9. Revisi  produk
Pada  tahap  ini  merupakan  final  dari  produk  yang  akan  disebar luaskan.  Pada  tahap  ini  masih  menguatamakan  pada  perbaikan  dari
kelemahan  dan  kekurangan  yang  masih  terlihat  setelah  dilakukannya  uji coba.  Tahap  ini  dapat  dikatakan  sebagai  tahap  penyempurnaan  produk  dan
kelemahan  serta  kekurangan  dari  produk  tidak  terjadi  kembali,  sehingga produk siap  dibuat  secara masal.
10. Produk masal
Produksi masal
ada langkah
terakhir dalam
penelitian pengembangan.  Langkah  ini  dapat  dilakukan  apabila  memang  produk
yang  sudah  diuji  cobakan  telah  dinyatakan  efektif  dan  layak  untuk diproduksi  Sugiyono,  2012:  311.  Pada  langkah  ini  peneliti  dapat
menyebarluaskan  produk  dengan  tujuan  untuk  mensosialisasikan  kepada seluruh  subjek.  Subjek  dalam  penelitian  yaitu  kabupaten,  kota  dan  provinsi
bahkan  nasional.  Dalam  memproduksi  produk  masal  ini,  peneliti  membuat jurnal  ilmiah  dan  dapat  bekerja  sama  dengan  penerbit  apabila  sosialisasi
produk bersifat  komersial.
B. Setting Penelitian
Setting  penelitian  ini  mencakup  tentang  tempat  penelitian,  waktu penelitian,  subyek  penelitian,  dan objek penelitian.
a. Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta,  yang beralamat  di  Jalan  Panembahan  Senopati  18  Yogyakarta  55512.  Telp.
0274 385975.
b. Waktu Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  selama  7  bulan,  mulai  dari  bulan  Juli  2016 sampai  dengan  bulan  Februari  2017.
c. Subyek Penelitian
Subyek  dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  V  PL  3  dan  kelas  V PL  4  yang  seluruhnya  berjumlah  60  siswa  pada  semester  I  tahun  ajaran
20162017 SD Pangudi  Luhur  Yogyakarta.
d. Objek Penelitian
Objek  penelitian  ini  adalah  pengembangan  tes  hasil  belajar Matematika  materi  operasi  hitung  campuran  bilangan  bulat  untuk  siswa
kelas  V Sekolah  Dasar.
C. Prosedur  Pengembangan
Dalam  penelitian  pengembangan  tes  hasil  belajar  matematika  materi operasi  hitung  campuran  bilangan  bulat  untuk  siswa  kelas  V  Sekolah  Dasar.
Peneliti  memodifikasi  langkah-langkah  metode  penelitian  dan  pengembangan Borg    Gall  dalam  Sugiyono,  2012:  298  menjadi  tujuh  langkah  yaitu  1
potensi  dan  masalah,  2  pengumpulan  data,  3  desain  produk,  4  validasi desain,  5  revisi  desain,  6  uji  coba  produk,  7  revisi  produk.  Peneliti  hanya
melakukan  tujuh  langkah  penelitian  karena  dalam  penelitian  ini  produk  yang
akan  dihasilkan  masih  hanya  pada  taraf  kecil  dengan  melakukan  uji  coba lapangan  terbatas,  sehingga  penelitian  ini  masih  memerlukan  taraf  yang  lebih
lanjut  untuk  bisa  sampai  pada  langkah  ke  sepuluh.  Berikut  ini  merupakan bagan  prosedur  yang  dilakukan  oleh  peneliti:
Bagan 3. 2 Langkah-langkah  pengembangan  tes hasil  belajar
Langkah  1
Langkah  1 Potensi  dan Masalah
Analisis Kebutuhan
Langkah  2
Wawancara Pengumpulan  Data
Hasil  Wawancara
Langkah  3
Desain  Produk
SK-KD
Indikator
Kisi-kisi  Soal
Soal
Langkah  4
Validasi  Desain
Praktisi Guru
Langkah  5
Revisi  Desain
Langkah  6
Ujicoba  Produk
Langkah  7
Revisi  Produk
1. Potensi dan Masalah
Penelitian  ini  dilakukan  karena  adanya  suatu  potensi  dan  masalah. Potensi  dan  masalah  tersebut  ditemukan  dari  hasil  wawancara  dengan  guru
matematika  yang  juga  sebagai  wali  kelas  V  SD.  Peneliti  melakukan wawancara  di  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta,  dimana  SD  tersebut
merupakan SD
tempat peneliti
melakukan Program
Pengalaman Lingkungan  PPL.
Wawancara  tersebut  bertujuan  untuk  mengetahui  tingkat  kebutuhan tes  dalam  materi  operasi  hitung  campuran  bilangan  bulat  pada  siswa  kelas
V  Sekolah  Dasar.  Wawancara  tersebut  juga  digunakan  untuk  memperoleh informasi  apakah  guru  tersebut  sudah  membuat  soal  sendiri  yang  sudah
berkualitas  baik  yang  sudah  teruji  validitas,  reliabilitas,  daya  pembeda, tingkat  kesukaran  dan  pengecoh.  Wawancara  tersebut  juga  bertujuan  untuk
menguji  tingkat  kemampuan  siswa  dalam   ranah  kognitif.
2. Pengumpulan  Data
Setelah  menemukan  potensi  dan  masalah  yang  ada,  maka  langkah selanjutnya
yaitu pengumpulan
data. Wawancara  digunakan  untuk
mengetahui  analisis  kebutuhan  guru  yang  ada  di  lapangan.  Wawancara dilakukan  kepada  satu  orang  guru  di  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  pada
tanggal  15  September  2016.  Hasil  wawancara  tersebut  dijadikan  sebagai pedoman  untuk  mengumpulkan  data  yang  akan  digunakan  sebagai  bahan
menyusun  perangkat  tes hasil  belajar  matematika.
3. Desain Produk
Peneliti  mengembangkan  desain  produk  tes  hasil  belajar  untuk materi  operasi  hitung  campuran  bilangan  bulat.  Langkah  awal  yang
dilakukan  pada  tahapan  ini  yaitu  dengan  membuat  kisi-kisi  sesuai  dengan Kompetensi  Dasar  yang  telah  ditentukan  untuk  mengembangkan  tes  hasil
belajar  yang  meliputi  indikator  yang  sesuai  dengan  ranah  kognitif taksonomi  Bloom  yang  telah  direvisi.  Langkah  yang  kedua  yaitu  membuat
butir  soal  sebanyak  60  yang  dibagi  dua  tipe  soal  yaitu  30  soal  set  A  dan  30 soal  set  B,  hal  ini  dilakukan  untuk  mempertahankan  indikator  soal  yang
telah  dibuat  dari  ranah  kognitif  mengingat,  memahami,  mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan  mencipta  tidak  ada  yang  gugur.
Pembuatan  soal  dalam  masing-masing  tipe  soal  juga  dibagi  dalam  3 kategori  tingkat  kesukaran  yaitu  25 mudah,  50 sedang,  25 sulit.
4. Validasi Desain
Validasi  desain  produk  tes  ini    dilakukan  oleh  guru  expert judgment
sebanyak  4  orang  guru  kelas  V  SD.  Validasi  desain  ini bertujuan  untuk  mendapatkan  saran  dan  masukan  dari  para  validator,  agar
soal  yang  dibuat  oleh  peneliti  dapat  berkualitas  baik.  Hasil  validasi  ini akan  dianalisis  untuk  memperbaiki  desain  produk  soal  matematika
tersebut.
5. Revisi desain
Revisi desain  dilakukan  untuk  mengetahui  kekurangan  dari
prototype  yang  telah  dibuat  oleh  peneliti.  Peneliti  menjadikan  saran  yang
diberikan  oleh  validator  sebagai  acuan  untuk  memperbaiki  produk  agar menjadi  lebih  baik.
6. Uji coba produk
Setelah  melakukan  revisi  produk,  kemudian  langkah  selanjutnya yang  dilakukan  oleh  peneliti  yaitu  uji  coba  produk  di  sekolah.  Produk  soal
dibagi  menjadi  2  tipe  soal  yaitu  soal  tipe  A  dan  soal  tipe  B  yang  masing- masing  tipe  soal  terdiri  dari  30  butir  soal,  karena  untuk  mempertahankan
indikator  soal  yang  telah  dibuat  dari  ranah  kognitif  mengingat,  memahami, mengaplikasikan,  menganalisis,  mengevaluasi,  dan  mencipta  tidak  ada
yang  gugur.  Uji  coba dilakukan  pada siswa  kelas  V SD.
7. Revisi produk
Langkah  terakhir  ini  merupakan  penyempurnaan  dari  produk  yang telah  diuji  cobakan.  Sebelum  melakukan  revisi  produk,  peneliti  melakukan
analisis  dari  segi  validitas,  reliabilitas,  tingkat  kesukaran,  daya  pembeda dan  analisis  pengecohnya.  Analisis  data  ini  bertujuan  untuk  mengetahui
kualitas  soal,  sehingga  peneliti  dapat  mengetahui  soal  mana  yang  sudah baik  dan  soal  mana  yang  butuh  direvisi  serta  soal  mana  yang  tidak  perlu
digunakan  berdasarkan  kriteria  tertentu  dari  peneliti.
D. Teknik Pengumpulan  Data
Pengumpulan  data  merupakan  salah  satu  hal  yang  penting  dalam sebuah  penelitian.  Menurut  Sugiyono  2011:  137  menggolongkan  teknik
pengumpulan  data  berdasarkan  sumbernya  menjadi  dua  yaitu  primer  dan sekunder.  Sumber  data  primer  merupakan  sumber  data  yang  secara  langsung
memberikan  data  kepada  pengumpul  data  tanpa  perantara,  sedangkan sumber  sekunder  merupakan  sumber  data  yang  secara  tidak  langsung
memberikan data
kepada pengumpul
melalui perantara.
Teknik pengumpulan  data  yang  dilakukan  oleh  peneliti  dalam  penelitian  ini  yaitu
wawancara,  tes, dan kuesioner.
1. Wawancara
Sugiyono  2012:  138  mengemukakan  bahwa  wawancara  dapat dilakukan  secara  terstruktur  maupun  tidak  terstruktur.  Wawancara
terstruktur  merupakan  wawancara  yang  sudah  menyiapkan  berbagai macam  pertanyaan  secara  berurutan  sebelum  melakukan  wawancara
dengan  narasumber,  sedangkan  wawancara  tidak  terstruktur  dapat dilakukan  secara  bebas  tanpa  harus  menyusun  sebuah  pertanyaan  atau
pedoman  wawancara.  Arifin  2009:  157  berpendapat  bahwa  wawancara adalah  salah  satu  bentuk  evaluasi  jenis  nontes  yang  dilakukan  melalui
percakapan  dan tanya  jawab secara langsung  maupun  tidak  langsung. Peneliti  melakukan  wawancara  dengan  guru  kelas  V  Sekolah  Dasar
dengan  menggunakan  kisi-kisi  wawancara  yang  dibuat  oleh  peneliti. Wawancara  dilakukan  untuk  mengetahui  analisis  kebutuhan.
2. Kuesioner
Sugiyono  2013:  142  mengemukakan  kuesioner  merupakan  teknik pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan  cara  memberikan  seperangkat
pertanyaan  atau  pernyataan  kepada  responden  untuk  dijawab  oleh responden.  Kuesioner  penelitian  ini  digunakan  sebagai  validitas  isi  yang
divalidasi  oleh  4  orang  praktisi.  Kuisioner  penelitian  berisi  17  butir pernyataan.
3. Tes
Masidjo  1995:  38-39  mengemukakan  bahwa  tes  adalah  suatu  alat pengukuran  yang  berupa  serangkaian  pertanyaan  yang  harus  dijawab
secara  sengaja  dalam  suatu  situasi  yang  distandardisasikan,  dan  yang dimaksudkan  untuk  mengukur  kemampuan  dan  hasil  belajar  individu  atau
kelompok. Tes  digunakan  sebagai  teknik  pengumpulan  data  dengan  uji  coba
lapangan  terbatas.  Tes  diberikan  kepada  siswa  kelas  V  PL  3  dan  kelas  V PL  4  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta.  Tes  berbentuk  pilihan  ganda  dengan
4  pilihan  jawaban    dan  soal  berjumlah  30  butir  soal  pada  masing-masing tipe  soal.
E. Instrumen  Penelitian
Sanjaya  2013:  246  mengemukakan  bahwa  instrumen  penelitian adalah  alat  yang  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  penelitian.  Sugiyono
2010:  148  berpendapat  bahwa  instrumen  penelitian  menjadi  alat  ukur  untuk mengukur  kejadian  atau  fenomena  alam  maupun  fenomena  sosial  yang
diamati.  Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  kualitatif  dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data  Kualitatif  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dari  wawancara analisis  kebutuhan  dengan  memberikan  pertanyaan-pertanyaan    yang
berhubungan  dengan  pengembangan  tes  hasil  belajar  matematika  untuk kelas  V SD. Berikut  ini  adalah  kisi-kisi  pedoman  wawancara.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
1. Menurut  bapakibu  guru  apa fungsi  dari  evaluasi  pembelajaran?
2. Berapa  kali  dalam  satu  semester  bapakibu  guru  melakukan
evaluasi  pembelajaran? 3.
Tes yang  baik  menurut  bapakibu  guru  itu  seperti  apa? 4.
Apakah  bapakibuguru  membuat  sendiri  soal  evaluasi    ulangan harian  untuk  mata  pelajaran  matematika?
5. Jika  iya,  langkah-langkah  apa  yang  bapakibuguru  lakukan
untuk  membuat  soal  ? Jika  tidak  membuat  sendiri,  lalu  siapa  yang  membuatkan  soal?
Apakah  bapak  ibu  mengetahui  langkah-langkahnya? 6.
Menurut  bapakibu  guru,  bagaimana  langkah-langkah  yang seharusnya  dilakukan  dalam  pembuatan  soal?
7. Bentuk  tes apa saja yang  pernah  bapakibu  guru  buat?
8. Apakah  ada  kesulitan  yang  ditemui  saat  bapakibu  guru
membuat  soal? 9.
Saat  kami  belajar  di  mata  kuliah  evaluasi  pembelajaran  ada tingkatan  taraf  kognitif  Taksonomi  bloom.  disinggung  sedikit
mengenai  taraf  kognitif  Taksonomi  Bloom
10. Apakah  tarafnya  bisa  ditingkatkan?  Jika  iya,  apakah  mungkin
sampai  taraf  mencipta? 11.
Dalam  pembuatan  soal  evaluasi  apakah  guru  memperhatikan karakteristik
butir soal?
sambil menjelaskan
tentang karakteristik  butir  soal
12. Apakah  bapakibu  melakukan  uji  validitas  dan  reliabilitas
untuk  setiap  soal  sebelum  diberikan  untuk  dikerjakan  siswa? 13.
Bagaimana cara
menguji validitas
dan reliabilitas
yang biasanya  bapakibu  guru  lakukan?
14. Bagaimana  karakteristik  butir  soal  yang  sering  bapakibu  guru
buat? -
Bagaimana  tingkat  kesukarannya?  Untuk  soal  yang diberikan
siswa, sebaiknya
bagaimana tingkat
kesukarannya? -
Apakah  pengecohnya  berfungsi  dengan  baik?  membuat pengecoh  itu  bagaimana?
15. Apakah  bapakibu  guru  membutuhkan  portotipe  bentuk  soal
pilihan  ganda  yang  memiliki  kualitas  baik  dijelaskan  tentang kualitas  yang  baikdan  disusun  dengan  langkah-langkah  yang
runtut?
16. Materi  matematika  apa  yang  dibutuhkan  oleh  guru  untuk  dibuat
prototype  soal?
2. Data Kuantitatif
Data  kuantitatif  dalam  penelitian  ini  berupa  kuisioner  validasi produk oleh  guru  serta instrumen  tes yang  diuji  cobakan kepada siswa.
a. Kuesioner  Validasi  Ahli
Kuesioner  validasi  ahli  berjumlah  17  butir  pernyataan.  Berikut ini  adalah  kisi-kisi  kuesioner  untuk  penilaian  dari  guru.
Tabel 3.2 Kisi-kisi  Kuesioner untuk Guru
Indikator Pertanyaan
Nomer Item
Kesesuaian Soal
dengan KD
Kesesuaian  setiap  butir  soal  dengan  SK dan KD.
1 Kesesuaian  setiap  butir  soal  dengan
indikator. 2
Kesesuaian  setiap  butir  soal  dengan materi.
3 Proses
Pembuatan Soal
Instruksi  soal  jelas  dan mudah  dipahami. 4
Soal  disajikan  secara  sistematis,  runtut dan  alur  logika  berpikir  sudah  sesuai
dengan urutan
sub materi
yang disampaikan.
5
Tingkat  kesukaran  soal  sesuai  dengan perkembangan  siswa.
6 Setiap  butir  soal  terdapat  satu  jawaban
7
yang  benar  atau yang  paling  benar. Penyusunan
alternatif jawaban
soal berdasarkan  urutan  besarnya  angka  dan
alphabet. 8
Setiap  opsi  pada  pilihan  jawaban  panjang dan
pendeknya jawaban  sama  atau
seragam. 9
Pengecoh  dalam  alternatif  jawaban  tidak terlalu  tampak.
10 Pilihan
jawaban tidak
memungkinkan siswa  menebak  langsung.
11 Waktu
yang ditetapkan
untuk mengerjakan  soal  sesuai  dengan  soal
pilihan  ganda. 12
Soal yang
dibuat relevan
dengan kehidupan  sehari-hari.
13 Penggunaan
Bahasa Kalimat
pokok dalam
butir soal
menghindari  penggunaan  bentuk  negatif. Kalimat
pokok dalam
butir soal
menghindari  penggunaan  bentuk  negatif. 14
Penyusunan kalimat
soal sudah
menggunakan susunan
kalimat yang
benar  dan  sesuai  dengan  kaidah  bahasa Indonesia  yang  baik  dan benar.
15
Kalimat  soal  menghindari  pengulangan kata.
16 Kalimat  soal mudah  dipahami.
17 b.
Instrumen  Tes Peneliti  akan  membuat  instrumen  ini  dengan  menyusun  sebuah
kisi-kisi  terlebih  dahulu.  Materi  tes  yang  akan  diujikan  yaitu tentang  operasi  hitung  campuran  bilangan  bulat  untuk  siswa  kelas
V Sekolah  Dasar. Berikut  ini  adalah  kisi-kisi  instrumen  tes.
Tabel 3.3 Kisi-kisi  Instrumen Tes
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Bentuk
Soal Nomor
Soal pada Soal A
dan  Soal B
Melakukan operasi
hitung 1.3Melakukan
operasi hitung
1.3.1Mengidentifika si
tanda operasi
hitung Pilihan
Ganda 1,2,3,4
bilangan bulat  dalam
pemecahan masalah
campuran bilangan
bulat yang
dikerjakan terlebih  dahulu
dalam menyelesaikan
soal
C1 1.3.2Memperkirakan
tanda  operasi  hitung yang  sesuai  pada
soal  C2 5,6,7,8
1.3.3 Menghitung operasi  hitung
campuran  C3 9,10,11,
12,13 1.3.4 Menuliskan
nilai  n dalam  soal operasi  hitung
campuran   C3 14,15,16
1.3.5  Memecahkan operasi  hitung
campuran  melalui soal  cerita  dalam
kehidupan  sehari hari  C4
17,18,19
1.3.6   Menganalisis suatu  masalah  yang
berkaitan  dengan operasi  hitung
campuran  melalui soal  cerita  C4
20,21, 22,23
1.3.7  Membuktikan beberapa  jawaban
dari  soal  cerita  yang berkaitan  dengan
kehidupan  sehari- hari  C5
24,25,26
1.3.8  Merumuskan konsep pemecahan
masalah  operasi hitung  campuran
dalam  soal  cerita C6
27,28, 29,30
F. Teknik Analisis Data
Setyosari  2013:  218  mengatakan  bahwa  penggunaan  teknik  analisis data  dalam  penelitian  hendaknya  disesuaikan  dengan  rancangan  penelitian,
disamping  dengan  pemilihan  berdasarkan  data  yang  dikumpulkan.  Dalam penelitian  ini  peneliti  menggunakan  teknik  analisis  data  dengan  menggunakan
dua jenis  yaitu  teknik  analisis  data kualitatif  dan analisis  data kuantitatif. 1.
Analisis  Data Kualitatif Data
kualitatif dalam
penelitian ini
bersumber dari
hasil wawancara  dengan  guru  kelas  V  Sekolah  Dasar.  Wawancara  ini  bertujuan
untuk  analisis  kebutuhan.  Data  kualitatif  dijabarkan  secara  deskriptif sesuai  dengan  hasil  wawancara  yang  telah  diperoleh.
2. Analisis  Data Kuantitatif
Data  kuantitatif  berupa  skor  penilaian  perangkat  tes  hasil  belajar dari  hasil  validitas  isi  melalui  expert  judgement,  validitas,  reliabilitas  dan
analisis  butir  soal  yang  meliputi  tingkat  kesukaran,  daya  pembeda,  dan pengecoh.  Peneliti  menggunakan  bantuan  dari  aplikasi  TAP  Test  Analysis
Program  version  14.7.4 untuk  menghitung  data  analisis  butir  soal.
Teknik  analisis  data  dilakukan  dengan  menggunakan  langkah-langkah sebagai  berikut:
a. Kuesioner
Data  kuantitatif  dari  penelitian  ini  didapatkan  dari  skor  dalam lembar  validasi  produk  oleh  para  ahli  expert  judgement  yaitu  empat
guru  kelas  V  di  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta.  Kuesioner  berisi  17 butir  pernyataan  dengan  rentang  skor 1-4.
Data  kuantitatif  yang  diperoleh  dari  validasi  ahli  tersebut  akan dianalisis  sebagai  hasil  dari  validitas  isi,  dengan  mengacu  pada  kriteria
penilaian  dengan  skala  likert.  Penggunaan  skala  likert  dalam penelitian  ini  menggunakan  model  empat  pilihan  skala  empat.
Hasil  validasi  praktisi  kemudian  dianalisis  dan  dikategorikan  ke dalam  tabel  berikut  ini  Widoyoko,  2015:  69.
Tabel 3.4 Kriteria Skor Hasil Produk Pengembangan
Interval  Tingkat  Pencapaian Kategori
3,25  M ≤ 4,00 Sangat  Baik
2,50  M ≤ 3,25 Baik
1,75 M ≤ 2,50
Kurang  Baik 0,00  M ≤ 1,75
Tidak  Baik Keterangan:  M = rerata  skor pada aspek yang  dinilai.
Konversi kategori
skor tersebut
menjadi acuan
untuk mengetahui  kualitas  produk  yang  telah  peneliti  buat  dan  sebagai
pengkategorian  skor  yang  diperoleh  dari  penilaian  para  praktisi  guru untuk  mengetahui  kelayakan  soal  tes  hasil  belajar  untuk  diujicobakan
atau  tidak. b.
Tes Data  kuantitatif  yang  berasal  dari  dari  hasil  ujicoba  produk
akan  peneliti  olah  ke  dalam  aplikasi  TAP  Test  Analysis  Program version  14.7.4
.  Selanjutnya  peneliti  akan  menganalisis  validitas  dan
reliabilitas  soal  serta  menganalisis  daya  pembeda,  tingkat  kesukaran, dan analisis  pengecoh.
1 Validitas
Analisis  validitas  butir  soal  pada  penelitin  bertujuan  untuk mengetahui  valid  atau tidaknya  setiap  butir  soal.
Menurut Surapranata
2009: 61
untuk menghitung
validitas  item  dengan  teknik  point  biserial  yaitu  sebagai berikut:
r
pbi
=
Keterangan  : r
pbi
: koefisien  korelasi  biserial Mp  : rerata  dari  subjek  yang  menjawab  benar  bagi  item  yang
dicari  validitasnya Mt : rerata  skor total
St  : standar  deviasi  dari  skor total  proporsi P  : proporsi  siswa  yang  menjawab  benar
P  : q    : proporsi  siswa  yang  menjawab  salah  q = 1
– p Menurut  Masidjo  1995: 209 interpretasi  validitas  dibagi
menjadi  5, yaitu:
Tabel 3.5
Kriteria  Validitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat  tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat  rendah
Peneliti  menentukan  validitas  dengan  membandingkan hasil  r
hitung
soal  dengan  r
tabel
menggunakan  signifikansi  5 untuk  N  jumlah  siswa  =  sebanyak  30  siswa  adalah  0,361.
Hasil perhitungan
tersebut digunakan
peneliti dalam
menghitung  uji  validitas  soal. 2
Reliabilitas Sudjana  2010:  16  mengemukakan  bahwa  reliabilitas
adalah  ketetapan  atau  keajegan  alat  tersebut  dalam  menilai  apa yang  dinilai.  Pada  penelitian  ini  uji  reliabilitas  yang  digunakan
peneliti  yaitu  metode  belah  dua  atau  Split-half  Method  dengan cara membelah  pada pembelahan  ganjil  genap.
Langkah  pertama  dengan  menggunakan  rumus  product moment
dengan  angka  kasar:
r
xy
=
Keterangan: r
xy
= koefisien  korelasi  antara  variabel  X  dan  variabel  Y,  dua
variabel  yang  dikorelasikan Langkah
kedua menggunakan
formula Spearman-Brown
sebagai  berikut:
r
11
=
Keterangan:
2r
½ ½ = Korelasi  antara  skor-skor setiap  belahan  tes r
11
= Korelasi reliabilitas  yang  sudah  disesuaikan Menurut  Masidjo  1995:  209  kriteria  reliabilitas  dibagi
menjadi  5 yaitu:
Tabel 3.6
Kriteria  Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat  tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat  rendah
Peneliti  menetapkan  item  yang  lolos  yaitu  item  yang mencapai  minimum  0,41 atau termasuk  dalam  kategori  cukup.
3 Daya Pembeda
Arikunto  2012:  226  mengemukakan  bahwa  angka  yang menunjukkan
besarnya daya
pembeda disebut
indeks diskriminasi  yang  disingkat  D.  Indeks  diskriminasi  daya
pembeda  berkisar  antara  0,00  sampai  1,00.  Rumus  mencari indeks  diskriminasi  adalah:
D =
Keterangan: J   = jumlah  peserta  tes
J
A
= banyaknya  peserta  kelompok  atas J
B
= banyaknya  peserta  kelompok  bawah B
A
=  banyaknya  peserta  kelompok  atas  yang  menjawab  soal dengan  benar
B
B
=  banyaknya  peserta  kelompok  bawah  yang  menjawab  soal dengan  benar
P
A
= proporsi peserta kelompok  atas yang  menjawab  benar P
B
= proporsi  peserta  kelompok  bawah  yang  menjawab  benar Klasifikasi  daya  pembeda yaitu  sebagai  berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi daya pembeda
Koefisien Korelasi Kategori
0,00 – 0,20
Jelek 0,21
– 0,40 Cukup
0,41 – 0,70
Baik 0,71
– 1,00 Baik  Sekali
Pada  penelitian  ini  peneliti  menggunakan  kriteria  daya pembeda  kategori  baik  dan  baik  sekali  dengan  koefisien
korelasi  0,41 –  0,70  atau  dengan  kategori  “baik”  dan
koefisien  korelasi  0,71 –  1,00  atau  dengan  kategori  “baik
sekali”. 4
Tingkat  Kesukaran Arikunto  2012:  223  bilangan  yang  menunjukkan  sukar
dan  mudahnya  sesuatu  soal  disebut  indeks  kesukaran  diffculty index
.  Besarnya  indeks  kesukaran  antara  0,00  sampai  dengan 1,0.  Indeks  kesukaran  menunjukkan  taraf  kesukaran  soal.  Soal
dengan  indeks  kesukaran  0,0  menunjukkan  bahwa  soal  terlalu sukar,  sebaliknya  indeks  1,0  menunjukkan  bahwa  soalnya
terlalu  mudah.  Indeks  kesukaran  diberi  simbol  P.  Rumus  indeks kesukaran  adalah:
P =
Keterangan: P = indeks  kesukaran
B = banyaknya  siswa  yang  menjawab  soal itu  dengan  benar JS = jumlah  seluruh  peserta tes
Indeks  kesukaran  diklasifikasikan  sebagai  berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah Tingkat  kesukaran  pada  tes  hasil  belajar  yang  dibuat
peneliti  ini  diharapkan  sesuai  kurva  normal,  yaitu  25 “mudah”,  50  “sedang”,  dan  25  “sukar”.  Pada  penelitian  ini
peneliti  menggunakan  kategori  tingkat  kesukaran  sukar  sampai dengan  mudah  dengan  rentang  nilai  0,00
– 1,00. 5
Analisis  Pengecoh Tes  pilihan  ganda  menyediakan  sejumlah  pilihan  jawaban.
Pilihan  jawaban  yang  disediakan  terdiri  dari  jawaban  benar  dan jawaban  salah.  Jawaban  benar  disebut  sebagai  kunci  jawaban
dan jawaban  salah  disebut  sebagai  pengecoh. Pengecoh  dikatakan  jelek  apabila  tidak  dipilih  sama  sekali
oleh peserta
tes, terlalu
menyolok dan
menyesatkan. Sebaliknya,  pengecoh  dikatakan  berfungsi  dengan  baik  apabila
pengecoh  tersebut  memiliki  daya  tarik  yang  besar  bagi pengikut-pengikut  tes  yang  kurang  memahami  konsep  atau
kurang  menguasai  bahan  Arikunto,  2012:  233-234.
Arikunto  2012:  234  mengemukakan  bahwa  distraktor  atau pengecoh  dikatakan  dapat  berfungsi  dengan  baik  apabila
pengecoh  dipilih  paling  sedikit  5  dari  peserta  tes.  Dalam menggunakan  analisis  pengecoh  digunakan  rumus  sebagai
berikut:
Keterangan  : IP  = Indeks  Pengecoh
P  = jumlah  peserta  tes yang  memilih  pengecoh N  = jumlah  seluruh  peserta tes
B   = jumlah  peserta  tes yang  menjawab  benar  pada setiap  soal n  = jumlah  alternatif  jawaban  opsi
1  = bilangan  tetap Arifin  2009:  279  mengemukakan  bahwa  butir  soal  dapat
dikatakan  baik  apabila  pengecohnya  dipilih  secara  merata  oleh peserta  tes,  sedangkan  butir  soal  dapat  dikatakan  kurang  baik
apabila  pengecohnya  dipilih  secara  tidak  merata  oleh  peserta tes.
66
BAB IV HASIL  PENELITIAN  DAN PEMBAHASAN
Bab  IV  dalam  penelitian  ini  ajkan  membahas  dua  pokok  bahasan  yang meliputi  hasil  penelitian  dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Hasil  penelitian  ini  akan  membahas  mengenai  proses  pengembangan  tes hasil  belajar  dan  kualitas  produk  pengembangan  tes  hasil  belajar  siswa  di
sekolah  dasar.  Dalam  penelitian  ini,  peneliti  hanya  menggunakan  tujuh langkah  penelitian  yang  sudah  dijelaskan  pada  bab  sebelumnya.  Adapun
prosedur  pengembangan  tes hasil  belajar  dalam  penelitian  yaitu  :
1. Langkah-Langkah  Penelitian  dan Pengembangan
a. Potensi dan Masalah
Potensi  dan  masalah  merupakan  dasar  dari  adanya penelitian  pengembangan.  Dari  potensi  dan  masalah  mencakup
analisis  kebutuhan  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  informasi kebutuhan  guru  mengenai  pengembangan  tes  hasil  belajar
khususnya mata
pelajaran matematika.
Peneliti melakukan
wawancara  kepada  salah  satu  guru  bidang  studi  matematika  di kelas  V  SD  Pangudi  Luhur  Yogyakarta  pada  Kamis,  15
September  2016.  Daftar  pertanyaan  wawancara  yang  diajukan peneliti  sebanyak  16  butir  pertanyaan  berupa  kuesioner  analisis
kebutuhan.