76
2. Data Observasi
Pertemuan dengan RG berlangsung selama beberapa kali untuk membangun kedekatan kembali antara peneliti dengan RG. Selama beberapa kali pertemuan
dengannya, peneliti melakukan observasi terhadap perilakunya ketika berhubungan dengan lingkungan.
Berdasarkan observasi tersebut diperoleh gambaran bahwa RG adalah seorang pria yang memiliki rambut berwarna hitam, kulit berwarna coklat muda,
memakai kaca mata, dan tinggi sekitar 170 cm dengan berat badan sekitar 65 kg. Dalam menjalankan rutinitasnya sehari-hari, ia menggunakan kendaraan pribadi
ketika hendak melakukan aktivitas yang menuntut mobilitas. Ia juga lebih banyak menghabiskan waktu melakukan kegiatan yang ia sukai yaitu membaca buku atau
menonton film. Akan tetapi, terkadang ia juga mengunjungi kampusnya ketika temannya meminta bantuan. Selama beberapa pertemuan dengan RG, ia lebih
sering terlihat melakukan aktivitasnya sendiri tanpa melibatkan orang sekitar terutama jika ia belum mengenal orang di sekitarnya. Ia juga terlihat enggan
memulai pembicaraan dengan orang yang belum ia kenal yang berada di sekitarnya.
Wawancara dilaksanakan di taman tengah Fakultas Psikologi USU atas permintaan RG. Ia dan peneliti duduk saling berhadapan selama proses
wawancara berlangsung. Pada saat itu, ia mengenakan kemeja lengan panjang yang digulung berwarna biru muda dan celana jeans dengan sobekan di bagian
lutut. Ia juga mengenakan sepatu berwarna biru tua dan sebuah tas ransel. Sebelum bertemu dengan peneliti, ia baru saja mengunjungi kampusnya. Oleh
Universitas Sumatera Utara
77
karena itu, pakaiannya cukup rapi seperti ketika akan mengikuti perkuliahan. Selama melakukan proses wawancara, ia merokok agar lebih santai dalam
bercerita. Pada awalnya, ia takut untuk merokok karena ia tidak mengenal peraturan di lingkungan tempat wawancara berlangsung tetapi setelah
dipersilahkan untuk merokok, ia menjadi lebih santai. Ia juga tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya yang tidak ia kenal. Hal ini terlihat ketika wawancara
tengah berlangsung, beberapa orang menghampiri atau sekedar menyapa peneliti. Akan tetapi, RG tetap pada aktivitasnya dan tidak tertarik untuk memperhatikan
orang-orang tersebut. Bahkan, ia terlihat menunduk dan melakukan aktivitas sendiri ketika ada orang yang tidak ia kenal mendatangi lokasi wawancara.
Wawancara diawali dengan pendekatan kembali antara peneliti dan RG dengan saling menceritakan kondisi selama mengikuti perkuliahan dan
perkembangan saat ini. Selama wawancara, RG lebih berfokus pada peneliti sambil menikmati rokoknya. Sejak awal wawancara, ia aktif menggunakan
intonasi suara untuk beberapa penekanan terutama ketika menceritakan pengalaman kekerasan yang ia dapatkan. Pada awalnya, ia menolak untuk
menceritakan pengalaman kekerasan emosi yang ia dapatkan dari teman- temannya dengan alasan bahwa hal tersebut merupakan pengalaman yang
memalukan dan ia malu untuk menceritakannya, tetapi, pada akhirnya ia tetap menceritakan pengalaman tersebut dengan jaminan kerahasiaan. Ia juga masih
menunjukkan intonasi suara yang tinggi ketika menceritakan perasaannya terhadap kekerasan yang ia dapatkan dari teman-temannya. Hal ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
78
bahwa ia masih belum menerima pengalaman tersebut sebagai bagian dari dirinya.
Di sisi lain, RG terlihat menjawab pertanyaan dengan santai dan sesekali membawa ke dalam candaan. Ia juga aktif menggunakan mimik wajah ketika
mencontohkan pembicaraan yang sudah lampau dan gerak-gerik seperti menggangguk, menggelengkan kepala, mengerutkan kening, tersenyum, dan
tertawa, serta gerakan tangan. Ia juga terlihat memperbaiki posisi kacamatanya beberapa kali. Selama menjawab pertanyaan, ia terlihat berusaha keras mencoba
mengingat pengalaman masa lalunya selama beberapa kali. Hal ini terlihat jelas terutama ketika ia menceritakan tentang pengalaman kekerasan yang ia dapatkan
dari teman-temannya. Bahkan, RG terlihat enggan untuk mengingat dan menceritakan pengalaman tersebut.
Akan tetapi, ia dapat dengan lancar menceritakan pengalaman kekerasan yang ia dapatkan dari orang tua dan gurunya tanpa ada intonasi yang tinggi dan
keengganan ketika menceritakan pengalaman tersebut. Sesekali ia juga tertawa dan membawa pembicaraan dalam candaan sehingga proses wawancara dapat
berlangsung tanpa ada kecanggungan antara peneliti dan partisipan. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tempat yang sama yaitu taman tengah
Fakultas Psikologi USU. Pada pertemuan ini, RG mengenakan kemeja dengan motif kotak-kotak berwarna coklat muda. Ia juga masih mengenakan celana jeans
yang sobek pada bagian lutut dan sepatu olahraga. Pertemuan dilakukan pada sore hari karena sebelumnya ia memiliki janji untuk membantu temannya. Pada
Universitas Sumatera Utara
79
pertemuan kali ini, ia membawa temannya tersebut untuk ikut selama wawancara walaupun tidak memberikan komentar apapun. Wawancara diawali dengan
obrolan yang dilakukan antara peneliti, RG, dan temannya. Setelah itu, teman RG mempersilahkan untuk melakukan wawancara tanpa ada keterlibatan dirinya.
Selama proses wawancara berlangsung, RG terlihat membuka kacamatanya. Ia juga menggunakan intonasi suara untuk beberapa penekanan dalam menceritakan
pengalaaman kekerasan emosi yang ia alami dan ketika mencontohkan pembicaraan yang sudah lampau serta menggunakan mimik wajah seperti
menggangguk, menggelengkan kepala, mengerutkan kening, tersenyum, dan tertawa, dan gerakan tangan untuk mendukung ceritanya.
Pada wawancara ini, lebih banyak menekankan pada konfirmasi ulang atas apa yang sudah diceritakannya pada wawancara sebelumnya. Oleh karena itu, ia
hanya sesekali terlihat berusaha mengingat pengalamannya di masa lalu. Akan tetapi, ia tetap membawa pembicaraan dalam candaan dan tertawa seperti
sebelumnya. Pada wawancara berikutnya ia juga tetap enggan menceritakan pengalaman kekerasan yang ia dapatkan dari teman-temannya. Hal ini
menunjukkan bahwa ia masih belum menerima sisi positif dari pengalaman tersebut. Ia juga sesekali bertanya kepada temannya untuk memastikan ingatannya
sehingga teman RG ikut memberikan respon terhadap jawaban RG walaupun hanya dengan mimik wajah.
Wawancara berlangsung cukup singkat dibandingkan dengan wawancara sebelumnya. Setelah wawancara selesai, peneliti berbincang-bincang dengan
teman RG. Pada saat ini terlihat bahwa ia tidak mempedulikan lingkungan
Universitas Sumatera Utara
80
sekitarnya karena ketika peneliti berbincang dengan teman RG, ia hanya sibuk memainkan bungkus rokok dan mancis yang berada di depannya dan sesekali ikut
merespon obrolan hanya jika diminta pendapatnya. Secara keseluruhan, tidak ada masalah serius yang menghambat proses
wawancara untuk memperoleh data. Penjelasan RG juga cukup jelas dan singkat dalam beberapa pertanyaan terutama ketika diminta untuk bercerita. Oleh karena
itu, peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk sebuah pengalaman yang diceritakan untuk melengkapi data yang diberikan. Setiap gangguan yang muncul
di lapangan dapat segera ditangani sehingga proses wawancara dapat berjalan sebagaimana mestinya.
3. Wawancara