Importance Performance Analysis Metode Pengolahan dan Analisis Data

a. Wawancara interview Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang dianggap terkait dengan pelaksanaan penerapan ISO 9001:2000 serta proses kerja perusahaan seperti kepala kantor cabang, kepala bidang, dan beberapa staff PT Jamsostek Persero Kantor Cabang Bandung I. Data yang akan diperoleh melalui wawancara adalah data mengenai gambaran umum atau profil perusahaan, informasi seputar proses penerapan ISO 90001:2000 di perusahaan tersebut, dan kelengkapan dokumen perusahaan yang berguna untuk meraih kinerja yang ekselen. b. Pengamatan observation Pengamatan ini dilaksanakan dengan meninjau langsung ke perusahaan dan lokasi kegiatan guna memperoleh data atau keterangan yang diperlukan seperti kelengkapan dokumen perusahaan.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program software Microsoft Excel dan Minitab versi 15. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan tentang penerapan ISO 9001 : 2000 pada PT Jamsostek Persero Kacab Bandung I serta kaitannya dengan kinerja perusahaan. Untuk menganalisis kesesuaian antara target perusahaan dengan realisasi yang dicapai oleh PT Jamsostek Persero Kacab Bandung I pada tiap-tiap atribut KPI mereka dari tahun 2005 s.d 2008 digunakan Importance Performance Analysis. Lalu dilihat keeratan hubungan antara realisasi dengan target KPI pada tiap tahun terkait dengan menggunakan korelasi Pearson. Kemudian membandingkan kinerja perusahaan pra dan pasca sertifikasi Pre-Post Analysis pada periode tahun sebelum tahun 2005 dan sesudah perolehan sertifikasi tahun 2006 s.d 2008 dengan menggunakan metode deskriptif-analitis.

3.6.1. Importance Performance Analysis

Jenis metode ini biasa digunakan dalam menganalisis kepuasan pelanggan dengan melihat tingkat kepentingan pelanggan yang diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang bermutu. Mutu pelayanan dan mutu jasa yang ditawarkan akan menjadi suatu yang bermanfaat, apabila didasarkan pada kepentingan pelanggan dan kinerja perusahaan itu sendiri. Dalam melihat seberapa penting faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap produk perusahaan digunakan metode skala likert yaitu memberikan bobot pada setiap pertanyaan yang diajukan kepada pelanggan. Skala likert ini tergolong dalam skala ordinal sehingga untuk mendapatkan tingkat keakuratan hasil analisis data yang lebih baik, data skala likertordinal kemudian diubah ke dalam skala interval. Menurut Nazir dalam Waryanto dan Millafati 2006, tipe data ordinal seringkali menggunakan pendekatan analisis jalur dan untuk itu membutuhkan perhitungan matematis didalamnya. Oleh karena itu, data yang dibutuhkan minimal berskala interval. Maka sebelum dilakukan analisis inferensia lebih lanjut terhadap data responden yang berskala ordinal, terlebih dahulu dilakukan trasformasi data dari skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval, dalam hal ini dilakukan dengan bantuan program macro minitab. Metode Importance Performance Analysis tersebut kemudian diadopsi dalam menganalisis kesesuaian antara target perusahaan dengan realisasi yang dicapai oleh PT Jamsostek Persero Kacab Bandung I pada tiap-tiap atribut KPI mereka dari tahun 2005 s.d 2008. Karena bobot tiap atribut dalam KPI PT Jamsostek Persero Kacab Bandung I telah tergolong dalam skala interval, maka tidak perlu lagi dilakukan trasformasi data menggunakan macro minitab. Dalam analisis data ini terdapat dua variabel. Biasanya yang diwakili oleh huruf X adalah tingkat kinerja suatu produk yang diadopsikan menjadi tingkat realisasi pencapaian bobot atribut KPI sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen yang diadopsi menjadi tingkat target bobot atribut KPI yang harus dicapai. Selanjutnya bobot tingkat realisasi atribut KPI dan bobot tingkat target atribut KPI dirata-rata dan diformulasikan ke dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah bagan, dimana skor rata-rata dari tingkat realisasi menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata dari tingkat target terhadap atribut . ∑ ................................................................................... 1 ∑ .................................................................................... 2 Dimana : : Skor rata-rata tingkat kinerja tingkat realisasi KPI : Skor rata-rata tingkat kepentingan tingkat target KPI : Jumlah responden Jumlah tahun Atribut-atribut tersebut diletakkan pada suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik , titik-titik tersebut diperoleh dari rumus: ∑ ............................................................................... 3 ∑ ................................................................................. 4 Dimana : : Skor rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerjarealisasi seluruh atribut : Skor rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingantarget seluruh atribut k Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan Tingkat Kepentingan Tingkat kinerja Gambar 8. Diagram tingkat kepentingantarget dan tingkat kinerjarealisasi Rangkuti,2003. Keterangan : = Rata-rata bobot penilaian Balanced Scorecard terhadap tingkat kinerja realisasi atribut KPI. = Rata-rata bobot penilaian Balanced Scorecard terhadap tingkat kepentingantarget atribut produk. = Rata-rata dari rata-rata bobot penilaian Balanced Scorecard terhadap tingkat kinerjarealisasi atribut KPI. = Rata-rata dari rata-rata bobot penilaian Balanced Scorecard terhadap tingkat kepentingantarget atribut KPI. A = Prioritas Utama. Menunjukkan atribut yang dianggap penting karena memiliki target pencapaian yang tinggi, namun perusahaan belum bisa melaksanakannya sesuai dengan target, sehingga kinerja perusahaan dianggap kurang baik. B = Pertahankan Prestasi. Menunjukkan atribut yang memiliki target pencapaian yang tinggi dan perusahaan telah berhasil melaksanakannya bahkan mampu melebihi target sehingga dianggap kinerja perusahaan sudah berjalan dengan baik dan efisien untuk itu perusahaan wajib mempertahankannya. Atribut ini dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. C = Prioritas Rendah. Menunjukkan atribut yang kurang penting pengaruhnya karena memiliki target pencapaian yang rendah, Prioritas Rendah C Berlebihan D Pertahanka n Prestasi Prioritas Utama A pelaksanaan oleh perusahaan biasa-biasa saja. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran tersebut kurang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sehingga pelaksanaan yang biasa-biasa saja dianggap sudah cukup baik. D = Berlebihan. Menunjukkan atribut yang dianggap kurang penting karena memiliki target pencapaian yang rendah, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dianggap kurang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan namun pelaksanaannya terlalu berlebihan sehingga kinerja perusahaan dianggap tidak efisien.

3.6.2. Korelasi Pearson Pearson Product Moment Correlation