Sumber-Sumber Efikasi Diri Kajian Efikasi Diri

13 Lebih lanjut Alwisol 2011: 288 menjelaskan efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sementara Baron dan Byrne dalam Alwisol, 2011: 287 menjelaskan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan dan kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Efikasi diri ini berkaitan dengan keyakinan pada diri individu terhadap kemampuannya dalam melakukan suatu tindakan, jika individu memiliki efikasi diri tinggi maka akan dapat menentukan dan melaksanakan tindakan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi serta akan berusaha menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahannya.

2. Sumber-Sumber Efikasi Diri

Menurut Feist Feist 2011: 213 efikasi diri yang dimiliki oleh individu dapat diperoleh, ditingkatkan, atau dikembangkan melalui salah satu kombinasi dari dari empat sumber, antara lain sebagai berikut: a. Pengalaman menguasai sesuatu mastery experience Menurut Bandura dalam Feist Feist, 2011: 214 sumber yang paling berpengaruh dari efikasi diri adalah pengalaman menguasai sesuatu, yaitu performa yang dimiliki oleh individu di masa lalu. Secara umum, performa yang berhasil akan meningkatkan ekspetasi mengenai 14 kemampuan yang dimiliki, sedangkan kegagalan cenderung akan menurunkan hal tersebut. Pernyataan tersebut memberikan enam dampak, yaitu: 1 Keberhasilan akan mampu meningkatkan efikasi diri secara proposional dengan kesulitan dari tugas yang di hadapi. 2 Tugas yang mampu diselesaikan oleh diri sendiri akan lebih efektif diselesaikan daripada dengan bantuan orang lain. 3 Kegagalan dapat menurunkan efikasi diri ketika seseorang merasa sudah memberikan usaha yang terbaik tetapi belum mendapatkan hasil yang di inginkan. 4 Kegagalan yang terjadi ketika berada dalam tekanan emosi tinggi tidak terlalu merugikan diri dibandingkan kegagalan dalam kondisi emosi dan usaha yang maksimal. 5 Kegagalan sebelum memperoleh pengalaman lebih berdampak pada efikasi diri daripada kegagalan setelah memperoleh pengalaman. 6 Kegagalan akan berdampak sedikit pada efikasi diri individu terutama pada mereka yang memiliki ekspetasi kesuksesan yang tinggi. b. Modeling Sosial. Sumber kedua dari efikasi diri adalah modeling sosial vicarious experience. Kesuksesan atau kegagalan dari orang lain sering digunakan sebagai alat pengukur kemampuan diri seseorang. Efikasi diri dapat meningkat ketika melihat keberhasilan seseorang yang mempunyai 15 kompetensi setara, namun efikasi diri dapat berkurang ketika melihat teman atau rekan sebaya yang setara gagal. Secara umum, permodelan sosial tidak memberikan dampak yang besar dalam peningkatan efikasi diri seseorang, tetapi permodelan sosial dapat memberikan dampak yang besar dalam penurunan efikasi diri. c. Pesuasi Sosial. Efikasi diri juga dapat diperoleh atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari persuasi sosial terhadap meningkatnya atau menurunya efikasi diri cukup terbatas dan harus pada kondisi yang tepat. Kondisi tersebut adalah bahwa seseorang haruslah mempercayai pihak yang melakukan persuasi karena kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya lebih efektif daripada kata-kata dari sumber yang tidak terpercaya, sumber terpercaya dalam konteks ini adalah seseorang yang memiliki pengalaman atau pernah melakukan tindakan yang akan dilakukan oleh seorang individu. Meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial paling efektif ketika dikombinasikan dengan performa yang sukses. Persuasi dapat meyakinkan seseorang untuk berusaha dalam suatu kegiatan jika performa yang dilakukan tersebut suskes. d. Kondisi Fisik dan Emosional. Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa diri, ketika seseorang mengalami katakutan yang kuat, kecemasan atau tingkat stress yang tinggi, kemungkinkan seseorang tersebut akan memiliki efikasi diri 16 yang rendah sehingga emosi yang kuat cenderung akan mengurangi performa yang dimiliki.

3. Dimensi Efikasi Diri