Kajian Teori TINJAUAN LITERATUR

10

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pada bagian tinjauan literatur ini ada sembilan hal yang akan dibahas. Sembilan hal tersebut adalah kajian teori, hakikat ilmu pengetahuan alam, teori konstruktivisme, metode inkuiri, penelitian tindakan kelas, penelitian yang relevan, desain penelitian yang relevan, kerangka berpikir serta hipotesis tindakan.

2.1. Kajian Teori

Pada bagian kajian teori ada tiga hal yang akan dibahas. Ketiga hal tersebut adalah keaktifan belajar, belajar, dan prestasi belajar.

2.1.1 Keaktifan Belajar

Pada bagian keaktifan belajar ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal tersebut adalah pengertian keaktifan dan indikator keaktifan.

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan

Aktif menurut kamus besar bahasa Indonesia 2008: 31 berarti giat bekerja, berusaha. Keaktifan berarti kegiatan; kesibukan. Menurut Yamin 2007: 76 aktif dalam diri seseorang berarti adanya keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono 2006: 45 mengatakan bahwa: “keaktifan dalam proses pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Dari kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, serta berlatih keterampilan-keterampilan. Sedangkan contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, 11 membandingkan suatu konsep dengan yang lain serta menyimpulkan hasil percobaan. ” Jadi, keaktifan merupakan kemampuan yang dilakukan siswa untuk terlibat secara fisik maupun mental yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Bentuk keaktifan secara fisik ditandai dengan partisipasi siswa dalammembaca, mendengar, menulis, serta berlatih keterampilan- keterampilan. Bentuk keaktifan secara psikis berupa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, membandingkan konsep serta kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan.

2.1.1.2 Indikator Keaktifan

Keaktifan siswa dalam proses belajar memiliki bentuk yang beraneka ragam. Menurut Hakiim 2009: 52 bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar meliputi keaktifan dalam penginderaan, mengolah ide-ide, dan menyatakan ide. Keaktifan yang pertama yaitu keaktifan dalam penginderaan yaitu melihat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba. Kegiatan penginderaan melibatkan aspek jasmani atau fisik dalam diri siswa. Menurut Hakiim 2009: 52 kegiatan penginderaan dapat memberikan kesan sebagai dasar terjadinya perubahan bentuk tingkah laku pada diri seseorang dalam proses belajar siswa. Kegiatan penginderaan tersebut meliputi mendengar, melihat, merasa, meraba dan mencium. Keaktifan dalam mendengar dan melihat siswa dapat menangkap kesan tentang objek yang berasal dari luar. Siswa dapat memahami perbedaan beberapa benda melalui rabaan, bau yang dapat tercium, atau rasa yang dapat dikecapnya yang dapat membedakan benda dari benda lainnya. 12 Proses belajar dapat berjalan dengan tingkat keberhasilan lebih baik bila melibatkan penginderaan yang lebih kompleks, yaitu menggunakan indera melihat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba. Keaktifan siswa yang kedua yaitu keaktifan siswa dalam mengolah ide. Siswa melakukan proses berpikir atau proses kognisi menurut Hakiim 2009: 52 ketika siswa melakukan proses pengolahan ide. Proses pengolahan ide diperoleh dari respon atau tanggapan siswa yang diberikan baik dari keterangan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis, atau melalui proses penginderaan. Tanggapan atau respon dari siswa ketika siswa menerima keterangan atau informasi baik lisan atau tertulis akan membentuk pengetahuan, pemahaman, kemampuan menerapkan prinsip atau konsep, kemampuan menganalisis, menarik kesimpulan dan menilai pada diri siswa. Keaktifan yang ketiga yaitu keaktifan siswa dalam mengemukakan gagasan atau ide. Kegiatan menyatakan ide menurut Hakiim 2009: 52 dapat terwujud melalui kegiatan diskusi, melakukan eksperimen atau percobaan, atau melalui proses penemuan. Kegiatan dalam diskusi, melakukan percobaan dapat mendorong siswa untuk melakukan proses berpikir atau proses kognisi. Berbeda dengan pendapat Hakiim, menurut Sudjana 2009: 61keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam beberapa kegiatan. Kegiatan yang menunjukkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu 1 Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar. 2 Siswa terlibat dalam 13 pemecahan masalah dalam kegiatan belajar. 3 Siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 4 Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya. 5 Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6 Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dalam kegiatan belajarnya. 7 Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Indikator keaktifan menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 45 meliputi beberapa hal. Indikator keaktifan tersebut yaitu 1 Siswa mencatat tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran. 2 Siswa berdiskusi dalam kelompok selama proses pembelajaran. 3 Siswa terlibat dalam proses tanya jawab. 4 Siswa terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Dari ketiga ahli tersebut, pemetaan indikator keaktifan dapat dilihat pada gambar II.1 halaman 14. 14 Gambar II. 1 Indikator Keaktifan Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menurut Sudjana 2009: 61 yaitu: 1. Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar 2. Siswa terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan belajar. 3. Siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 4. Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya. 5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6. Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dalam kegiatan belajarnya. 7. Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar menurut Hakiim 2009: 52 meliputi: 1. keaktifan dalam penginderaan 2. mengolah ide-ide 3. menyatakan ide Indikator keaktifan menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 45 yaitu 1. Siswa mencatat tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran 2. Siswa berdiskusi dalam kelompok selama proses pembelajaran 3. Siswa terlibat dalam proses tanya jawab 4. Siswa terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Bertanya kepada siswa lain bila tidak memahami persoalan Bertanya kepada guru bila tidak memahami persoalan Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru Mengemuka kan gagasan secara spontan Mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan Turut serta dalam mengerjakan tugas Bertanya kepada guru dan atau teman tentang materi pembelajaran IPA saat proses pembelajaran Mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA 15 Dari gambar II.1 menjelaskan bahwa indikator keaktifan dalam proses pembelajaran meliputi tiga indikator. Ketiga indikator tersebut yaitu 1 bertanya kepada guru dan atau teman tentang materi pembelajaran ketika pembelajaran, 2 mengemukakan pendapat ketika berdiskusi dalam kelompok serta 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran.

2.1.2 Belajar

Pada bagian belajar ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal yang akan dibahas adalah pengertian belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

2.1.2.1 Pengertian Belajar

Belajar menurut Winkel 2004: 59 merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pemahaman- pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan menurut Fudyartanto 2002: 151 mengartikan belajar sebagai usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan; sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya. Menurut Witherington dalam Sukmadinata 2009: 155 ber pendapat bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan ”. Berbeda dengan pendapat Witherington, Hilgard dalam Sukmadinata 2009: 156 mengatakan bahwa belajar 16 merupakan suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu situasi. Menurut Slameto 2010: 2 belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Suparno 1997: 61 belajar sebagai proses menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pemahamannya dapat dikembangkan. Menurut Gagne dalam Dahar 2011: 2 mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan organisme sebagai akibat pengalaman. Dari beberapa ahli tersebut, peneliti merumuskan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang karena interaksi dengan lingkungannya atau pengalaman.

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi belajar

Keberhasilan dan usaha belajar pada diri seseorang menurut Slameto 2010: 54 dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang tersebut yaitu: a. Faktor intern Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu yang mempengaruhi belajar seseorang. Menurut Slameto 2010: 54 ada tiga yang termasuk faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang yaitu faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan. 17 1 Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, seseorang akan kurang bersemangat, cepat lelah, pusing, kurang darah, atau ada gangguan kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Jadi, faktor kesehatan mempengaruhi dalam proses belajar seseorang. Sedangkan cacat tubuh berkebutuhan khusus merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna seperti buta, tuna rungu, patah tangan, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Siswa yang tubuhnya cacat akan mempengaruhi proses belajarnya. Jadi, cacat tubuh dapat berpengaruh terhadap proses belajar seseorang. 2 Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar seseorang, diantaranya adalah intelegensi, minat, kematangan, dan kesiapan. Intelegensi merupakan kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif serta mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar seseorang yang kedua adalah minat. Minat menurut Hilgard dalam Slameto 2010: 57 mengatakan bahwa “ Interest is 18 persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Jadi minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan faktor yang mempengaruhi belajar selain intelegensi, minat yaitu kematangan. Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Jadi, kesiapan alat tubuh untuk melaksanakan kecakapan dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar. Faktor psikologi lain yang mempengaruhi belajar seseorang adalah kesiapan. Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau reaksi.Jadi faktor psiklogis yang mempengaruhi seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh intelegensi, minat, kematangan, dan kesiapan. 3 Faktor kelelahan Kelelahan pada diri seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan lemahnya tubuh yang terjadi karena kurang lancarnya peredaran darah di dalam. Sedangkan kelelahan rohani ditandai dengan kebosanan yang disebabkan karena terus- menerus memikirkan masalah yang berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama tanpa variasi serta mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Kelelahan rohani akan mengakibatkan hilangnya minat dan dorongan untuk 19 menghasilkan sesuatu. Jadi, kelelahan baik jasmani maupun rohani dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar. b. Faktor ekstern Faktor ekstern yang mempengaruhi seseorang dalam belajar meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga,faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh dalam terhadap perkembangan belajar anak Sukmadinata, 2009: 163. Faktor yang mempengaruhi belajar seseorang dari lingkungan fisik diantaranya adalah ruangan tempat belajar serta suasana lingkungan rumah baik suasana yang tenang maupun suasana gaduh. Selain itu hubungan dalam keluarga juga mempengaruhi siswa dalam belajar. Dari lingkungan sekolah, sekolah yang memiliki pengelolaan yang baik dari kegiatan belajar, sarana dan prasarana serta suasana akademis yang mendukung akan mempengaruhi siswa dalam menumbuhkan dorongan belajar bagi siswa. Sedangkan dari lingkungan masyarakat, warga yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, adanya sarana lembaga pendidikan akan memberikan pengaruh kepada siswa dalam pembelajaran.

2.1.3 Prestasi Belajar

Menurut Umiarso Gojali, Imam 2010: 226, mengungkapkan bahwa “prestasi merupakan hasil penilaian pendidikan atas perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar.” Prestasi menunjukkan hasil dari pelaksanaan kegiatan yang diikuti siswa di sekolah. Prestasi juga 20 menunjukkan suatu pertanda dari perkembangan dan kemajuan siswa atas penguasaannya terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 11010 berarti hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Menurut Umiarso Umar 2010: 227 prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Djamarah dalam Umiarso 2010 menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh yang berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kegiatan belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dari hasil belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Jadi, prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan suatu pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai.

2.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam