berorientasi pada karyawan meliputi kadar keikatan pribadi terhadap pencapaian tujuan,pembinaan harga diri karyawan, tanggung jawab yang didasarkan atas
kepercayaan, pembinaan kondisi kerja, upaya pemenuhan hubungan antarpribadi. Tidak hanya itu, tugas dan fungsi manajerial juga memiliki keterkaitan
dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Adapun tugas manajerial yang terkait dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas
adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan. Dalam hal perencanaan, seorang manajer memilikirkan tujuan dan kegiatan sebelum melaksanakannya,
seperti ; melibatkan karyawan dalam perencanaan ataupun penentuan. Selain itu, tugas manajerial lainnya adalah pengarahan. Pengarahan merupakan salah satu
bagian dari tugas memimpin. Dalam hal pengarahan, pemimpin tidak hanya mengarahkan bawahannya dalam bekerja, tetapi juga mengarahkan bawahannya
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Sedangkan dalam hal pengawasan, para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerah dalam arah
tujuan.
4. Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan pada dua gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh atasan, Blake dan Mouton dalam Stoner, 1986:28 mengidentifikasi perilaku manajemen
atas dasar berbagai cara yang membuat gaya berorientasi pada tugas dan gaya berorientasi pada karyawan. Gaya kepemimpinan ini dinyatakan dalam kombinasi
skala 1 sampai skala 9 dari dua variabel tersebut. Adapun gaya kepemimpinan skala1 sampai skala 9 adalah sebagai berikut :
Gambar II.1 Manajerial Grid
a. Manajemen gaya 1,1 ; manajemen bebas-lepas laissez-faire
1 Perhatian atasan terhadap karyawan orang sangat rendah.
2 Perhatian atasan terhadap tugas produksi sangat rendah.
3 Atasan melepaskan peran pemimpinnya.
4 Partisipasi atasan dalam setiap proses kerja sangat minim.
b. Manajemen gaya 1,9 ; manajemen kekeluargaan
1 Perhatian atasan terhadap karyawan orang sangat tinggi
2 Perhatian atasan terhadap tugas produksi sangat rendah
3 Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kebutuhan orang demi
terbinanya hubungan yang memuaskan menghasilkan terciptanya suasana menyenangkan dan ramah-tamah serta tempo kerja dalam
organisasi. c.
Manajemen gaya 5,5 ; manajemen jalan tengah 1
Perhatian atasan terhadap karyawan orang dan perhatian atasan terhadap tugas produksi seimbang.
2 Performa organisasi yang memadai dapat dicapai melalui
keseimbangan antara keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan terbinanya moral personil pada tingkat yang memuaskan.
d. Manajemen gaya 9,1 ; manajemen otoriter
1 Perhatian atasan terhadap karyawan orang sangat rendah.
2 Perhatian atasan terhadap tugas produksi sangat tinggi
3 Efektifitas dalam operasi tercapai dengan terciptanya suasana kerja
sedemikian rupa sehingga campur tangan umur manusia dibatasi sampai seminimum-minimumnya.
e. Manajemen gaya 9,9 ; manajemen demokratis
1 Perhatian atasan terhadap karyawan orang sangat tinggi
2 Perhatian atasan terhadap tugas produksi sangat tinggi
3 Penyelesaian pekerjaan dilakukan oleh orang-orang andalan
4 Saling ketergantungan melalui “taruhan bersama” dalam tujuan
organisasi,
5 Atasan menanamkan rasa saling percaya, mempercayai dan hormat-
menghormati. Dari kombinasi skala 1 sampai skala 9 dari dua variabel tersebut, skala
yang paling ideal adalah skala 9,9 yaitu manajemen gaya demokratis. Adapun terdapat skala 3,3 dan 7,7 dalam merupakan manajemen gaya yang semakin
mendukung gaya kepemimpinan demokratis. Gaya Kepemimpinan Manajer yang demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang paling ideal karena atasan tidak
hanya berorientasi tinggi pada tugas namun juga pada karyawan.
5. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan
Banyak hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Pengaruh gaya kepemimpinan tersebut dapat dirasakan oleh karyawan baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Menurut Tannenbaum dan Schidt dalam Koontz, O’Donnell dan Weichrich unsur yang paling penting yang dapat
mempengaruhi gaya manajer adalah : a.
Faktor-faktor kepribadian manajer. Faktor ini meliputi sistem nilainya, rasa yakin terhadap bawahan, kecenderungan terhadap gaya
kepemimpinan dan perasaan aman dalam situasi yang tidak menentu. b.
Faktor-faktor dalam diri bawahan yang mempengaruhi perilaku manajer.
c. Faktor-faktor situasi. Faktor ini meliputi nilai tradisi organisasi,
seberapa efektif bawahan bekerja sebagai suatu unit, hakekat masalah,
apakah wewenang untuk menangani masalah itu dapat didelegasikan dengan aman atau tidak, dan adanya desakan waktu.
B. Kompensasi
1. Definisi Kompensasi
Adanya kompensasi bagi karyawan merupakan salah satu motivasi untuk mempengaruhi karyawan meningkatkan prestasi kerjanya. Hal ini dilakukan
perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terwujud dan tercapai. Kompensasi yang diberikan perusahaan banyak ragamnya, baik secara finansial atupun non
finansial. Menurut Werther dan Davis 1982, compensation is what employee receive in exchange of their work. Whether hourly wages or periodic salaries, the
personel department usually designs and administers employee compensation. Menurut Ivancevich 2013:298, kompensasi adalah fungsi Human
Resource Management yang berhubungan dengan setiap jenis reward yang diterima individu sebagai balasan atas pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Pegawai memberikan tenaganya untuk mendapatkan reward finansial maupun nonfinansial. Sementara Yorder dalam Nasution, 1994:160 mengemukakan
dengan istilah “kompensasi balas jasa”, yaitu kontraprestasi yang diberikan seseorang atau sekelompok orang atas prestasi kerjanya atau jasa yang telah
dikorbankan. Dengan demikian dapat disimpulkan kompensasi adalah kontraprestasi
yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas tugas dan jasa yang telah dikorbankan.
2. Jenis-Jenis Kompensasi
Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan biasanya berupa bonus, upah, gaji, komisi, pemberian insentif dan sebagainya. Menurut Rivai 2004 : 358
kompensasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Kompensasi Finansial
Kompensasi Finansial terdiri atas dua yaitu : 1 Kompensasi langsung yang terdiri pembayaran pokok gaji, upah,
pembayaran prestasi, pembayaran insentif, komisi, bonus, bagian keuntungan, opsi saham, sedangkan pembayaran tertangguh meliputi tabungan hari tua, saham
komulatif 2 Kompensasi tidak langsung tunjangan terdiri atas proteksi yang
meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun. Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil, sedangkan berdasarkan fasilitas
meliputi rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
b. Kompensasi Nonfinansial
Kompensasi finansial berbeda dengan kompensasi nonfinansial. Kompensasi nonfinansial terdiri atas karena karir yang meliputi aman pada
jabatan, peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan lingkungan kerja meliputi dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas,
menyenangkan dan kondusif.