Aktivitas Belajar Siswa LANDASAN TEORI
2. Dinamika Pembelajaran yang Berpola PPR
Dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Masing-masing unsur tersebut diuraikan
di bawah ini. a. Konteks
Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks siswa antara lain taraf
perkembangan pribadi, kondisi sosial, budaya, dan agama Subagyo, 2005a. Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang
lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, dan cara mempelajarinya.
b. Pengalaman Menurut Subagyo 2005a, pengembangan nilai kemanusiaan
paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri
nilai yang
diperjuangkan. Pengalaman
nilai yang
ingin dikembangkan dapat berupa pengalaman secara langsung maupun berupa
pengalaman secara tidak langsung. Penerapan pengalaman secara langsung, misalnya untuk mengembangkan nilai kerjasama dan tanggung
jawab, siswa dapat mengalaminya melalui kegiatan diskusi kelompok. Sedangkan untuk mengembangkan pengalaman secara tidak langsung,
misalnya untuk mengembangkan solidaritas dengan korban bencana alam dapat dilakukan dengan melalui membaca berita, melihat foto-foto, atau
melakukan wawancara dengan korban.
c. Refleksi Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang
lalu. Refleksi merupakan tahap di mana siswa menjadi sadar sendiri mengenai
kebaikan, keenakan,
manfaat dan
makna nilai
yang diperjuangkan Subagyo, 2005a. Tujuannya adalah agar nilai yang
diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian mereka terpikat untuk memiliki atau menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada
keinginan untuk bertindak. Ada beberapa manfaat refleksi, diantaranya menurut Subagyo
2006 manfaat refleksi antara lain : i.
Sebagai jalan keluar antara membiarkan siswa sama sekali sendiri tanpa arahan apapun, dengan mencekoki siswa dengan apa yang harus
mereka pikirkan, sikapi atau kerjakan. Dalam PPR guru harus menghindari sikap menggurui dan mencekoki siswa.
ii. Jika guru mampu membimbing siswa untuk melakukan refleksi atas
niai-nilai yang diajarkan, siswa maju bukan dengan perintah, melainkan dengan pemahaman dari dalam.
iii. Nilai-nilai yang dianut dan disikapi oleh siswa tumbuh secara pelan-
pelan akibat proses internalisasi nilai yang mereka temukan dalam refleksi, bukan merupakan sesuatu yang dicekokkan kepada siswa.
Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam pengalaman, menurut Subagyo 2005a guru dapat
memfasilitasi dengan berbagai cara, antara lain:
i. Mengajukan pertanyaan terbuka.
ii. Memberi tugas kepada siswa untuk mengkomunikasikan pendapat
atau perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau gambar. iii.
Mengajak siswa berdiskusi. d. Aksi
Buah-buah refleksi menjadi semakin berarti bila kemudian menjadi aksi. Sehingga aksi adalah perwujudan nyata dari buah refleksi. Ada dua
macam aksi, yaitu aksi batin dan aksi lahir. Niat dan sikap merupakan aksi batin sedangkan perbuatan merupakan aksi lahir. Kedunya sama-sama
diperlukan. Niat dan sikap perlu terwujud dalam perbuatan, sebaliknya perbuatan perlu disadari pada niat dan sikap. Untuk membantu siswa
menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aksi.
e. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa.
Guru melakukan
evaluasi terhadap
perkembangan akademik
dan perkembangan nilai kemanusiaan. Evaluasi dilakukan secara berkala
melalui proses pembelajaran. Evaluasi terhadap perkembangan akademik dapat dilakukan seperti
biasa, melalui kuis ataupun ulangan harian. Sedangkan menurut Subagyo 2005a, evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan tidak dapat dilakukan
dengan tes, tetapi dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa. Guru melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil belajar siswa yang
terkait dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Penilaian proses belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa dalam tahap
pengalaman dan refleksi. Sedangkan penilaian hasil belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan terhadap aksi siswa dan catatan anekdot
peristiwa yang cukup mencolok yang terkait dengan aksi siswa Dari unsur - unsur dinamika pembelajaran berpola PPR, dapat disimpulkan
karakteristik PPR dalam pembelajaran adalah dengan adanya kegiatan sebagai berikut Susento; 2009 :
a. Guru menyesuaikan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi pelajaran;
b. Siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran; c. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan;
d. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai kemanusiaan;
e. Guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri para siswa.
3. Pembelajaran Matematika Berbasis PPR
Pengertian pembelajaran matematika adalah suatu proses pemberian masalah atau tantangan yang berkaitan dengan matematika yang di dalamnya
siswa harus aktif membangun sendiri pengetahuannya dengan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya sehingga terjadi proses
pembentukan konsep Toh, 2007 : 7.