Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
Korea saja, namun juga menyediakan makanan khas Jepang dan China. “Silla Restaurant” berdiri sejak tahun 2004 dan dan tetap eksis sampai dengan
saat ini, berlokasi di jalan Arteri Ring Road Utara no.33 Manggung Condong Catur dan merupakan restoran golongan kelas Selaka menengah yang
memiliki 60 kursi dengan design interior yang sangat kental akan penggabungan budaya Jepang, China dan Korea. Pada umumnya menu
ketiga Negara ini memiliki beberapa kesamaan baik dari penggunaan bahan, teknik olah dan bentuk produk. Persamaan penggunaan bahan misalnya pada
penggunaan bumbu dan rempah-rempah, seperti bawang putih, kecap, minyak wijen, lada hitam, cuka, jahe dan biji wijen yang terdapat pada
masakan Korea, Jepang maupun Cina. Persamaan teknik olah misalnya pada Bulgogi Korea dan Yakiniku Jepang, yaitu irisan daging sapi yang dilapisi saus,
rempah-rempah dan bumbu kemudian dipanggang di atas panggangan barbeque menggunakan sepasang sumpit. Sedangkan persamaan bentuk
misalnya pada menu Kimbap Korea dan Sushi Jepang, yaitu bentuknya yang memanjang, bulat dan silinder berisi nasi, sayur dan lauk yang digulung
kemudian diiri s sekitar 1 ruas jari untuk setiap bulatannya. “Silla Restaurant”
Yogyakarta merupakan salah satu pionir berdirinya restoran yang menyediakan pilihan menu ala makanan khas Korea wawancara dengan
Khiswan Banardi, Operational Manager Silla Restaurant Yogyakarta, di Silla
6
Restaurant Yogyakarta, tanggal 08 Mei 2015. Namun menu dari setiap Negara memiliki kekhasan dan citarasa yang
unik. Makanan Korea menawarkan beragam rasa yang berbeda dari makanan Jepang dan Cina. Makanan Cina dapat ditandai dengan rasa bumbu yang
kuat dan penggunaan komponen warna yang beragam, pada makanan Jepang cenderung rapi dan bersih dengan rasa yang ringan, sedangkan
makanan Korea didasarkan pada selera alam, baik yang kuat dan ringan, segar dan pedas. Cara memahami makanan Korea adalah dengan lebih
menikmatinya saat menyantap, sehingga citarasa dan makna makanan dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri dari masakan tersebut. Korean Food Guide,
2014 : 1 Pada awal berdirinya “Silla Restaurant” Yogyakarta mayoritas yang
menjadi konsumen adalah dari kalangan orangtua saja, namun sejalan dengan perkembangan zaman, terlebih lagi sejak budaya Pop Korea menjadi
tren di Indonesia maka peminat makanan khas Korea ini menjadi semakin luas, tidak hanya dari kalangan orangtua namun juga dari kalangan remaja
dan anak muda. wawancara dengan Khiswan Banardi, Operational Manager Silla Restaurant Yogyakarta, di Silla Restaurant Yogyakarta tgl.08 Mei 2015.
“Silla Restaurant” Yogyakarta sebagai jenis usaha penyedia jasa makan dan minum selama ini selalu berupaya menyediakan menu-menu yang bisa
7
diterima, baik dari segi rasa, macamjenis, penampilan, porsi maupun harga yang sesuai dengan karakteristik konsumen di Yogyakarta. Selain variasi
produk yang ditawarkan “Silla Restaurant” Yogyakarta juga harus dapat
memberikan pelayanan yang berbeda atau istimewa kepada konsumen sehingga konsumen dapat kembali lagi. Namun demikian mengingat bahwa
konsumen sebagai “raja” yang bebas memilih dan menentukan dimana akan membeli makanan, terlebih saat ini di Yogyakarta juga mulai banyak
bermunculan kafe, rumah makan, warung makan maupun pedagang kaki lima yang menganut konsep khas Korea yang memberikan alternatif bagi
konsumen untuk memilih. Kiranya perlu adanya alternatif untuk mengevaluasi kinerja khususnya bagi
“Silla Restaurant” Yogyakarta. Perlunya pengelola
“Silla Restaurant” Yogyakarta mengetahui dan melakukan evaluasi terhadap kinerjanya dengan harapan konsumen tidak
berpindah ke tempat lain dalam memenuhi kebutuhan makan dan jasa pelayanannya, dan lebih dari itu tentunya konsumen meningkat dari waktu ke
waktu. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui tentang tingkat kepuasan konsumen terhadap produk makanan khas Korea
dan pelayanan makanan di “Silla Restaurant” Yogyakarta dapat sebagai upaya positif yang diharapkan dapat mendukung terwujudnya
8
restoran berkelas yang selalu dapat memenuhi kepuasan konsumen dan mampu memberikan kontribusi dalam dunia kuliner Yogyakarta secara
berkelanjutan.