2.6. Badan Usaha Milik Negara BUMN
Menurut Undang-Undang 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah :
1 Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2 Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 persen lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. 3 Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut persero
terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran
umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
4 Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,
yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
2.7. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan
2.7.1. Pengertian Kinerja
Kinerja atau performance mengacu pada output dan sesuatu yang dihasilkan dari proses, produk dan jasa yang bisa dievaluasi
dan dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standar, hasil-hasil yang lalu dan organisasi lain Indonesian Quality Award 2007 dalam
Perdana, 2008.
2.7.2. Pengertian Pengukuran Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagan organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan suatu bagian dari proses
manajemen strategi yang dapat memberikan informasi strategi yang menyeluruh bagi para pembuat keputusan Mulyadi, 2001.
Yuwono, et. Al 2006 mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang
akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Ukuran-ukuran kinerja yang menyeluruh harus terkait dengan
misi, sasaran dan tujuan, mengandalkan pada kemampuan untuk mengukur measurability, sahih dan dapat dipercaya valid dan
reliable, memberikan tanggung jawab yang jelas, memperhatikan prioritas-prioritas, dan berguna untuk pelanggan internal dan
eksternal, stakeholder dan pembuat kebijakan Gaspersz, 2004.
2.8. Key Performance Indicator KPI
Reposisi peran Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP sebagai auditor internal pemerintah yang profesional, mewajibkan BPKP
untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan terselenggaranya manajemen pemerintah yang baik serta mendukung terlaksananya
Corporate Governance yang baik di lingkungan BUMND. Salah satu
kegiatan dalam rangka mengusung peran baru itu yang juga sekaligus merupakan produk baru BPKP adalah asistensi penyusunan Indikator
Kinerja Kunci atau Key Performance Indicator KPI bagi BUMND dan pelaksanaan audit KPI.
KPI yang dikembangkan harus memberikan informasi menyeluruh atas kinerja perusahaan baik keuangan maupun non keuangan, intern
maupun ekstern. KPI harus secara jelas mengendalikan bisnis dan harus ditinjau ulang secara teratur serta diterapkan secara benar. Untuk menjamin
KPI yang digunakan perusahaan berfokus pada pasar, maka survei kepuasan pelanggan secara formal perlu dilakukan sebelum mengembangkan KPI.
Hasil survei tersebut akan membantu perusahaan mengembangkan proses perencanaan bisnis berorientasi pada pasar pelanggan, juga membantu
dalam menentukan KPI. Metode yang tepat untuk pengembangan KPI ini adalah dengan
menggunakan Balanced Scorecard yang dipelopori oleh Kaplan dan Norton. Pengembangan KPI dengan metode Balanced Scorecard akan efektif
apabila ada keterlibatan secara aktif dari tim konsultatif PAT BPKP bersama-sama dengan Focus Group perusahaan.
http:www.bpkp.go.idunitPusatStrategiAuditKPI.pdf : 24 Mei 2009.
Proses pengembangan KPI meliputi : 1 Penegasan kembali visi dan misi
2 Menetapkan strategi 3 Pada masing-masing perspektif :
a. Tentukan Critical Success Factors b. Pilih dan kembangkan tujuan strategis berikut target pencapaiannya
c. Kembangkan indikator kinerja pada setiap tujuan strategis 4 Kembangkan dan terapkan Information System.
http:www.bpkp.go.idindex.php?idunit=21idpage=332 : 24 Mei 2009.
2.9. Pengukuran Kinerja pada Balanced Scorecard