapan ini juga
dilakukan RG
dengan menahan perasaan
tidak menyenangkan
yang ia dapatkan setelah
mengalami kekerasan emosi
dari
teman-
Universitas Sumatera Utara
97
rasionalisasi bahwa orang tuanya memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga
mereka lebih mengetahui tindakan yang terbaik untuk RG. Pada akhirnya, RG juga
mengetahui
alasan gurunya
mempermalukan dan memarahinya. Tolerance:
Dengan kesimpulan dan rasionalisasi yang ia lakukan mengenai kekerasan yang ia
alami, RG memilih untuk bertahan dengan kekerasan yang ada. Ia mambangun harapan
bahwa ia akan menjadi orang sukses dengan didikan orang tuanya dan berharap bahwa
kekerasan yang ia dapatkan akan hilang jika ia mampu menunjukkan prestasi yang baik
Allowing: RG kemudian membiarkan perasaan tidak
menyenangkan tersebut datang dan pergi begitu saja dan tetap bertahan dengan
kondisinya karena adanya harapan bahwa perasaan tidak menyenangkan akan hilang
dengan sendirinya dan ia dapat memiliki masa depan yang lebih baik
Friendship: Pada akhirnya, RR tidak lagi merasakan
dampak negatif dari kekerasan yang ia alami. Ia dapat merasakan manfaat dari
tindakan yang dilakukan oleh orang tua dan gurunya. RG menyatakan bahwa cara didik
orang
tuanya membantunya
dalam mengatur waktu selama ia tidak tinggal di
rumah bersama orang tuanya tetapi tetap dapat hidup teratur dan menghasilkan
prestasi yang baik walaupun RG tidak memiliki dasar pada bidang yang ia tekuni
temannya Curiosity:
RG mencari tahu mengenai
tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh teman-temannya
dengan cara mengamati
perilaku dan kebiasaan di
lingkungan sekitarnya
Tolerance: Setelah
mengetahui alasan kekerasan
yang ia dapatkan, RG mengubah
fokusnya pada kekerasan yang
ia dapatkan dari orang tua dan
gurunya Allowing:
Dengan harapan bahwa ia dapat
menghasilkan nilai yang baik,
RG membiarkan kekerasan emosi
terjadi pada dirinya
Friendship: -
Hambatan dalam
tahap penerimaan
diri Tekanan yang masih dirasakan walaupun
RG sudah tidak tinggal bersama orang tuanya dan sudah mendapatkan guru yang
tidak melakukan kekerasan dalam mendidik muridnya
RG tidak memberikan
makna positif terhadap
kekerasan yang ia alami dari
teman-temannya
Faktor yang
mendukung pencapaian
penerimaan Adanya pemahaman mengenai diri sendiri
dan keinginannya
sehingga ia
lebih berfokus pada hal tersebut. RG juga
merasakan manfaat langsung dari didikan Salah seorang
teman membela RG ketika
menerima
Universitas Sumatera Utara
98
diri orang tua dan gurunya terhadap prestasinya
kekerasan emosi sehingga ia
merasa diterima dan tidak lagi
memikirkan kekerasan yang
ia alami dari teman-temannya
yang lain
C. Hasil Analisis Responden III RS
1. Latar Belakang Kehidupan RS
RS adalah seorang pria berusia 32 tahun yang saat ini sedang bekerja di salah satu lembaga sosial. Ia merupakan seorang Pujakesuma yang memiliki suku Jawa
tetapi sejak lahir ia tinggal di Medan bersama orang tuanya. Selama menjalani pekerjaannya sehari-hari, RS menggunakan motor sebagai kendaraannya menuju
kantornya yang terletak di salah satu perumahan di Johor. RS merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik RS saat ini sudah
menjadi seorang ibu rumah tangga dan tinggal bersama suaminya.Sedangkan RSmasih tinggal bersama dengan kedua orang tuanya karena ia belum menikah.
Sejak kecil, RS menjalani kehidupan dengan cara sederhana. Bahkan, ia sudah membantu orang tuanya dengan mencari pekerjaan sampingan sejak ia menjalani
pendidikan di bangku perkuliahan. Oleh karena itu, RS harus membagi waktunya antara pekerjaan dengan kuliah yang ia jalani. Setelah lulus kuliah, RS
memutuskan untuk mencari pekerjaan tetap yang dapat memberikan masa depan yang lebih baik. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ia mendapatkan
pekerjaan tetap yang ia geluti hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara