f. Tingkat Evaluasi Evaluation. Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. Contoh. Siswa dapat menilai kualitas kemampuan
pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Secara lebih
rinci akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini :
a.
Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-
perbedaan.
b.
Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan.
c.
Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain.
d.
Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, mendapatkan nilai dalam suatu skala
nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
e.
Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan
mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
3.
Ranah
Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni :
a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Seperti
mengenal keruskan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana
akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.
c.
G e r a k t e r b i m b i n g ,
mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola.
d.
G e r a k a n y a n g t e r b i a s a ,
mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerkan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.
e.
G e r a k a n k o m p l e k s ,
yang mencakup kemampuan melakukn gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.
Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat. f.
P e n y e s u a i a n p o l a g e r a k a n ,
yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya,
keterampilan bertanding. g.
K r e a t i v i t a s ,
mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru.
19
C.
Pendidikan Agama Islam 1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk mengetahui tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminologi. Dari segi
etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe-
dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
20
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam
rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan
19
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, h.49- 59. bisa dilihat juga di Sukardi Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasionalnya h.74-78.
20
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka,1984, h. 250.