Rencana Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2010-2014

11 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 bertujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan IPTEK serta penguatan daya saing perekonomian. Penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu peningkatan pembangunan kelautan dan perikanan adalah melalui pengembangan perikanan budidaya, dengan harapan meningkatnya pertumbuhan produksi perikanan budidaya yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kehidupankesejahteraan masyarakat pembudidaya. Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya. Ddalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi agar efektif, efisien dan akuntabel guna pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya berpedoman pada dokumen perencanaan yang meliputi : i Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Ditjen Perikanan Budidaya 2010-2014; ii Rencana Kerja Tahunan Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013; dan iii Penetapan Kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013.

2.1. Rencana Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2010-2014

Rencana Strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Renstra Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2010-2014 yang telah disesuaikan, diuraikan sebagai berikut : 12 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 2.1.1. Visi Selaras dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan Pe ba gu a Kelauta da Perik a a ya g Berdaya “ai g da Berkela juta u tuk Kesejahteraa Masyarakat , pada tahun 2010-2014 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi sebagai berikut: Pembangunan Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka ditetapkan misi pembangunan perikanan budidaya yaitu: Mengelola Sumberdaya Perikanan Budidaya secara Optimal dan Berwawasan Lingkungan

2.1.3. Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi di atas, Ditjen Perikanan Budidaya menetapkan tujuan pokok dalam pembangunan perikanan budidaya yaitu : Me i gkat ya produksi da produktivitas usaha perikanan budidaya yang berkela juta

2.1.4. Sasaran Strategis

Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis tersebut adalah Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya pada Tahun 2014. Produksi perikanan budidaya difokuskan pada komoditas unggulan yang mudah dibudidayakan secara massal dengan teknologi sederhana dan prospek pasar yang jelas. Komoditas utama yang menjadi fokus pada sasaran produksi budidaya tahun 2010 – 2014 adalah rumput laut, patin, lele, nila, bandeng, udang windu dan vanname, mas, gurame, kakap, kerapu serta produk ikan lainnya. 13 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 2.1.5. Strategi dan Kebijakan Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung kebijakan nasional serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam 5 tahun ke depan adalah: 1. Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi dalam rangka penerapan teknologi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir 2. Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin 3. Terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi 4. Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri 5. Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai 6. Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya 7. Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi. Untuk melaksanakan arah kebijakan di atas, akan ditempuh melalui tiga strategi pembangunan perikanan budidaya, yaitu : a. Pengembangan Kawasan Minapolitan Minapolitan merupakan suatu konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan yang berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan akselerasi. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : i meningkatkan volume produksi, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya; ii meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya; dan iii mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran 14 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 strategi pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, produktivitas, dan kualitas tinggi melalui sistem intensifikasi dan ekstensifikasi. b. Pengembangan Komoditas Unggulan Pengembangan komoditas unggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan perikanan budidaya untuk sepuluh komoditas yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kriteria : i bernilai ekonomis tinggi; ii teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah tersedia; iii permintaan yang tinggi baik lokal maupun luar negeri; dan iv dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal. Sepuluh komoditas budidaya unggulan tersebut adalah : i udang; ii rumput laut; iii nila; iv lele; v patin; vi gurame; vii kerapu; viii kakap; ix bandeng; dan x ikan lainnya. Disamping 10 sepuluh komoditas unggulan tersebut, pengembangan komoditas lainnya yang potensial dan spesifik daerah tetap dikembangkan baik dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, pemenuhan konsumsi di dalam negeri, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun untuk pelestarian jenis- jenis ikan lokal yang cenderung akan mengalami kepunahan. c. Pemberdayaan dan Wirausaha Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. PNPM Mandiri KP untuk bidang perikanan budidaya dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan PUMP Perikanan Budidaya yaitu pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha yang diperuntukan bagi pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan Pokdakan. Tujuan PUMP Perikanan Budidaya 15 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 adalah meningkatkan kemampuan usaha produksi perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan kesejahteraan, menumbuhkan wirausaha dan memperkuat kelembagaan pokdakan serta meningkatkan kualitas lingkungan pembudidayaan. d. Industrialisasi Perikanan Budidaya Berbasis Blue Economy Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan industrialisasi kelautan dan perikanan sebagai salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai pada tahun 2012. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan terwujudnya percepatan pendapatan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Sasaran yang ingin dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan. Pengembangan industrialisasi perikanan budidaya dilakukan dengan pendekatan Blue Economy yang dilandasi dengan prinsip-prinsip : i terintegrasi, yakni integrasi ekonomi dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi; ii berbasis kawasan, yakni berbasis pengembangan kawasan ekonomi potensial; iii sistem produksi bersih, yakni sistem produksi efisien, hemat bahan baku, bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan; iv investasi kreatif dan inovatif, yakni penanaman modal dan bisnis dengan model blue economy; dan v berkelanjutan, yakni keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.

2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya

Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2013 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak 13.020.800 ton dengan rincian sebagai berikut : 1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak 3.408.505 ton; 2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 1.831.620 ton; dan 16 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak 7.780.676 ton. Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana tabel 1 berikut. Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2009-2014 NO. KOMODITAS 2009 2010 2011 2012 2013 2014 TARGET TON TARGET TON TARGET TON TARGET TON TARGET TON TARGET TON Total 4.780.100,0 5.324.000,0 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000 1 Udang 348.100,0 348.100,0 460.000 529.000 608.000 699.000 - Windu 123.100,0 125.300,0 115.720 128.700 158.000 188.000 - Vaname 225.000,0 275.000,0 344.280 400.300 450.000 511.000 2 Rumput Laut 2.574.000,0 2.672.800,0 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 3 Nila 378.300,0 491.800,0 639.300 850.000 1.105.000 1.242.900 4 Patin 132.600,0 225.000,0 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 5 Lele 200.000,0 270.600,0 366.000 495.000 670.000 900.000 6 Mas 254.400,0 267.100,0 280.400 300.000 325.000 350.000 7 Gurame 38.500,0 40.300,0 42.300 44.400 46.600 48.900 8 Kakap 4.600,0 5.000,0 5.500 6.500 7.500 8.500 9 Kerapu 5.300,0 7.000,0 9.000 11.000 15.000 20.000 10 Bandeng 291.300,0 349.600,0 419.000 503.400 604.000 700.000 11 Lainnya 553.000,0 646.700,0 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700 Seiring dengan pembahasan reviu Indikator Kinerja Utama IKU Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan kondisi alam anomali cuaca di mana Badan Meteorologi dan Geofisika BMG memperkirakan tahun 2013 ini musim kemarau hanya 1 bulan, maka Ditjen Perikanan Budidaya juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama IKU produksi perikanan budidaya per komoditas pada tahun 2013 yang kemudian tertuang dalam Permen KP No. 1Permen KP2014. Adapun hasil reviu IKU produksi tersebut sebagaimana tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Reviu Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2013-2014 NO. KOMODITAS 2013 2014 TARGET SEMULATON REVISI IKU TON TARGET SEMULA TON REVISI IKU TON Total 13.020.800 11.632.122 16.891.000 13.927.946 1 Udang 608.000 608.000 699.000 699.000 - Windu 158.000 158.000 188.000 188.000 - Vaname 450.000 450.000 511.000 511.000 2 Rumput Laut 7.500.000 6.500.000 10.000.000 7.800.000 3 Nila 1.105.000 1.200.000 1.242.900 1.440.000 17 L A K I P S e k r e t a r i a t D J P B TAHUN 2013 NO. KOMODITAS 2013 2014 TARGET SEMULATON REVISI IKU TON TARGET SEMULA TON REVISI IKU TON 4 Patin 1.107.000 750.000 1.883.000 900.000 5 Lele 670.000 700.000 900.000 840.000 6 Mas 325.000 500.000 350.000 600.000 7 Gurame 46.600 125.000 48.900 150.000 8 Kakap 7.500 7.000 8.500 8.400 9 Kerapu 15.000 11.000 20.000 13.200 10 Bandeng 604.000 700.000 700.000 840.000 11 Lainnya 1.032.700 531.122 1.038.700 637.346

2.2. Perencanaan Kinerja dan Anggaran