52
lebih cenderung bercerita mengenai masa lalunya ketika muda dan tentang keluarga besarnya atau sekedar memberikan nasihat jika ada hal-hal yang
menyangkut masa depan mereka seperti pendidikan. Selama di rumah, RR dan saudara-saudaranya memiliki pembagian tugas
dalam membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ia sendiri mendapat tugas membantu ibunya memasak. Banyaknya waktu dan kesempatan
yang dimiliki RR bersama ibunya di dapur dimanfaatkan untuk saling bercerita dengan ibunya sehingga dapat dikatakan bahwa ia memiliki hubungan yang cukup
dekat dengan ibunya. Selain itu, kebanyakan sanak-saudara RR juga bertempat tinggal di Batam. Oleh karena itu, ketika ada hari raya atau acara keluarga,
keluarga besarnya selalu berkumpul di rumah RR. Hal ini membuat ia memiliki hubungan yang akrab dengan saudara-saudaranya.
2. Data Observasi
Pertemuan dengan RR berlangsung selama beberapa kali untuk saling mengenal dan membangun kedekatan antara peneliti dengan RR. Selama
beberapa kali pertemuan dengannya, peneliti melakukan observasi terhadap gerak-gerik dan perilakunya ketika berhubungan dengan lingkungan.
Berdasarkan observasi tersebut diperoleh gambaran bahwa RR adalah memiliki penampilan yang sederhana dengan rambut keriting berwarna hitam,
kulit berwarna coklat tua, tinggi sekitar 175 cm, dan berat badan 68 kg. RR merupakan orang yang ramah. Hal ini dilihat dari sapaan yang selalu ia berikan
kepada setiap orang yang ia kenal yang berada di sekitarnya. Akan tetapi, ia
Universitas Sumatera Utara
53
memiliki kelemahan dengan caranya berkomunikasi. Ia berbicara dengan terbata- bata dan berulang-ulang ketika menyampaikan sesuatu dengan emosi yang
meluap-luap. Untuk mengatasi hal tersebut, ia menggerakkan kepala dan mengedipkan matanya dengan cepat ketika komunikasinya mulai terhambat.
Wawancara dilaksanakan pada sore hari di salah satu warung dekat kampusnya dengan posisi duduk berhadapan dengan peneliti. Sebelum
wawancara dilakukan, RR melakukan aktivitas di kampusnya sejak pagi. Pada saat itu, ia mengenakan kaus berwarna biru tua dengan tas selempang yang juga
berwarna biru tua, celana jeans berwarna hitam, dan sepatu olahraga berwarna putih. Penampilannya terlihat sederhana dengan barang-barang yang sudah lusuh.
Sebelum memulai
wawancara, ia
mencari penjual
minuman untuk
mempersiapkan dirinya berbicara dalam waktu yang cukup lama. Selama wawancara dilakukan, ia terlihat beberapa kali mengarahkan pandangan ke
sekeliling dan memperhatikan sekitarnya sambil menikmati gorengan yang berada di depannya.
Pada awalnya, RR menjawab pertanyaan wawancara dengan candaan. Pembicaraan mulai menjadi serius ketika ia diminta untuk menceritakan
pengalamannya selama mengalami kekerasan emosi. Ia juga menggunakan intonasi suara dan terlihat gagap untuk beberapa penekanan terutama ketika
menceritakan perasaannya dan mencontohkan pembicaraan yang terjadi di masa lalu antara ia dan ayahnya. Akan tetapi, ia tidak menunjukkan kekesalan dan
kemarahan selama ia menceritakan pengalamannya di masa lalu yang biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi ketika menceritakan perasaannya selama
Universitas Sumatera Utara
54
mendapatkan kekerasan tersebut dari keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak lagi merasakan dampak negatif dari kekerasan emosi yang ia alami. Ia juga
menggunakan mimik wajah seperti menggangguk, menggelengkan kepala, mengerutkan kening, tersenyum dan tertawa, serta menggunakan gerakan tangan
selama berceritakan untuk menunjukkan penekanan pada pengalaman kekerasan emosi yang ia ceritakan. RR juga sesekali terlihat memperbaiki posisi
kacamatanya setelah bercerita. Dari awal sampai akhir wawancara, perhatian RR sering teralihkan dengan
beberapa orang yang ia kenal berada di sekitar lokasi wawancara. Wawancara juga terputus beberapa kali karena beberapa orang yang berada di lokasi
mengajaknya berbicara pada saat wawancara sedang berlangsung dan muncul pesan di telepon genggam RR sehingga ia meminta untuk mengulang beberapa
pertanyaan. Akan tetapi, wawancara tetap berjalan hingga peneliti menghentikan wawancara atas persetujuan RR untuk dilanjutkan lain waktu.
Pertemuan selanjutnya dilakukan di sebuah pondok mahasiswa di kampus RR. Ia merupakan orang yang cukup dikenal di kampusnya. Hal ini terlihat dari
banyaknya sapaan yang diberikan kepadanya selama peneliti berjalan bersama RR mengelilingi kampusnya menuju lokasi wawancara. RR juga membalas sapaan
tersebut dengan senyum dan percakapan singkat. Selanjutnya, wawancara dilakukan di selasar kampus RR. Ia mengenakan tas
ransel, kaus berwarna hitam yang sudah pudar, celana kain dan sepatu pantofel. Sebelumnya, RR terlihat berjalan cepat menghampiri beberapa orang menuju
Universitas Sumatera Utara
55
sebuah ruangan dengan mengenakan kemeja berwarna biru muda. Ketika menghampiri peneliti, ia terlihat kelelahan dengan nafas cepat. Setelah ia
beristirahat selama beberapa menit, wawancara dilakukan dengan posisi duduk bersampingan dengan peneliti. Selama proses wawancara, pandangan RR
diarahkan ke sekeliling, ada intonasi suara dengan penekanan di beberapa bagian cerita mengenai ayahnya. Seperti sebelumnya, Ia juga aktif menggunakan mimik
wajah menggangguk, menggelengkan kepala, mengerutkan kening, tersenyum, tertawa, dan beberapa kali gerakan tangan selama wawancara berlangsung. Ia juga
terlihat beberapa kali memperbaiki posisi kacamatanya dan mengetik pada telepon genggamnya.
Proses wawancara juga terputus beberapa kali karena RR menyapa semua orang yang lewat di depannya. Namun, ia masih dapat menanggapi pertanyaan
peneliti dengan baik sehingga proses wawancara dapat berlangsung dengan lancar. Wawancara dilakukan hingga pertanyaan yang disiapkan sebelumnya
sudah terjawab semua dan beberapa orang menghampiri RR. Secara keseluruhan, tidak ada masalah serius yang menghambat proses
wawancara untuk memperoleh data. Penjelasan RR juga masih dapat diterima walaupun RR terlihat gagap dalam beberapa pertanyaan. Setiap gangguan yang
muncul di lapangan dapat segera ditangani sehingga proses wawancara dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
56
3. Wawancara