2.1.9.7. Melukis Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran sebagai berikut.
a. Lukis lingkaran L
1
dengan pusat di P berjari-jari R dan lingkaran L
2
pusat di Q berjari-jari r R r. Hubungkan titik P dan Q.
b. Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan dan busur lingkaran yang sama dengan pusat di titik Q sehingga
saling berpotongan di titik R dan S. Hubungkan RS sehingga memotong PQ di titik T.
c. Lukis lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT. Lukis busur lingkaran dengan pusat di P, berjari-jari
R – r sehingga memotong lingkaran berpusat T di U
dan V. d. Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong
lingkaran L
1
di titik A. Hubungkan pula P dan V, perpanjang sehingga memotong lingkaran L
1
di titik C. e. Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ
sehingga memotong lingkaran L
2
di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ sehingga
memotong lingkaran L
2
di titik D. Oleh karena itu, panjang AB = UQ dan panjang CD = VQ.
f. Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan
titik D. Selanjutnya, perhatikan PVQ. Sudut PVQ
merupakan sudut keliling yang menghadap busur PQ pada lingkaran yang berpusat di titik T dan
PTQ merupakan sudut pusat lingkaran yang menghadap busur PQ dan besarnya
180
o
. Oleh karena itu, besar
dan besar
. Sementara itu, panjang
dan , maka CVQD merupakan persegi panjang. Hal tersebut mengakibatkan besar
. Adapun dengan langkah pembuktian yang sama,
akan di dapat
. Selanjutnya garis AB dan CD yang terbentuk disebut garis singgung persekutuan luar lingkaran L
1
dan L
2
. 2.1.9.8.
Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Perhatikan gambar di samping √
√
Jadi rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran d dengan jarak kedua titik pusat p, jari-jari lingkaran besar R, dan jari-jari lingkaran
kecil r adalah √
Nuharini Wahyuni, 2008: 170-183
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian lain tentang model pembelajaran CTL yang dapat dijadikan referensi antara lain dilakukan oleh Diansyah 2013, Hartini 2013, dan Sihono
2004. 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Diansyah 2013 dengan judul “Keefektifan CTL Berbantuan LKPD terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Fungsi di
SMP N 3 Sragi” memberikan kesimpulan sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran CTL efektif terhadap kemampuan hasil
belajar karena lebih baik dari pembelajaran ekspositori dengan menerapkan suatu model baru pada proses pembelajaran, sehingga peserta
didik tidak merasa bosan dan jenuh, serta peserta didik lebih termotivasi dan terlihat aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar. Melalui diskusi
akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan peserta didik saling berbagi ide serta memberi kesempatan peserta didik untuk mengungkapkan
pendapatnya.
2. Penelitian oleh Hartini 2010 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning CTL untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas II SDN 02 Gambirmanis Pracimantoro Kabupaten
Wonogiri Tahun Ajaran 20092010” yang menyimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
motivasi belajar IPA setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Hal itu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya notivasi belajar IPA siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada Prasiklus diperoleh rata-rata kelas 15,96 kategori motivasi
rendah, Siklus 1 menjadi 25,86 kategori motivasi cukup dan Siklus II diperoleh rata-rata kelas 28,46 kategori motivasi tinggi. Dengan
demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas II
SD Negeri 02 Gambirmanis Kecamatan Pracimantoro kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 20092010.