130
khas karena aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan perbandingan bentuk aktivitas belajar menurut John Dewey dan Paul D. Dierich, maka bentuk aktivitas belajar yang tampak dalam penelitian
ini merupakan bentuk aktivitas belajar siswa yang benar-benar khas. Aktivitas siswa menurut John Dewey dan Paul D. Dierich memang tampak dalam hasil
penelitian ini, namun yang khas aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini semuanya disesuaikan dengan nilai kemanusiaan yang dialami siswa sesuai
dengan karakteristik dari teori Paradigma Pedagogi Reflektif.
B. Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pelajaran
Dari hasil penelitian terdapat berbagai macam aktivitas belajar yang dilakukan oleh subjek dalam pembelajaran. Mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan
kelima, terlihat banyak aktivitas belajar yang dilakukan oleh subjek di setiap pertemuannya. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh subjek dalam
pembelajaran, menunjukkan bahwa pembelajaran dalam penelitian ini berpusat pada siswa.
Dalam penelitian ini, guru tidak menjejali subjek dengan teori. Tetapi guru membebaskan subjek untuk dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. Subjek
memahami materi pelajaran dengan cara berdiskusi kelompok. Subjek diberi permasalahan Lembar Diskusi Kelompok, kemudian subjek diberi kebebasan untuk
memdiskusikannya di dalam kelompok. Bila ada subjek yang mengalami kesulitan,
131
maka terlebih dahulu ia akan mendiskusikannya di dalam kelompok. Apabila subjek masih mengalami kesulitan, maka guru membantu dengan memberikan pertanyaan
pancingan atau dengan berdiskusi dengan subjek. Sehingga guru tidak mendekte subjek, tetapi guru membimbing subjek untuk berfikir menyelesaikan kesulitannya.
Guru memberikan kesempatan kepada subjek untuk terlibat aktif di dalam pembelajaran.
Subjek diberi
kesempatan untuk
mengutarakan pendapat,
mesharingkan pengalaman, dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Sehingga subjek tidak hanya mendapat info dari guru, tetapi subjek juga belajar dari sesama
subjek. Hal ini sesuai dengan teori menurut Oemar Hamalik. Menurutnya,
penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri,
memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan
berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menajdi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
menyenangkan bagi siswa. Sehingga terciptalah situasi belajar aktif. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan belajar sedangkan guru lebih banyak membimbing dan
mengarahkan.