2. Efektivitas Pelatihan
a. Pengertian Efektivitas Pelatihan
Istilah evaluasi pelatihan dan efektivitas pelatihan seringkali digunakan sebagai kata yang saling menggantikan, padahal kedua
istilah tersebut memiliki konteks yang berbeda Alvarez, Salas, Garofano, 2004. Evaluasi pelatihan merupakan teknik pengukuran
untuk menguji sampai sejauh mana sebuah pelatihan memiliki tingkat kesesuaian dengan tujuan. Pengukuran evaluasi pelatihan tergantung
dari tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pelatihan dan termasuk evaluasi isi dan desain pelatihan, serta perubahan–perubahan apa saja
yang dicapai oleh peserta. Evaluasi pelatihan hanya berfokus pada hasil pembelajaran, hanya membahas bagian kecil dari hasil pelatihan.
Evaluasi pelatihan hanya membahas apakah seseorang perlu atau tidak mengikuti sebuah pelatihan. Evaluasi penelitian hanya
mendeskripsikan hasil pembelajaran. Atau dengan kata lain, evaluasi pelatihan adalah pendekatan metodologis dalam pengukuran hasil
belajar dalam pelatihan. Alvarez et all. 2004 lebih lanjut menjelaskan bahwa efektivitas
pelatihan merupakan pendekatan secara teoritis untuk menganalisis dan mencapai pemahaman tentang hasil pembelajaran dalam pelatihan.
Efektivitas pelatihan berfokus pada sistem pembelajaran secara keseluruhan, sehingga menyajikan ulasan yang lebih luas tentang hasil
pembelajaran pelatihan. Efektivitas menganalisa mengapa peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelatihan belajar atau tidak belajar apapun dalam sebuah pelatihan. Hasil dari analisa efektivitas pelatihan akan bisa mendekripsikan dan
menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah program pelatihan sehingga bisa dijadikan acuan untuk penyelenggaraan pelatihan yang
lebih baik di masa mendatang.
b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan
Tjia 2006 menjelaskan ada 5 hal yang menentukan agar program pelatihan bisa efektif, yaitu:
1 Fasilitator trainer Peran fasilitator trainer sangat vital dalam sebuah pelatihan.
Trainer memfasilitasi proses belajar yang dilakukan peserta dalam pelatihan. Persepsi peserta terhadap kredibilitas fasilitator bisa
memengaruhi tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Steiner, Dobbins, Trahan 1991
yang menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh fasilitator training staff dapat mempengaruhi sikap peserta
dalam sebuah pelatihan. Karakteristik-karakteristik tersebut diantaranya adalah
pengalaman, penguasaan materi, tingkat kepercayaan, dan kemampuan komunikasi fasilitator bisa memengaruhi efektivitas
pelatihan. Lebih lanjut, Steiner, Dobbins, Trahan 1991 mengungkapkan bahwa penerimaan peserta pelatihan terhadap
perilaku fasilitator mempengaruhi performansi peserta dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelatihan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh fasilitator pelatihan, yaitu:
a Menghindari sikap arogan dan superior dalam presentasi, b Bersikap terbuka terhadap segala pertanyaan dan komentar dari
peserta, c Memotivasi peserta untuk mengetahui lebih banyak dengan
bertanya, d Terlibat dengan peserta, memanggil dengan nama, menjaga
kontak mata dan senyum, e Memiliki rasa humor dan cerita-cerita.
2 Peserta Beberapa hal yang bisa memengaruhi efektivitas pelatihan
antara lain sifat dan tipe kepribadian, motivasi, kebutuhan- kebutuhan, usia, dan tingkat pendidikan. Bahkan efikasi diri
peserta juga memengaruhi efektivitas pelatihan Wei, 2006. 3 Topik pelatihan
Materi pelatihan harus mampu menjawab kebutuhan dari peserta berdasarkan hasil training need analysis. Jika materi
pelatihan tidak mampu menjawab itu semua, pelatihan tidak akan efektif karena peserta tidak termotivasi untuk belajar.
4 Metode pelatihan Tjia 2006 merekomendasikan metode experiential learning
dan metode yang berhubungan dengan prinsip belajar orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI