Kronologis Perkara Cerai Talak di Pengadilan Agama Jakata Selatan
Setelah penulis uraikan tentang kronologis masalah perkara No, 1151Pdt.G2008PAJS Majelis Hakim memberikan pertimbangan-pertimbangan
dalam masalah cerai talak. Dengan adanya bukti pernikahan yang sah menurut hukum, dan untuk
memenuhi ketentuan Undang-Undang oleh Majelis Hakim telah diupayakan perdamaian di antara para pihak dengan menghadirkan Pemohon dan Termohon
dihadapan sidang akan tetapi tidak berhasil dan Pemohon tetap pada pendiriannya, maka Majelis memeriksa Pemohon dan Termohon dengan terlebih
dahulu dibacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon. Atas dalil-dalil permohonan Pemohon, pihak Termohon
memberikan jawaban secara lisan tanggal 14 Agustus 2008 yang pada pokoknya membenarkan permohonan Pemohon dan menyatakan tidak keberatan diceraikan
oleh Pemohon, akan tetapi Termohon menuntut kepada Pemohon untuk memberikan Mut’ah berupa uang sebesar Rp. 50.000.000,- lima puluh juta
rupiah dan nafkah iddah dan kiswah sebesar Rp. 3.100.000,- tiga juta seratus ribu rupiah.
Berdasarkan jawaban Termohon tersebut, pihak Pemohon menyampaikan replik secara lisan yang pada dasarnya tetap pada permohonannya. Namun
mengenai permintaan mut’ah Pemohon dengan mempetimbangkan statusnya
sebagai Pensiunan PNS Guru hanya menyanggupi sebesar Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah dan nafkah iddah dan kiswah sebesar Rp. 2.500.000,- dua
juta lima ratus ribu rupiah. Selanjutnya atas replik Pemohon, Termohon menyampaikan duplik secara lisan tetap pada jawaban dan tuntutannya semula
dan tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi. Untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon mengajukan
bukti tulis yaitu photo copy Kutipan Akta Nikah Nomor : 26313XI1994, beserta 2 dua buah aslinya atas nama Pemohon dan Termohon, yang dikeluarkan oleh
Kantor Urusan Agama Kecamatan Cibeber, Lebak, Jawa Barat sekarang Banten, bermaterai cukup, sesuai aslinya, yang diberikan tanda P-1. Selain mengajukan
bukti tulis Pemohon mengajukan 1 satu orang saksi orang dekat yang berusia 58 tahun, beragama Islam dan bekerja sebagai Penyuluh Agama Da’i selanjutnya
disebut sebagai saksi I. Begitupun juga Termohon mengajukan saksi orang dekatnya berusia 49 tahun beragama Islam, selanjutnya disebut sebagai saksi II.
Bahwa saksi Termohon dan Pemohon dihadapan sidang telah memberikan keterangannya di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut : 1. Bahwa kedua saksi mengenal Pemohon dan Termohon sebagai suami istri
yang menikah tahun 1994. 2. Bahwa antara Pemohon dengan Termohon belum dikaruniai anak, namun
sebelum mereka menikah dengan status duda dan janda cerai mati, Pemohon
membawa anak kandung 1 satu orang sedangkan Termohon membawa anak kandung 3 tiga orang.
3. Bahwa antara Pemohon dan Termohon sering terjdi perselisihan yang dikarenakan masalah ekonomi dimana Pemohon tidak mencukupi nafkah
Termohon, dan Pemohon tidak dihargai sebagai suami. 4. Bahwa antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah kurang lebih 2 dua
tahun. 5. Bahwa pihak keluarga sudah berusaha untuk menasehati Pemohon dengan
Termohon, akan tetapi usaha itu tidak berhasil, karena Pemohon tetap pada pendiriannya.
Bahwa atas keterangan para saksi tersebut Pemohon dan Termohon membenarkannya.
Dengan demikian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Pemohon dan Termohon dipandang telah mempunyai cukup alasan,
dan telah memenuhi ketentuan perundang-undangan, Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum
Islam, dengan terbuktinya pula perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Pemohon dan Termohon dan tidak ada lagi harapan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga tersebut, apabila perkawinan mereka diteruskan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud pasal 1 Undang-Undang No. 1 tahun 1974
Tentang Perkawinan jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak akan tercapai.