Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan business entity
terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi
interaksi variabel penerapan business entity D dan variabel kecerdasan emosional X
2
ternyata tidak signifikan ? = 0.195 0.05. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 212. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional
dan efektivitas mengelola usaha.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas
mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel permodalan D dan variabel jiwa
kewirausahaan X
1
ternyata tidak signifikan ? = 0.972 0.05. Ini artinya permodalan tidak berpengaruh terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha karena derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha, baik
pada wirausaha yang bermodal tinggi maupun yang bermodal rendah tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda secara signifikan. Suatu usaha yang dijalankan dengan sungguh- sungguh dan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk usaha tersebut
maka akan memperoleh hasil yang diinginkan. Meskipun pada awal didirikannya menggunakan modal yang besar, tidak menjamin usaha
tersebut akan terus maju dan berkembang. Tidak menutup kemungkinan bagi usaha yang bermodal kecil pada awal didirikan usaha dapat berhasil
dan berkembang. Pada wirausaha yang mempunyai modal kecil lebih ha ti- hati dan memperhitungkan segala resiko, karena sadar bahwa modal awal
kecil maka usaha untuk memajukan usaha semakin keras. Dengan demikian usaha yang dijalankan bisa lebih maju dan berkembang serta
mendapat keuntungan yang besar. Pada wirausaha yang me mpunyai modal besar lebih cenderung menghambur-hamburkan uangnya sehingga hasil
yang diinginkan tidak tercapai. Demikian pula sebaliknya, wirausaha yang mempunyai modal kecil pun dapat juga mengalami kegagalan, yang
disebabkan kurang berpengalaman dalam manajemen, dan wirausaha yang bermodal besar dapat juga berhasil dalam usahanya karena mampu
mengendalikan dirinya dan mampu mengelola pekerjaan berdasarkan tujuan. Jadi meskipun bermodal besar maupun bermodal kecil, tergantung
dari ketrampilan wirausaha itu sendiri untuk membuat usaha yang dijalankan mencapai keberhasilan dan sukses. Ketrampilan wirausaha
yang lebih dari cukup memadai akan berpeluang besar terhadap keberhasilan, sebaliknya untuk wirausaha yang kurang mempunyai
ketrampilan dalam berwirausaha menyebabkan kegagalan. Selain itu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permodalan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha bisa disebabkan karena
pada saat kuesioner diserahkan kepada responden, responden sedang sibuk melayani pelanggan sehingga dalam menjawab kurang sepenuh hati
sehingga jawaban yang diperoleh tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Akibatnya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada
pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas me ngelola usaha.
2. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Efektivitas Mengelola Usaha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan
efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel permodalan D dan
variabel kecerdasan emosional X
2
ternyata tidak signifikan ? = 0.959 0.05.
Ini artinya permodalan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha karena
derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, baik pada wirausaha yang bermodal besar maupun yang
bermodal kecil tidak berbeda secara signifikan. Wirausaha yang bermodal besar maupun yang bermodal kecil, dalam mengelola usahanya dapat
mencapai keberhasilan maupun kegagalan. Hal ini tergantung dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kecerdasan emosional pada setiap wirausaha, kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk
untuk memotivasi sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Bila seorang individu mempunyai
kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses dalam pekerjaan karena mempunyai kepercayaan diri yang tinggi serta mampu
menguasai emosi dan mempunyai kesehatan mental yang baik. Selain itu karakteristik responden yang berbeda-beda diduga juga turut berpengaruh
terhadap hasil penelitian ini. Ada kemungkinan tidak semua responden menjawab pertanyaan dengan sunguh-sungguh sehingga jawaban yang
didapat tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Akibatnya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh permodalan terhadap
hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. 3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa
Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat
pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan
koefisien regresi inetraksi variabel tingkat pendidikan D dan variabel jiwa kewirausahaan X
1
ternyata tidak signifikan ? = 0.727 0.05. Ini artinya tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha karena derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas
mengelola usaha, baik pada wirausaha yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah tidak berbeda secara signifikan. Wirausaha
yang berpendidikan tinggi maupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan dalam usahanya maupun mengalami
kegagalan dalam usahanya. Meskip un wirausaha berpendidikan rendah namun mempunyai kemauan untuk maju, semangat, pantang menyerah,
inovatif berpeluang besar untuk berhasil dalam usahanya, sedangkan wirausaha berpendidikan tinggi namun tidak mempunyai ketiga hal
tersebut berpeluang kecil untuk berhasil dalam usahanya. Namun tidak menutup kemungkinan, wirausaha yang
berpendidikan rendah pun dapat juga mengalami kegagalan, karena tidak mempunyai keterampilan yang menunjang keberhasilan usaha, dan
wirausaha yang berpendidikan tinggi dapat juga berhasil dalam usahanya karena mampu mengendalikan dirinya dan mampu mengelola pekerjaan
berdasarkan tujuan. Jadi meskipun berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, tergantung dari ketrampilan wirausaha itu sendiri
untuk membuat usaha yang dijalankan mencapai keberhasilan dan sukses. Wirausaha yang mempunyai keterampilan berwirausaha berpeluang besar
terhadap keberhasilan, sebaliknya untuk wirausaha yang kurang mempunyai ketrampilan dalam berwirausaha menyebabkan kegagalan.
Dengan kata lain pendidikan tinggi maupun pendidikan rendah tidak berbeda jauh sehingga diduga tingkat pendidikan tidak mempengaruhi
hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurangnya kesadaran dari responden bahwa penelitian ini memberikan manfaat bagi mereka diduga membuat responden dalam mengisi kuesioner
cenderung asal-asalan dan tidak bersungguh-sungguh sehingga tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Akibatnya hasil penelitian ini
menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.
4. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan
efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel tingkat pendidikan D
dan variabel kecerdasan emosional X
2
ternyata tidak signifikan ? = 0.491 0.05.
Ini artinya tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola
usaha karena derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, baik pada wirausaha yang berpendidikan
tinggi maupun yang berpendidikan rendah tidak berbeda secara signifikan. Wirausaha yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah,
dalam mengelola usahanya dapat mencapai keberhasilan maupun kegagalan. Hal ini tergantung dari kecerdasan emosional pada setiap
wirausaha, bila seorang wirausaha mempunyai hal- hal yang menunjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keberhasilan dalam berwirausaha seperti: mempunyai kepercayaan diri yang tinggi serta mampu menguasai emosi dan mempunyai kesehatan
mental yang baik dapat sukses dalam pekerjaan. Selain itu jawaban kuesioner dari responden diduga juga turut berpengaruh terhadap hasil
penelitian ini. Ada kemungkinan dalam mengisi kuesioner, responden tidak bersungguh-sungguh sehingga jawaban yang didapat tidak
menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Akibatnya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. 5. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa
Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha. Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan komputer program
SPSS versi 12 diperoleh antara lain: mean efektivitas mengelola usaha wirausaha sebesar 53.88 dengan standar deviasi sebesar 4.873. Mean jiwa
kewirausahaan wirausaha sebesar 118.98 dengan standar deviasi sebesar 8.155. Analisis hubungan antara variabel jiwa kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.414. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang cukup erat antara jiwa
kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tanda positif pada 0.414, hal ini memberi arti
bahwa arah hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha, yakni jiwa kewirausahaan wirausaha kuat akan membuat
efektivitas mengelola usaha wirausaha juga kuat. Demikian juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebaliknya, jiwa kewirausahaan wirausaha lemah, efektivitas mengelola usaha wirausaha juga akan lemah. Sedangkan tingkat signifikansi
koefisien korelasi menghasilkan angka 0.000. Oleh karena probabilitas jauh di bawah 0.05, maka korelasi antara jiwa kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha sangat nyata. Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya pengaruh penerapan
business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha, dilakukan analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy penerapan business entity sebagai variabel
moderator dan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 45.605 – 41.466D
1
+ 0.065 X
1
+ 0.345D
1
X
1
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan business entity
terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang
menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity D dan variabel jiwa kewirausahaan X
1
ternyata signifikan ? = 0.003 0.05.
Ini artinya penerapan business entity berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha
karena derajat hubungan antara jiwa kewirausaahaan dan efektivitas mengelola usaha, baik pada wirausaha yang menerapkan business entity
tinggi maupun yang menerapkan business entity rendah tidak sama secara signifikan. Pada wirausaha yang menerapkan business entity tinggi, derajat
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha lebih kuat, sedangkan pada wirausaha yang menerapkan business entity
rendah, derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha lebih lemah. Penerapan business entity yang tinggi dalam
suatu usaha membuat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha menjadi tinggi, wirausaha yang mempunyai daya kreatif
dan inovatif yang tinggi dan berani menghadapi tantangan akan berhasil dalam menjalankan usahanya sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
didirikan usaha, hal tersebut dapat diperkuat dengan tingginya pemisahan antara kepentingan pribadi dengan usaha. Namun jika penerapan business
entity rendah, membuat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha menjadi rendah pula. Oleh karena itu, wirausaha yang masih menerapkan business entity rendah, secara bertahap
hendaknya menerapkan business entity tinggi karena penerapan business entity
mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, penerapan business entity tinggi akan
meningkatkan hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, dan keberhasilan usaha tercapai. Selain itu, wirausaha
hendaknya juga mengembangkan jiwa kewirausahaannya, pantang menyerah, dan belajar dari pengalaman untuk membuat keputusan
sehingga nantinya usaha yang dijalankan akan mencapai hasil yang memuaskan.
6. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Efektivitas Mengelola Usaha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan business entity
terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang
menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity D dan variabel kecerdasan emosional X
2
ternyata tidak signifikan ? = 0.195 0.05.
Ini artinya penerapan business entity tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha
karena derajat hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha, baik pada wirausaha yang menerapkan business entity
tinggi maupun yang menerapkan business entity rendah tidak berbeda secara signifikan. Wirausaha yang menerapkan business entity tinggi
maup un menerapkan business entity rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat bertahan bahkan berkembang dan juga dapat mengalami
kegagalan. Pada wirausaha yang menerapkan business entity tinggi dapat mengalami kegagalan dalam usaha, namun tidak menutup kemungkinan
dapat berhasil dalam usahanya. Sebaliknya, pada wirausaha yang menerapkan business entity rendah dapat pula berhasil mencapai tujuan
yang diinginkan dan juga dapat pula mengalami kegagalan. Dengan demikian, keberhasilan suatu usaha disebabkan oleh kecerdasan emosional
wirausaha. Wirausaha yang mengelola emosinya dengan baik dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan emosinya secara efektif dapat mendukung pencapaian keberhasilan usaha. Namun jika tidak dikelola dengan baik, dan
menggunakan emosinya tidak secara efektif dapat menemui kegagalan. Selain itu ada kemungkinan dalam mengisi kuesioner, responden
tidak sepenuh hati sehingga jawaban yang didapat tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Juga bisa disebabkan karena saat kuesioner
diserahkan pada responden, responden sedang sibuk melayani pelanggan sehingga dalam menjawab asal cepat dan tidak sungguh-sungguh.
Akibatnya hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan
efektivitas mengelola usaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN