Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ada 2 subjek yang tergolong outlier lampiran 7a: Grafik outlier data post-test, hal. 111. b. perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Uji normalitas terhadap variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3, baik pre-tes maupun post-tes, menghasilkan nilai p = 0,000 p 0,05 lampiran 10b: Tests of Normality. Hal ini menunjukkan bahwa data pre-tes maupun post-tes bukan berasal dari data yang berdistribusi normal. Dari hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data pre-tes juga terlihat bahwa ada 12 data dalam pre-tes yang tergolong ekstrim bawah memiliki nilai 32 dan 4 data ekstrim atas nilai 69 lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total, hal. 112; data- data yang ada sebenarnya tidak terlalu jauh melenceng dari garis distribusi normal lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai pre-test total, hal. 113; serta ada beberapa subjek yang tergolong outlier lampiran 7b: Grafik outlier data pre-test, hal. 114. Sedangkan hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data post-tes terlihat bahwa ada 18 data dalam post-tes yang tergolong ekstrim bawah memiliki nilai 36 dan 10 data ekstrim atas nilai 68 lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total, hal. 115; 1 titik ekstrim yang letaknya menjauhi garis diagonal normalitas data lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai post-test total, hal. 115; serta beberapa data yang tergolong outlier dan ada 1 data yang berjarak sangat jauh dari data-data lainnya seperti yang terlihat di grafik-grafik sebelumnya lampiran 7b: Grafik outlier data post-test, hal.116. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan peserta terhadap materi PPKM dan variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 bukan berasal dari data yang memiliki distribusi sebaran normal p = 0.000 ; p 0.05. Akan tetapi, analisis data tetap bisa dilanjutkan karena teknik statistik yang akan digunakan untuk menganalisis kedua variabel tersebut paired sample t-test memiliki kekebalan robustness terhadap data yang tidak memiliki distribusi sebaran normal sehingga tetap mampu menghasilkan hasil analisa yang akurat Howell, 1982; Green Salkind, 2003; Santoso, 2007, Desember 31. Selain itu, banyaknya jumlah responden dalam penelitian ini mengakibatkan adanya kepekaan yang lebih besar terhadap sedikit saja penyimpangan yang terjadi. 2. Deskripsi Data Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 799 orang peserta PPKM Tahap I tahun 2008, baik gelombang I maupun gelombang II. Deskripsi data penelitian dijabarkan di bawah ini. a. Evaluasi reaksi terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008 Jumlah subjek evaluasi reaksi keseluruhan • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 1 5 412 381 0,1 0,6 51,6 47,7 reaksi terhadap isi pelatihan • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 3 19 332 445 0,4 2,4 41,6 55,7 reaksi terhadap metodologi • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 2 12 298 487 0,3 1,5 37,3 61,0 reaksi terhadap lingkungan pelatihan • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 16 219 151 413 2,0 27,4 18,9 51,7 reaksi terhadap fasilitator • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 6 50 258 485 0,8 6,3 32,3 60,7 reaksi terhadap asisten fasilitator • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif 6 77 478 238 0,8 9,6 59,8 29,8 Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008 Dari tabel terlihat bahwa Peserta PPKM memiliki reaksi penilaian positif terhadap program pelatihan. 412 51,6 subjek dan 381 47,7 subjek memiliki penilaian yang positif terhadap PPKM tahap I tahun 2008. Secara lebih terperinci, peserta juga memiliki penilaian positif maupun sangat positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam PPKM. Sebanyak 332 41,6 subjek memiliki penilaian positif terhadap isi materi dalam PPKM dan 445 55,7 subjek memiliki penilaian yang sangat positif. Komentar-komentar positif dari peserta yang tertulis di lembar evaluasi reaksi antara lain peserta menganggap materi PPKM sangat berguna sebagai bekal untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, bisa mendorong menjadi pribadi yang lebih baik lagi, mengena, dan mudah dipahami. Komentar-komentar positif lainnya mengatakan bahwa peserta berharap PPKM tetap harus dipertahankan dan dikembangkan lagi agar bisa lebih baik lagi di kemudian hari. Sebagian besar peserta menganggap lingkungan yang ada dapat mendukung kegiatan pembelajaran dalam PPKM. Hal ini dapat dilihat data evaluasi reaksi terhadap lingkungan dimana 413 51,7 subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 151 18,9 subjek memiliki penilaian yang positif terhadap lingkungan. Peserta menganggap suasana cukup nyaman dan mendukung. Hanya saja, yang perlu menjadi catatan adalah, peserta yang kurang puas terhadap lingkungan juga cukup banyak. Data evaluasi reaksi terhadap lingkungan menunjukkan ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219 27,4 subjek yang memiliki penilaian negatif terhadap lingkungan. Komentar-komentar negatif peserta terhadap lingkungan menunjukkan peserta mengeluhkan tentang panasnya ruangan, terlalu banyaknya sinar matahari yang masuk sehingga membuat layar proyektor tidak jelas silau, maupun ketidakpuasan terhadap konsumsi yang disediakan. Hal tersebut juga terlihat dari hasil observasi dimana ketika menginjak sesi setelah break setiap harinya, suasana menjadi sedikit terganggu karena suhu ruangan menjadi lebih panas dan ini sedikit mengganggu proses pelatihan. Hal ini menyebabkan lebih banyak peserta yang melakukan gerakan kipas-kipas untuk mengurangi suhu panas. Konsentrasi peserta juga terganggu dan bahkan kerap tidak memperhatikan materi, misalnya dengan berbincang dengan peserta lain atau memainkan ponsel mereka. Selain itu, di beberapa ruangan pelatihan juga cukup terganggu dengan suara bising pekerjaan bangunan di salah satu sudut kampus III Universitas Sanata Dharma. Mengenai fasilitator pelatihan, peserta menganggap fasilitator yang ada sudah memuaskan. 485 60,7 subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 258 32,3 subjek memiliki penilaian yang positif terhadap fasilitator pelatihan. Peserta memberi Beberapa komentar positif yang ditulis oleh peserta menunjukkan fasilitator yang ada sudah baik dan dapat membantu pemahaman peserta, ramah, serta bersahabat. Peserta juga memiliki penilaian positif terhadap asisten fasilitator. Sebanyak 578 59,8 subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki penilaian positif dan 238 29,8 subjek memiliki penilaian yang sangat positif terhadap asisten fasilitator pelatihan. Komentar- komentar positif yang diberikan peserta antara lain adalah asisten fasilitator bagus, menyenangkan, bisa mencairkan suasana, dan bersahabat. Sebanyak 487 61 subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 298 37,3 subjek memiliki penialain yang positif terhadap metodologi yang digunakan Komentar-komentar yang terungkap dari peserta menganggap metodologi yang digunakan dalam PPKM bagus, sangat menyenangkan, dan menarik untuk diikuti. Modul, refleksi, sharing, musik, permainan games, film yang digunakan dalam PPKM bisa membantu untuk lebih memahami materi dalam PPKM. b. Pre-test dan post-test pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I Mean N Std. Deviation 7.23 799 1.035 Nilai pre-test total Nilai post-test total 7.89 799 .970 t df Sig. 2-tailed Nilai pre-test total - Nilai post-test total -16.449 798 .000 Tabel 4.3. Pre-test post-test pengetahuan materi PPKM c. Pre-test dan post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Mean N Std. Deviation 50.30 799 7.250 Nilai pre-test total Nilai post-test total 51.93 799 7.122 t df Sig. 2-tailed Nilai pre-test total - Nilai post-test total -5.973 798 .000 Tabel 4.4. Pre-test post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi pada peserta dalam hal pengetahuan tentang materi PPKM tahap I dan perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang dimiliki oleh peserta. Hasil uji t sampel berpasangan paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I t = -16,449; p = 0,000, p 0,05. Dengan demikian hipotesis I yang mengatakan ada perubahan tingkatan pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I diterima. Peserta memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 setelah mengikuti PPKM tahap I. Hal ini ditunjukkan dengan skor setelah mengikuti PPKM tahap I nilai rata-rata postes = 7,89 lebih baik daripada skor sebelum mengikuti PPKM tahap I nilai rata-rata pretes = 7,23. Hasil pengujian paired sample t-test terhadap perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan t = -5,973; p = 0,000, p 0,05. Dengan demikian, hipotesis II dalam penelitian ini diterima, ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I. Setelah mengikuti PPKM tahap I, peserta memiliki perilaku yang lebih mendekati Kebiasaan 1, 2, dan 3 nilai rata-rata postes = 51,93 daripada sebelum mengikuti PPKM tahap I nilai rata-rata pretes = 50,30.

E. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas PPKM berdasarkan pada evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku. Program Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa PPKM diharapkan sebagai salah satu proses dari sebuah pendampingan dan pengembangan mahasiswa dalam memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Dengan PPKM, karakter mahasiswa USD dapat dibentuk agar bisa bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain. Peserta PPKM memiliki reaksi penilaian positif terhadap program pelatihan tabel 4.2 hal. 81. Peserta memiliki penilaian positif maupun sangat positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam PPKM, seperti isi materi dalam PPKM dan lingkungan. Peserta juga memiliki penilaian positif dan sangat positif terhadap fasilitator pelatihan dan asisten fasilitator pelatihan. Tjia 2006; Steiner, Dobbins, Trahan 1991 menyatakan bahwa peran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fasilitator trainer merupakan peran yang sangat vital dalam sebuah pelatihan. Persepsi peserta terhadap karakteristik-karakteristik dan kredibilitas fasilitator bisa memengaruhi sikap dan tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Metodologi yang digunakan dalam PPKM tahap I tahun 2008, seperti adanya modul, refleksi, sharing, musik, permainan games, film yang digunakan dalam PPKM, juga diapresiasi oleh peserta pelatihan dan dianggap bisa membantu untuk lebih memahami materi dalam PPKM. Menurut Tjia 2006, topik pelatihan yang dibawakan dengan cara yang mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun membuat peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik. Dari hasil penjabaran di atas bisa dikatakan bahwa peserta merasa puas terhadap PPKM yang telah mereka ikuti. Hal ini sejalan dengan pendapat Kirkpatrick 1998 yang menyatakan bahwa evaluasi reaksi dapat mengetahui tingkat kepuasan peserta terhadap program pelatihan dan dapat menjadi masukan bagi program pelatihan selanjutnya. Selain memiliki penilaian yang positif terhadap program pelatihan, peserta mengalami perubahan pengetahuan setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta antara sebelum dan setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 tabel 4.3 hal. 84. Peserta memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap materi setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 berdasarkan pada nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre-test lihat uji hipotesis hal. 85. Adanya peningkatan pengetahuan peserta menunjukkan bahwa tujuan khusus dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PPKM bisa tercapai. Secara khusus, PPKM bertujuan untuk memberi wacana berdasarkan konsep Kebiasaan 1 yang menekankan pada pengetahuan tentang sikap proaktif dan untuk bertindak berdasarkan hal-hal yang bisa dikendalikan oleh diri sendiri, Kebiasaan 2 yang menekankan pentingnya tujuan hidup dan cara terbaik adalah dengan merumuskan dan menuliskan tujuan hidup tersebut, dan konsep Kebiasaan 3 yang menekankan pentingnya memiliki prioritas dalam mengatur waktu dan bertindak berdasarkan hal-hal yang penting. Berdasarkan pendapat Kristanto 2004 yang menyatakan bahwa pengukuran hasil belajar mengindikasikan tercapainya efektivitas program pelatihan, maka bisa disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan yang dicapai peserta setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 mengindikasikan tercapainya efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008. Adanya peningkatan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM dapat disebabkan oleh 2 hal. Pertama, kepuasan penilaian positif yang dimiliki peserta terhadap PPKM secara keseluruhan maupun terhadap aspek-aspek pendukungnya. Peserta menganggap PPKM sangat berguna sebagai bekal untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mendorong peserta untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan kajian Alliger et all.1997 yang menemukan bahwa penilaian peserta yang positif terhadap manfaat kegunaan dari materi topik pelatihan lebih berhubungan sangat erat terhadap transfer materi pelatihan. Kedua, PPKM tahap I tahun 2008 menggunakan metode structured-experiences pengalaman terstruktur yang merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa adult PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI