16 diputuskan  merek  mana  yang  akan  dibeli.  Merek  dengan  tof  of  mind  yang
tinggi  mempunyai  nilai  pertimbangan  yang  tinggi.  Jika  suatu  merek  tidak tersimpan  dalam  ingatan.  Merek  tersebut  tidak  akan  dipertimbangkan  dalam
benak konsumen.
2.1.2.2   Asosiasi Merek Brand Association
Aaker  dalam  Handayani,  dkk  2010:76  mendefinisikan  brand  association sebagai  segala  sesuatu  yang  terhubung  di  memori  pelanggan  terhadap  suatu
merek. Durianto,  dkk  dalam  Kartono  2007:69  asosiasi  merek  merupakan  segala
kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu  merek.  Pada  umumnya  asosiasi  merek  terutama  yang  membentuk  brand
image-nya menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitas pada  merek  tersebut.  Dalam  prakteknya  didapati  banyak  sekali  kemungkinan
asosiasi  dan  varian  dari  asosiasi  merek  yang  dapat  memberikan  nilai  bagi  suatu merek, dipandang dari sisi perusahaan maupun dari sisi pengguna.
Menurut  Humdiana  2005:47,  asosiasi  merek  adalah  segala  hal  yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis
namun juga mempunyai  suatu tingkatan kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih kuat  jika  dilandasi  pada  pengalaman  untuk  mengkomunikasikannya,  juga  akan
lebih  kuat  apabila  kaitan  itu  didukung  dengan  suatu  jaringan  dari  kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi, biasanya terangkai dalam bentuk
yang bermakna.
17 Menurut Aaker dalam Humdiana 2005:48 mengemukakan adanya sebelas
tipe asosiasi, yaitu : 1.  Atribut Produk Product Attributes
Atribut  produk  yang  paling  banyak  digunakan  dalam  strategi  positioning adalah  mengasosiasikan  suatu  objek  dengan  salah  satu  atau  beberapa  atribut
atau  karakteristik  produk  yang  bermakna  dan  saling  mendukung,  sehingga asosiasi  bisa  secara  langsung  diterjemahkan  dalam  alasan  untuk  pembelian
suatu produk. 2.  Atribut Tak Berwujud Intangibles Attributes
Suatu  faktor  tak  berwujud  merupakan  atribut  umum,  seperti  halnya  persepsi kualitas,  kemajuan  teknologi,  inovasi,  atau  kesan  nilai  yang  mengikhtisarkan
serangkaian atribut yang objektif. 3.  Manfaat bagi Pelanggan Customers Benefits
Biasanya  terdapat  hubungan  antara  atribut  produk  dan  manfaat  bagi konsumen.  Terdapat  dua  manfaat  bagi  konsumen,  yaitu:  a  manfaat  rasional
rational  benefit,  adalah  manfaat  yang  berkaitan  erat  dengan  suatu  atribut produk  dari  produk  yang  dapat  menjadi  bagian  dari  proses  pengambilan
keputusan  yang  rasional;  b  manfaat  psikologis  psychological  benefit, seringkali  merupakan  konsekuensi  ekstrim  dalam  proses  pembentukan  sikap,
berkaitan  dengan  perasaan  yang  ditimbulkan  ketika  membeli  atau menggunakan merek tersebut.
18 4.  Harga Relatif Relative Price
Evaluasi  terhadap  suatu  merek  di  sebagian  kelas  produk  ini  akan  diawali dengan  penentuan  posisi  merek  tersebut  dalam  satu  atau  dua  dari  tingkat
harga. 5.  Penggunaan Application
Pendekatan  ini  adalah  dengan  mengasosiasikan  merek  tersebut  dengan  suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6.  Pengguna Konsumen User Customer Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah
tipe pengguna atau konsumen dari produk tersebut. 7.  Orang Terkenal Khalayak Celebrity Person
Mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.
8.  Gaya Hidup Kepribadian Lifestyle Personality Sebuah merek bisa diilhami oleh para konsumen merek tersebut dengan aneka
kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama. 9.  Kelas Produk Product Class
Beberapa merek perlu membuat  keputusan  positioning  yang menentukan  dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk.
10. Para Pesaing Competitors Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli
pesaing.
19 11. Negara Wilayah Geografis Country Geographic Area
Sebuah  negara  dapat  menjadi  simbol  yang  kuat  asalkan  memiliki  hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.
Humdiana 2005:47 menyebutkan adanya lima fungsi asosiasi merek, meliputi: 1.  Membantu memproses menyusun informasi
Sebuah  asosiasi  bisa  menciptakan  informasi  bagi  pelanggan  dan  bisa mempengaruhi peringatan kembali atas informasi tersebut, terutama pada saat
mengambil  keputusan.  Asosiasi  juga  bisa  mempengaruhi  interpretasi mengenai fakta-fakta.
2.  Membedakan memposisikan merek Suatu  asosiasi  bisa  memberikan  landasan  yang  penting  bagi  usaha  untuk
membedakan  dan  memisahkan  suatu  merek  dengan  merek  yang  lain. Asosiasi
–asosiasi pembeda bisa menjadi keuntungan kompetitif yang penting jika  sebuah  merek  sudah  dalam  posisi  yang  mapan  dalam  kaitannya  dengan
kompetitor.  Untuk  suatu  atribut  utama  dalam  kelas  produk  tertentu,  para kompetitor akan mendapat kesulitan untuk menyerang.
3.  Memberikan landasan bagi perluasan Suatu  asosiasi  bisa  menghasilkan  landasan  bagi  suatu  perluasan  dengan
menciptakan  rasa  kesesuaian  antara  merek  dengan  produk  baru  dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.
4.  Menciptakan sikap perasaan positif Beberapa  asosiasi  mampu  merangsang  suatu  perasaan  positif  yang  akhirnya
merembet  ke  merek  yang  bersangkutan.  Beberapa  asosiasi  mampu
20 menciptakan  perasaan  positif  selama  pengalaman  menggunakan  dan
mengubah pengalaman tersebut menjadi sesuatu yang lain daripada yang lain. 5.  Membangkitkan alasan untuk membeli
Asosiasi  merek  membutuhkan  berbagai  atribut  produk  manfaat  pelanggan yang  bisa  menyadarkan  suatu  alasan  spesifik  untuk  membeli  dan
menggunakan  merek  tersebut.  Asosiasi-asosiasi  ini  merupakan  landasan  dari keputusan  pembelian  dan  loyalitas  merek.  Beberapa  asosiasi  juga
mempengaruhi keputusan pembelian dengan cara memberikan kredibilitas dan rasa percaya diri atas merek tersebut.
2.1.2.3   Persepsi Kualitas Perceived Quality