Model Pembelajaran Ekspositori Landasan Teori Deskripsi Teoritik

terkait garis singgung persekutuan dua lingkaran. bahwa tugas guru adalah menyediakan tugas-tugas sedemikian sehingga setiap peserta didik bisa berkembang secara optimal dalam zona proksimal 8. Penyelesaian Setiap peserta didik siap untuk mengerjakan semua soal yang diberikan Teori Vygotsky yang penekanannya adalah pada sifat alami sosiokultural dari pembelajaran 9. Membuat soal untuk kelompok lain Setiap kelompok menyiapkan soal untuk dikerjakan oleh kelompok lain Teori Thorndike tentang Hukum Latihan yaitu semakin sering berlatih atau dilatih, maka asosiasi semakin kuat. 10. Pemaparan hasil Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil Teori Vygoskty yang merupakan petikan dari kekompakan kelompok, yakni membuahkan hasil sehingga dapat menyelesaikan dan memaparkan hasil kerja tim.

2.1.6. Model Pembelajaran Ekspositori

Hudojo 2003: 98 menyatakan bahwa metode ceramah bila diselingi tanya- jawab antara guru dan peserta didik, biasanya disebut metode ekspositori sehingga pada dasarnya metode ekspositori ini setara saja dengan metode ceramah. Kelebihan model pembelajaran ekspositori menurut Hudojo 2003: 99 adalah sebagai berikut: 1. Isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal. Guru dapat menyelesaikan bahan pelajaran sebagaimana yang ia kehendaki sebab guru tidak harus menyesuaikan kecepatan belajar peserta didik. 2. Metode ini dapat menampung kelas besar. Semua peserta didik mempunyai kesempatan yang sama di dalam mendengarkan. 3. Konsep atau keterangan yang disampaikan guru dapat urut. Urutan ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik. Ide-Ide yang diberikan pada saat ini diberikan setelah konsep-konsep yang lalu disampaikan kepada peserta didik dan konsep-konsep yang akan datang berdasarkan konsep yang telah diberikan. Konsep-konsep yang diberikan secara hirarki ini memberikan fasilitas belajar. 4. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting untuk dipelajari. Kelemahan dari model ekspositori adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan dan ingatan kepada konsep atau informasi bukan maksud dari belajar matematika. Belajar matematika lebih mengutamakan proses berpikir peserta didik. 2. Peserta didik menjadi pasif karena mereka tidak mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri. 3. Guru tidak dapat memberikan bimbingan individu peserta didik sebab guru tidak dapat mengetahui kesukaran yang dihadapi masing-masing peserta didik. 4. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan boleh jadi para peserta didik tidak mampu menguasai bahan-bahan tersebut. Peserta didik tidak mengerti suatu konsep tertentu menyebabkan tidak mengertinya konsep-konsep yang lain sebab konsep-konsep itu saling berkaitan secara logis. 5. Pelajaran berjalan membosankan bagi peserta didik sebab metode yang mekanis itu tidak menimbulkan minat peserta didik. 6. Ingatan yang diperoleh dengan cara mekanis akan segera mudah dilupakan.

2.1.7. Keaktifan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN POWERPOINT PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI LINGKARAN

1 5 251

Keefektifan Pembelajaran Model TAPPS Berbantuan Worksheet Berbasis Polya terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas VIII

1 11 214

KEEFEKTIFAN MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

6 26 297

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN PRAKARYA ORIGAMI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

0 32 414

KEEFEKTIFAN MODEL TGT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN

0 22 239

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAGAR MERBAU T.A 2015/2016.

0 2 27

PENERAPAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Strategi Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Mts N

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Strategi Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Mts N

0 2 11

10 Keefektifan Contextual Teaching and Learning Berbantuan Alat Peraga Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 8 Pekalongan Nurina Hidayah

0 0 7