Setting Penelitian Teknik Analisis Data

9. Revisi produk Pada tahap ini merupakan final dari produk yang akan disebar luaskan. Pada tahap ini masih menguatamakan pada perbaikan dari kelemahan dan kekurangan yang masih terlihat setelah dilakukannya uji coba. Tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap penyempurnaan produk dan kelemahan serta kekurangan dari produk tidak terjadi kembali, sehingga produk siap dibuat secara masal. 10. Produk masal Produksi masal ada langkah terakhir dalam penelitian pengembangan. Langkah ini dapat dilakukan apabila memang produk yang sudah diuji cobakan telah dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi Sugiyono, 2012: 311. Pada langkah ini peneliti dapat menyebarluaskan produk dengan tujuan untuk mensosialisasikan kepada seluruh subjek. Subjek dalam penelitian yaitu kabupaten, kota dan provinsi bahkan nasional. Dalam memproduksi produk masal ini, peneliti membuat jurnal ilmiah dan dapat bekerja sama dengan penerbit apabila sosialisasi produk bersifat komersial.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini mencakup tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, dan objek penelitian.

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, yang beralamat di Jalan Panembahan Senopati 18 Yogyakarta 55512. Telp. 0274 385975.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan, mulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Februari 2017.

c. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V PL 3 dan kelas V PL 4 yang seluruhnya berjumlah 60 siswa pada semester I tahun ajaran 20162017 SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

d. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

C. Prosedur Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Peneliti memodifikasi langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan Borg Gall dalam Sugiyono, 2012: 298 menjadi tujuh langkah yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk, 7 revisi produk. Peneliti hanya melakukan tujuh langkah penelitian karena dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan masih hanya pada taraf kecil dengan melakukan uji coba lapangan terbatas, sehingga penelitian ini masih memerlukan taraf yang lebih lanjut untuk bisa sampai pada langkah ke sepuluh. Berikut ini merupakan bagan prosedur yang dilakukan oleh peneliti: Bagan 3. 2 Langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar Langkah 1 Langkah 1 Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Langkah 2 Wawancara Pengumpulan Data Hasil Wawancara Langkah 3 Desain Produk SK-KD Indikator Kisi-kisi Soal Soal Langkah 4 Validasi Desain Praktisi Guru Langkah 5 Revisi Desain Langkah 6 Ujicoba Produk Langkah 7 Revisi Produk

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilakukan karena adanya suatu potensi dan masalah. Potensi dan masalah tersebut ditemukan dari hasil wawancara dengan guru matematika yang juga sebagai wali kelas V SD. Peneliti melakukan wawancara di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, dimana SD tersebut merupakan SD tempat peneliti melakukan Program Pengalaman Lingkungan PPL. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan tes dalam materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Wawancara tersebut juga digunakan untuk memperoleh informasi apakah guru tersebut sudah membuat soal sendiri yang sudah berkualitas baik yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Wawancara tersebut juga bertujuan untuk menguji tingkat kemampuan siswa dalam ranah kognitif.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah yang ada, maka langkah selanjutnya yaitu pengumpulan data. Wawancara digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan guru yang ada di lapangan. Wawancara dilakukan kepada satu orang guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada tanggal 15 September 2016. Hasil wawancara tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai bahan menyusun perangkat tes hasil belajar matematika.

3. Desain Produk

Peneliti mengembangkan desain produk tes hasil belajar untuk materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Langkah awal yang dilakukan pada tahapan ini yaitu dengan membuat kisi-kisi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan untuk mengembangkan tes hasil belajar yang meliputi indikator yang sesuai dengan ranah kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi. Langkah yang kedua yaitu membuat butir soal sebanyak 60 yang dibagi dua tipe soal yaitu 30 soal set A dan 30 soal set B, hal ini dilakukan untuk mempertahankan indikator soal yang telah dibuat dari ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta tidak ada yang gugur. Pembuatan soal dalam masing-masing tipe soal juga dibagi dalam 3 kategori tingkat kesukaran yaitu 25 mudah, 50 sedang, 25 sulit.

4. Validasi Desain

Validasi desain produk tes ini dilakukan oleh guru expert judgment sebanyak 4 orang guru kelas V SD. Validasi desain ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan masukan dari para validator, agar soal yang dibuat oleh peneliti dapat berkualitas baik. Hasil validasi ini akan dianalisis untuk memperbaiki desain produk soal matematika tersebut.

5. Revisi desain

Revisi desain dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari prototype yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti menjadikan saran yang diberikan oleh validator sebagai acuan untuk memperbaiki produk agar menjadi lebih baik.

6. Uji coba produk

Setelah melakukan revisi produk, kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji coba produk di sekolah. Produk soal dibagi menjadi 2 tipe soal yaitu soal tipe A dan soal tipe B yang masing- masing tipe soal terdiri dari 30 butir soal, karena untuk mempertahankan indikator soal yang telah dibuat dari ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta tidak ada yang gugur. Uji coba dilakukan pada siswa kelas V SD.

7. Revisi produk

Langkah terakhir ini merupakan penyempurnaan dari produk yang telah diuji cobakan. Sebelum melakukan revisi produk, peneliti melakukan analisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan analisis pengecohnya. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal, sehingga peneliti dapat mengetahui soal mana yang sudah baik dan soal mana yang butuh direvisi serta soal mana yang tidak perlu digunakan berdasarkan kriteria tertentu dari peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono 2011: 137 menggolongkan teknik pengumpulan data berdasarkan sumbernya menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data tanpa perantara, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul melalui perantara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu wawancara, tes, dan kuesioner.

1. Wawancara

Sugiyono 2012: 138 mengemukakan bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sudah menyiapkan berbagai macam pertanyaan secara berurutan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber, sedangkan wawancara tidak terstruktur dapat dilakukan secara bebas tanpa harus menyusun sebuah pertanyaan atau pedoman wawancara. Arifin 2009: 157 berpendapat bahwa wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis nontes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan kisi-kisi wawancara yang dibuat oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk mengetahui analisis kebutuhan.

2. Kuesioner

Sugiyono 2013: 142 mengemukakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab oleh responden. Kuesioner penelitian ini digunakan sebagai validitas isi yang divalidasi oleh 4 orang praktisi. Kuisioner penelitian berisi 17 butir pernyataan.

3. Tes

Masidjo 1995: 38-39 mengemukakan bahwa tes adalah suatu alat pengukuran yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandardisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Tes digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan uji coba lapangan terbatas. Tes diberikan kepada siswa kelas V PL 3 dan kelas V PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dan soal berjumlah 30 butir soal pada masing-masing tipe soal.

E. Instrumen Penelitian

Sanjaya 2013: 246 mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono 2010: 148 berpendapat bahwa instrumen penelitian menjadi alat ukur untuk mengukur kejadian atau fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data Kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara analisis kebutuhan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengembangan tes hasil belajar matematika untuk kelas V SD. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara. Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara No Pertanyaan 1. Menurut bapakibu guru apa fungsi dari evaluasi pembelajaran? 2. Berapa kali dalam satu semester bapakibu guru melakukan evaluasi pembelajaran? 3. Tes yang baik menurut bapakibu guru itu seperti apa? 4. Apakah bapakibuguru membuat sendiri soal evaluasi ulangan harian untuk mata pelajaran matematika? 5. Jika iya, langkah-langkah apa yang bapakibuguru lakukan untuk membuat soal ? Jika tidak membuat sendiri, lalu siapa yang membuatkan soal? Apakah bapak ibu mengetahui langkah-langkahnya? 6. Menurut bapakibu guru, bagaimana langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam pembuatan soal? 7. Bentuk tes apa saja yang pernah bapakibu guru buat? 8. Apakah ada kesulitan yang ditemui saat bapakibu guru membuat soal? 9. Saat kami belajar di mata kuliah evaluasi pembelajaran ada tingkatan taraf kognitif Taksonomi bloom. disinggung sedikit mengenai taraf kognitif Taksonomi Bloom 10. Apakah tarafnya bisa ditingkatkan? Jika iya, apakah mungkin sampai taraf mencipta? 11. Dalam pembuatan soal evaluasi apakah guru memperhatikan karakteristik butir soal? sambil menjelaskan tentang karakteristik butir soal 12. Apakah bapakibu melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk setiap soal sebelum diberikan untuk dikerjakan siswa? 13. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas yang biasanya bapakibu guru lakukan? 14. Bagaimana karakteristik butir soal yang sering bapakibu guru buat? - Bagaimana tingkat kesukarannya? Untuk soal yang diberikan siswa, sebaiknya bagaimana tingkat kesukarannya? - Apakah pengecohnya berfungsi dengan baik? membuat pengecoh itu bagaimana? 15. Apakah bapakibu guru membutuhkan portotipe bentuk soal pilihan ganda yang memiliki kualitas baik dijelaskan tentang kualitas yang baikdan disusun dengan langkah-langkah yang runtut? 16. Materi matematika apa yang dibutuhkan oleh guru untuk dibuat prototype soal?

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa kuisioner validasi produk oleh guru serta instrumen tes yang diuji cobakan kepada siswa. a. Kuesioner Validasi Ahli Kuesioner validasi ahli berjumlah 17 butir pernyataan. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner untuk penilaian dari guru. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner untuk Guru Indikator Pertanyaan Nomer Item Kesesuaian Soal dengan KD Kesesuaian setiap butir soal dengan SK dan KD. 1 Kesesuaian setiap butir soal dengan indikator. 2 Kesesuaian setiap butir soal dengan materi. 3 Proses Pembuatan Soal Instruksi soal jelas dan mudah dipahami. 4 Soal disajikan secara sistematis, runtut dan alur logika berpikir sudah sesuai dengan urutan sub materi yang disampaikan. 5 Tingkat kesukaran soal sesuai dengan perkembangan siswa. 6 Setiap butir soal terdapat satu jawaban 7 yang benar atau yang paling benar. Penyusunan alternatif jawaban soal berdasarkan urutan besarnya angka dan alphabet. 8 Setiap opsi pada pilihan jawaban panjang dan pendeknya jawaban sama atau seragam. 9 Pengecoh dalam alternatif jawaban tidak terlalu tampak. 10 Pilihan jawaban tidak memungkinkan siswa menebak langsung. 11 Waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan soal sesuai dengan soal pilihan ganda. 12 Soal yang dibuat relevan dengan kehidupan sehari-hari. 13 Penggunaan Bahasa Kalimat pokok dalam butir soal menghindari penggunaan bentuk negatif. Kalimat pokok dalam butir soal menghindari penggunaan bentuk negatif. 14 Penyusunan kalimat soal sudah menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 15 Kalimat soal menghindari pengulangan kata. 16 Kalimat soal mudah dipahami. 17 b. Instrumen Tes Peneliti akan membuat instrumen ini dengan menyusun sebuah kisi-kisi terlebih dahulu. Materi tes yang akan diujikan yaitu tentang operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tes. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Bentuk Soal Nomor Soal pada Soal A dan Soal B Melakukan operasi hitung 1.3Melakukan operasi hitung 1.3.1Mengidentifika si tanda operasi hitung Pilihan Ganda 1,2,3,4 bilangan bulat dalam pemecahan masalah campuran bilangan bulat yang dikerjakan terlebih dahulu dalam menyelesaikan soal C1 1.3.2Memperkirakan tanda operasi hitung yang sesuai pada soal C2 5,6,7,8 1.3.3 Menghitung operasi hitung campuran C3 9,10,11, 12,13 1.3.4 Menuliskan nilai n dalam soal operasi hitung campuran C3 14,15,16 1.3.5 Memecahkan operasi hitung campuran melalui soal cerita dalam kehidupan sehari hari C4 17,18,19 1.3.6 Menganalisis suatu masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran melalui soal cerita C4 20,21, 22,23 1.3.7 Membuktikan beberapa jawaban dari soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari C5 24,25,26 1.3.8 Merumuskan konsep pemecahan masalah operasi hitung campuran dalam soal cerita C6 27,28, 29,30

F. Teknik Analisis Data

Setyosari 2013: 218 mengatakan bahwa penggunaan teknik analisis data dalam penelitian hendaknya disesuaikan dengan rancangan penelitian, disamping dengan pemilihan berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan dua jenis yaitu teknik analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. 1. Analisis Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dengan guru kelas V Sekolah Dasar. Wawancara ini bertujuan untuk analisis kebutuhan. Data kualitatif dijabarkan secara deskriptif sesuai dengan hasil wawancara yang telah diperoleh. 2. Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa skor penilaian perangkat tes hasil belajar dari hasil validitas isi melalui expert judgement, validitas, reliabilitas dan analisis butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh. Peneliti menggunakan bantuan dari aplikasi TAP Test Analysis Program version 14.7.4 untuk menghitung data analisis butir soal. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kuesioner Data kuantitatif dari penelitian ini didapatkan dari skor dalam lembar validasi produk oleh para ahli expert judgement yaitu empat guru kelas V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kuesioner berisi 17 butir pernyataan dengan rentang skor 1-4. Data kuantitatif yang diperoleh dari validasi ahli tersebut akan dianalisis sebagai hasil dari validitas isi, dengan mengacu pada kriteria penilaian dengan skala likert. Penggunaan skala likert dalam penelitian ini menggunakan model empat pilihan skala empat. Hasil validasi praktisi kemudian dianalisis dan dikategorikan ke dalam tabel berikut ini Widoyoko, 2015: 69. Tabel 3.4 Kriteria Skor Hasil Produk Pengembangan Interval Tingkat Pencapaian Kategori 3,25 M ≤ 4,00 Sangat Baik 2,50 M ≤ 3,25 Baik 1,75 M ≤ 2,50 Kurang Baik 0,00 M ≤ 1,75 Tidak Baik Keterangan: M = rerata skor pada aspek yang dinilai. Konversi kategori skor tersebut menjadi acuan untuk mengetahui kualitas produk yang telah peneliti buat dan sebagai pengkategorian skor yang diperoleh dari penilaian para praktisi guru untuk mengetahui kelayakan soal tes hasil belajar untuk diujicobakan atau tidak. b. Tes Data kuantitatif yang berasal dari dari hasil ujicoba produk akan peneliti olah ke dalam aplikasi TAP Test Analysis Program version 14.7.4 . Selanjutnya peneliti akan menganalisis validitas dan reliabilitas soal serta menganalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh. 1 Validitas Analisis validitas butir soal pada penelitin bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir soal. Menurut Surapranata 2009: 61 untuk menghitung validitas item dengan teknik point biserial yaitu sebagai berikut: r pbi = Keterangan : r pbi : koefisien korelasi biserial Mp : rerata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total St : standar deviasi dari skor total proporsi P : proporsi siswa yang menjawab benar P : q : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p Menurut Masidjo 1995: 209 interpretasi validitas dibagi menjadi 5, yaitu: Tabel 3.5 Kriteria Validitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Peneliti menentukan validitas dengan membandingkan hasil r hitung soal dengan r tabel menggunakan signifikansi 5 untuk N jumlah siswa = sebanyak 30 siswa adalah 0,361. Hasil perhitungan tersebut digunakan peneliti dalam menghitung uji validitas soal. 2 Reliabilitas Sudjana 2010: 16 mengemukakan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Pada penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan peneliti yaitu metode belah dua atau Split-half Method dengan cara membelah pada pembelahan ganjil genap. Langkah pertama dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar: r xy = Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut: r 11 = Keterangan: 2r ½ ½ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r 11 = Korelasi reliabilitas yang sudah disesuaikan Menurut Masidjo 1995: 209 kriteria reliabilitas dibagi menjadi 5 yaitu: Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Peneliti menetapkan item yang lolos yaitu item yang mencapai minimum 0,41 atau termasuk dalam kategori cukup. 3 Daya Pembeda Arikunto 2012: 226 mengemukakan bahwa angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang disingkat D. Indeks diskriminasi daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus mencari indeks diskriminasi adalah: D = Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda yaitu sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi daya pembeda Koefisien Korelasi Kategori 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Pada penelitian ini peneliti menggunakan kriteria daya pembeda kategori baik dan baik sekali dengan koefisien korelasi 0,41 – 0,70 atau dengan kategori “baik” dan koefisien korelasi 0,71 – 1,00 atau dengan kategori “baik sekali”. 4 Tingkat Kesukaran Arikunto 2012: 223 bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran diffculty index . Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P. Rumus indeks kesukaran adalah: P = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Tingkat kesukaran pada tes hasil belajar yang dibuat peneliti ini diharapkan sesuai kurva normal, yaitu 25 “mudah”, 50 “sedang”, dan 25 “sukar”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kategori tingkat kesukaran sukar sampai dengan mudah dengan rentang nilai 0,00 – 1,00. 5 Analisis Pengecoh Tes pilihan ganda menyediakan sejumlah pilihan jawaban. Pilihan jawaban yang disediakan terdiri dari jawaban benar dan jawaban salah. Jawaban benar disebut sebagai kunci jawaban dan jawaban salah disebut sebagai pengecoh. Pengecoh dikatakan jelek apabila tidak dipilih sama sekali oleh peserta tes, terlalu menyolok dan menyesatkan. Sebaliknya, pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut memiliki daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan Arikunto, 2012: 233-234. Arikunto 2012: 234 mengemukakan bahwa distraktor atau pengecoh dikatakan dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh dipilih paling sedikit 5 dari peserta tes. Dalam menggunakan analisis pengecoh digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : IP = Indeks Pengecoh P = jumlah peserta tes yang memilih pengecoh N = jumlah seluruh peserta tes B = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada setiap soal n = jumlah alternatif jawaban opsi 1 = bilangan tetap Arifin 2009: 279 mengemukakan bahwa butir soal dapat dikatakan baik apabila pengecohnya dipilih secara merata oleh peserta tes, sedangkan butir soal dapat dikatakan kurang baik apabila pengecohnya dipilih secara tidak merata oleh peserta tes. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV dalam penelitian ini ajkan membahas dua pokok bahasan yang meliputi hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan membahas mengenai proses pengembangan tes hasil belajar dan kualitas produk pengembangan tes hasil belajar siswa di sekolah dasar. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tujuh langkah penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun prosedur pengembangan tes hasil belajar dalam penelitian yaitu :

1. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

a. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah merupakan dasar dari adanya penelitian pengembangan. Dari potensi dan masalah mencakup analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengetahui informasi kebutuhan guru mengenai pengembangan tes hasil belajar khususnya mata pelajaran matematika. Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu guru bidang studi matematika di kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada Kamis, 15 September 2016. Daftar pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti sebanyak 16 butir pertanyaan berupa kuesioner analisis kebutuhan.