Kurang sopan Penokohan tokoh Sandale

melalui karaterisasi langsung die direkte Charakterisierung, kutipan di atas adalah ucapan Robert yang menyuruh Sandale membersihkan mulut dengan tisu bukan dengan tangan. Membersihkan mulut dengan tangan bukanlah sopan santun di meja. Data 8 halaman 36 »Leck mich doch«, schreit sie den Busfahrer an. »Dann nehme ich den nächsten« Sie springt aus dem Bus. Philipps, 2006: 36 Artinya: “Sialan“ Sandale berteriak ke arah sopir bis, “aku bisa naik bis berikutnya, tahu“ Ia lalu turun dari bis. Kurnia, 2008: 36 Sandale mengumpat pada sopir bis dan mengatakan jika ia bisa naik bis berikutnya sebelum turun. Sandale mengumpat pada sopir karena ia telah diusir dari bis yang ia tumpangi. Bukan merasa bersalah, Sandale malah memaki sopir, yang tentu umurnya lebih tua darinya dengan kata-kata kasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sandale kurang memiliki sopan santun dan etika yang baik. Penokohan dalam kutipan di atas disampaikan secara tidak langsung die indirekte Charakterisierung melalui tingkah laku tokoh die Schilderung des Verhaltens. Data 9 halaman 83 »Also, dann komm mit, Castravete Ich hab nicht den Ganzen Tag Zeit«, sagt sie und winkt Martin ihr zu folgen. Philipps, 2006: 83 Artinya: “Oke, mari ikut aku, Castravete Aku tidak punya waktu sepanjang hari“ Katanya dan melambai kepada Martin. Kurnia, 2008: 97 Sandale menjadi pemandu Martin atas perintah Mama Ruth sebagai tugas khusus bagi Sandale karena telah membuat banyak keributan. Sandale memandu Martin dengan memanggilnya Castravete yang berarti ketimun dan mengatakan jika dia tidak memiliki waktu sepanjang hari. Ucapan-ucapan Sandale tersebut bukanlah kata-kata yang sopan untuk diucapkan kepada seorang tamu yang datang dari tempat jauh untuk berkunjung dan mengenal keluarga Concordia. Sehingga secara tidak langsung Sandale digambarkan sebagai gadis yang kurang sopan santun. Dalam data ini penokohan juga disampaikan secara tidak langsung die indirekte Charakterisierung melalui tingkah laku tokoh die Schilderung des Verhaltens .

3. Memiliki Kebiasaan Hidup Kotor

Sebagaimana kebanyakan anak-anak dan remaja yang tinggal di jalanan, pakaian dan badan mereka kotor. Kotor KBBI 2001: 599 adalah tidak bersih; terkena noda. Begitu pula Sandale, dia bukan termasuk gadis yang bersih. Sering berkeliaran di jalanan yang berdebu membuat badan dan pakaiannya kotor. Data 10 halaman 72 Nach einen ersten Rundgang bleibt sie vor dem großen Schaufenster eines Schuhgeschäftes stehen. Schwarze, blaue, rote Schuhe, Solche mit hohen Absätzen, mit Riemchen und ohne. Sie Schaut auf ihre alten Sandalen. Das eine Riemchen hängt nur noch an einem dünnen Faden und die gelbe Farbe ist vonn Schmutz dunkel geworden. Philipps, 2006: 72 Artinya: Setelah mengelilingi pusat perbelanjaan itu, akhirnya Sandale berdiri di sebuah etalase toko sepatu. Sepatu hitam, biru, merah dan sepatu tumit tinggi, dengan gesper dan tanpa gesper. Ia melihat sandal tuanya. Gesper yang satu hanya tertahan oleh beberapa helai benang saja dan warna kuningnya sudah luntur dan buram karena kotor. Kurnia, 2006: 82 Dia ingin mendapatkan sebuah sepatu baru untuk menggantikan Sandal tuanya yang sudah kotor dan rusak. Kutipan di atas menjelaskan Sandale telah berkeliling pusat perbelanjaan, lalu ia berdiri di depan sebuah etalase sebuah toko sepatu. Terdapat banyak sepatu dengan berbagai warna dan bentuk. Ia melihat sandal tuanya yang bergesper rusak, kotor dan buram. Sandale merasa dia butuh membeli alas kaki yang baru, karena sandalnya sudah cukup tidak layak. Kemudian, ia memasuki sebuah toko sepatu. Dalam kutipan dijelaskan langsung oleh pengarang die direkte Charakterisierung penampilan Sandale saat itu yang memakai sandal rusak dan kotor. Dengan penampilan seperti itu akan mencerminkan bahwa Sandale memiliki kebiasaan hidup kotor. Data 11 halaman 73 »Wie kannst du ... mit deinen dreckigen Füßen ... wer soll die Schuhe denn jetzt noch anziehen?« Die Verkäuferin ist fassungloss . Philipps, 2006: 73 Artinya: “Aduh, bagaimana kau ini ... mencoba sepatu mahal dengan kaki kotor itu ... bagaimana aku sekarang dapat menjualnya? Pramuniaga itu tercengang.“ Kurnia, 2008: 83 Seorang pramuniaga toko sepatu itu memandanganya sebelah mata dengan penampilan yang buruk. pramuniaga itu juga memprotes Sandale yang mencoba sebuah sepatu dengan kakinya yang kotor, dia merasa tidak akan bisa menjual lagi sepatu yang telah dicoba Sandale. Penampilan Sandale yang kotor sangat tidak menyakinkan untuk menjadi seorang pelanggan yang akan membeli barang dari toko tersebut sehingga dia tidak mendapat pelayanan yang ramah dari pramuniaga toko. Penokohan pada kutipan data 8 ini juga melalui deskripsi secara langsung die direkte Charakterisierung yaitu karakterisasi langsung dari tokoh lain. Tokoh tersebut adalah sang pramuniaga yang menyebut kaki Sandale dengan sebutan kotor. Data 12 halaman 133 ... Dann schaut sie an sich hinunter, sieht erst jetzt den großen Fettfleck vom Frühstück auf ihrem T-Shirt und ihre Jeans, die auch nicht mehr ganz sauber ist, ihre bloßen Zehen, die vorne aus den staubigen Sandalen, bei denen man die goldene Farbe nur noch erahnen kann, herausschauen. Philipps, 2006: 133