terhadap promosi pekerjaan, kepuasan terhadap hubungan atasan dan bawahan, kepuasan terhadap hubungan dengan rekan sekerja
dan kondisi kerja di perusahaan. Dengan menggunakan kuisioner yang akan digunakan pada sekelompok responden dan didukung
dengan wawancara langsung. Masing-masing butir pertanyaan kuisioner diukur dengan skala Likert lima tingkat, dengan skala ini
dapat diketahui jawaban para responden dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap butir pertanyaan sehingga
respon yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama. Dari hasil perhitungan
tersebut akan menghasilkan skor dari setiap pertanyaan dan skor total untuk responden. Skor tersebut menunjukan tingkat kepuasan
karyawan terhadap indikator yang ditanyakan. Tingkat kepuasan kerja karyawan dibagi menjadi lima klasifikasi yaitu sangat puas,
puas, cukup puas, kurang puas, sangat tidak puas. Masing-masing klasifikasi ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria Umar,
2004 yaitu: Rentang Skala: RS = m-1m
Dimana: m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
Sehingga didapatkan, rentang skala: 5-15 = 0,8 Skala penilaian:
1,0 - 1,8 = Sangat tidak puas. 1,9 – 2,6 = Kurang Puas.
2,7 – 3,4 = Cukup Puas. 3,6 – 4,2 = Puas.
4,3 – 5,0 = Sangat Puas.
5. Analisis Tingkat Turnover Karyawan.
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat turnover karyawan menurut Hasibuan 2001 adalah:
JKD - JKK Perputaran Karyawan =
x100........4 ½ JKAW + JKAK
Dimana: JKD =
Jumlah Karyawan
diterima JKK
= Jumlah Karyawan Keluar JKAW
= Jumlah Karyawan Awal JKAK
= Jumlah
Karyawan Akhir
Dari rumus di atas terlihat tingkat turnover yang terjadi di perusahaan. Jika persentase turnover tinggi, maka menandakan
sesuatu yang tidak sehat dalam pelaksanaan manajemen sumberdaya manusia di perusahaan. Besar kecilnya nilai
perputaran karyawan menunjukkan banyaknya jumlah karyawan yang keluar dan masuk dalam perusahaan, apabila nilai perputaran
karyawan bernilai di atas 25 berarti jumlah karyawan yang keluar masuk termasuk dalam kategori tinggi, sebaliknya bila nilai
perputaran dibawah 25 menandakan bahwa jumlah karyawan yang keluar dan masuk termasuk dalam kategori rendah
Hasibuan, 2001.
6. Analisis Hubungan Kepuasan Kerja dengan Turnover
Hubungan antara kepuasan kerja dengan turnover karyawan dapat diketahui dan dianalisis dari faktor-faktor kepuasan kerja.
Untuk menganalisis kepuasan kerja diperlukan data-data, pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini secara
kuantitatif, yaitu dengan uji statistik non parametrik dengan metode korelasi rank spearman. Langkah-langkah dalam
penggunaan metode rank spearman Djarwanto, 2003 adalah: 1. Nilai pengamatan dari variabel-variabel yang akan diukur
hubungannya diberi rank mulai satu hingga n 2. Setiap rank dihitung perbedaannya dengan mengurangkan
variabel bebas 3. Perbedaan setiap jenjang yang telah dihitung dikuadratkan
kemudian dijumlahkan. 4. Jika proporsi angka tidak sama dalam pengamatan, rumus
yang digunakan adalah:
n n
di 6
1
3 n
1 i
2 s
r
− −
=
∑
=
…………………............................5 Karena dalam penelitian banyak angka yang sama maka
rumus yang akan digunakan adalah :
∑ ∑ ∑
∑ ∑
− +
=
2 2
2 2
2 s
y x
2 d
y x
r
………………...........................6
∑ ∑
− −
=
x 3
2
T 12
n n
x
…………………………………….7
∑ ∑
− −
=
y 3
2
T 12
n n
y …………………………………….8
Dimana: r
s
= Koefisien korelasi x
= Variabel bebas y
= Variabel tidak bebas n
= Jumlah sampel d
= Selisih antara rank x dan rank y T
x
= Faktor korelasi x T
y
= Faktor korelasi y T =Banyak pengamatan yang berangka sama pada suatu
ranking tertentu. Perhitungan korelasi rank spearman dengan menggunakan
program SPSS 11.5 for windows. Nilai signifikan atau probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan tersebut dibandingkan dengan
nilai alpha sebesar 10 0,10, jika: Probabilitas alpha = terima Ho
Probabilitas alpha = tolak Ho Hipotesis:
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel. H1: Ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.
Nilai rs berada pada selang –1 rs 1, tanda negatif menunjukan hubungan yang berlawanan arah, sedangkan tanda
positif menunjukan hubungan searah. Untuk menentukan kuat lemahnya korelasi maka digunakan batasan J Champion, yaitu:
1. 0,00 – 0,25 No association, kondisi ini menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. 2. 0,26 – 0,50
Moderately low association, kondisi ini menunjukan hubungan agak lemah antara
variabel bebas dengan variabel terikat. 3. 0,51 – 0,75
Moderately high association, kondisi ini menunjukan hubungan agak kuat antara
variabel bebas dengan variabel terikat. 4. 0,76 – 1,00
High association, kondisi ini menunjukan hubungan yang kuat antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari kepuasan terhadap kompensasi,
kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, kepuasan terhadap promosi pekerjaan, kepuasan terhadap hubungan atasan dan
bawahan, kepuasan terhadap hubungan dengan rekan sekerja dan kepuasan terhadap kondisi kerja di perusahaan, sedangkan variabel
terikat adalah tingkat turnover karyawan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN