33
Wahid Hasyim III Malang, dengan kenaikan skor skor dari siklus I ke siklus II sebesar 8,93. Selain itu penerapan metode inkuiri juga dapat
mengurangi dominasi guru dalam proses pembelajaran, dimana guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas.
Sedangkan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan jawaban selama proses pembelajaran juga mengalami perubahan dari siklus I ke
siklus II. Untuk kategori pertanyaan nomor 5, pada siklus I 0 menjadi 14,3 pada siklus II sedangkan untuk kategori pertanyaan nomr 6 pada
siklus I 2,4 menjadi 14,3
2.7. DesainPenelitian yang Relevan
Gambar II.2 menggambarkan tentang desain penelitian yang relevan.
Gambar II.2 Desain Penelitian yang Relevan
Widyaningsih 2010 Efektivitas Pembelajaran IPA
pada Materi Pokok Proses Pembentukan Tanah karena
Pelapukan pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kitelan I
melaluiMetode Inkuiri Terbimbing dalam Hal
Pencapaian Hasil Belajar Purbatin 2010 Efektifitas
Pembelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat
Cahaya Melalui Metode Inquiry Terbimbing Pada
Siswa Kelas Kelas V SD Kanisius Kalasan Dalam
Hal Pencapaian Hasil Belajar.
Zubaidah 2008 Penerapan Metode
Inkuiri dan Reciprokal Teaching untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa Kelas V MI Wahid Hasyim III Malang
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa
Kelas V SD Negeri Plaosan 1 Melalui Metode Inkuiri
Terbimbing
34
2.8. Kerangka Berpikir
Masalah mengenai rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA disebabkan karena siswa kurang terlibat secara
langsung dalam proses pembelajaran. Masalah tentang rendahnya keaktifan dan prestasi belajar IPA ditingkatkan melaluimetode inkuiri
terbimbing. Metode inkuiri terbimbing dipilih karena metode inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar karena siswa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri pengetahuan tentang materi IPA dengan bimbingan dari guru. Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan
sendiri pengetahuan tentang materi IPA mendorong siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.Metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran karena melalui metode inkuiri terbimbing memiliki
beberapa tahap yang dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif selama proses pembelajaran. Tahap-tahap tersebut yaitu orientasi,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan.
Tahap-tahap dalam metode inkuiri terbimbing yaitu tahap merumuskan masalah, siswa akan didorong untuk bertanya mengenai
fenomena yang ditunjukkan oleh guru. Pada tahap mengajukan hipotesis siswa akan didorong untuk mengemukakan jawab sementara dari
pertanyaan yang telah diajukan. Serta dalam tahap mengumpulkan data,
35
siswa terlibat dalam mengerjakan tugas dan mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran.
Jadi dengan metode inkuiri terbimbing, dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat serta
mengerjakan tugas selama proses pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kualitas proses belajar siswa. Kualitas proses belajar siswa
yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek belajar serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan dalam proses belajar akan memberikan pengalaman dan pemahaman yang akan tertanam kokoh dalam ingatan siswa
2.9. Hipotesis Tindakan