Pengertian Mut’ah TINJAUAN UMUM TENTANG MUT’AH
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka iddah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mutah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-
baiknya.”QS. al-Ahzab : 49
Dari ayat di atas dapat dipahami secara umum bahwa seorang suami yang menceraikan istrinya diperintahkan untuk memberikan mut’ah. Adapun
tentang wajib dan sunahnya pemberian mut’ah menurut empat mazhab dapat dilihat pada bab III.
2.. Mut’ah dalam Undang – Undang
Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 41 dijelaskan bahwa apabila terjadi perceraian, suami mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu yang
harus dipenuhi kepada bekas istrinya, kewajiban-kewajiban tersebut diantaranya adalah memberikan biaya penghidupan danatau menentukan
sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Ketentuan ini dimaksudkan agar bekas istri yang telah diceraikan suaminya jangan sampai menderita karena tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya.
6
Sebagaimana bunyi pasalnya: “Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan
biaya penghidupan danatau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri.”
7
6
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia ,h.255.
7
Marjiman Prodjohamidjojo, Hukum Perkawinan Indonesia Jakarta : Indonesia Legal Center Publishing, 2011 Cet. 3, h.83
Di samping UU tersebut, KHI juga mengatur masalah mut’ah,
diantaranya: Pasal 149:
Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib : a. Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang
atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dukhul
Pasal 158: Mut’ah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat:
a. Belum ditetapkan mahar bagi istri ba’da al dukhul
b. Perceraian itu atas kehendak suami.
Pasal 159: Mut’ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada
pasal 158 Pasal 160:
Besarnya mut’ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami.
8