Latar Belakang Masalah Pengaruh Ekuitas Merek Produk Minuman Coca-Cola Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Cafe Alumni ‘FEMI’ Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasaran dewasa ini telah banyak menyentuh kehidupan masyarakat. Pemasaran dengan segala sistem dan aktivitasnya selalu mengakrabkan masyarakat dengan produk dan nama-nama merek produk perusahaan yang ditawarkan. Saat ini, persaingan perusahaan dalam aspek pemasaran tidak hanya mengarah pada atribut fungsional produk, melainkan juga dikaitkan dengan merek produk yang mampu memberikan citra khusus dalam benak konsumen. Semakin banyaknya pemain di pasar, semakin meningkat ketajaman persaingan diantara merek-merek yang beroperasi di pasar. Setiap perusahaan selalu berkompetisi dalam meningkatkan kekuatan merek serta mempertahankan tingkat merek yang sudah ada dengan mengelola segala asset yang menjadi dasar ekuitas merek, sehingga dapat bersaing secara kompetitif di pasar global. Aaker 2003 : 85 menjabarkan asset merek yang berkontribusi pada penciptaan ekuitas merek dalam 4 dimensi, yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek. Menurut Aaker 2003 : 87, ekuitas merek yang tinggi akan terjadi pada saat konsumen menyadari keberadaan merek, menanamkan asosiasi merek yang kuat, serta menyadari keunikan dan keunggulan merek tertentu. Dengan demikian, pengelolaan ekuitas merek yang efektif akan meningkatkan keluasan kesadaran merek, meyakinkan konsumen untuk tidak melupakan merek tertentu, serta menjamin bahwa pembelian dan pemakaian merek tersebut dapat memuaskan segala kebutuhan serta keinginan konsumen Salah satu pemimpin merek kelas dunia seperti produk minuman Coca-Cola telah berhasil mempertahankan ekuitas merek dalam waktu yang tidak singkat. Kunci dalam hal ini adalah adanya dukungan aktivitas pemasaran yang secara konsisten menjaga Universitas Sumatera Utara merek tersebut. Arti konsisten menurut Kotler tidak berarti statis, namun lebih cenderung bersifat fleksibel mengikuti perubahan yang terjadi sepanjang waktu dalam usaha meningkatkan kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap produk minuman Coca-Cola Jurnal Usahawan 7 XXXII Juli 2003 : 8. Membicarakan produk minuman berkarbonat dalam kemasan kaleng dan kemasan botol, selama hampir satu dekade hanya ada satu nama yang melekat, yaitu Coca-Cola. Begitu identiknya Coca-Cola dengan produk minuman berkarbonat, hingga sukar dibayangkan ketika minuman yang terkenal dengan slogan “Always Coca-Cola” ini pernah mengganti formula merek andalannya dan menamainya New Coke. Saat uji coba, ternyata cita rasa New Coke tidak jauh berbeda dengan merek aslinya. Akan tetapi, ketika perusahaan mengganti formula itu, penolakan hebat datang dari konsumen, dan akhirnya perusahaan ini kembali memakai merek Coca-Cola Classic. Penolakan dalam hal ini membuktikan adanya suatu asosiasi yang kuat dengan sebuah merek menancap dalam benak konsumen hingga jauh melebihi faktor rasa yang ditawarkan. Faktor inilah yang menyebabkan Coca-Cola selalu memegang kunci sukses yang menjadikannya sebagai market leader pada bisnis minuman berkarbonat Majalah Tempo, 1 Februari 2004 : 84. Coca-Cola Indonesia berhasil meraih posisi puncak dalam penghargaan Indonesian Customer Loyalty Award ICLA untuk kategori produk minuman berkarbonat pada tahun 2006. Survei ICLA 2006 ini menunjukan bahwa Coca-Cola termasuk salah satu merek dari 18 kategori produk yang berhasil memperoleh volume penjualan tertinggi. Penghargaan yang diterima Coca-Cola ini membuktikan bahwa ekuitas dari suatu merek yang tinggi dapat berpengaruh pada penciptaan nilai yang berkontribusi dalam membangun kesetiaan loyalitas konsumen terhadap merek produk tersebut www.swa.co.id, 20 April 2008, pukul 19:32 WIB. Universitas Sumatera Utara Hasil survei yang diperoleh dari beberapa lembaga riset antara lain AC Nielsen, MARS, dan SWA sejak tahun 2000 hingga kini, menunjukkan tingkat penetrasi pasar untuk produk minuman berkarbonat sudah mencapai sekitar 20 porsi saji per kapita. Sedangkan, pangsa pasar untuk produk minuman Coca-Cola sudah mencapai lebih dari 70 dibandingkan dengan produk minuman berkarbonat lain. Distribusi Coca-Cola sudah mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Sumatera, Jabotabek, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan, saat ini Coca Cola sudah memiliki jaringan distribusi global melalui Worldwide Bottling System yang telah menjelajahi pelosok 200 negara di seluruh dunia www.coca-cola.co.id, 12 Januari 2008, pukul 21:45 WIB. Penulis melakukan penelitian pada Cafe Alumni ‘FEMI’ FE USU, Medan. Alasan penulis memilih lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa sebagian besar pelanggan Cafe Alumni ‘FEMI’ adalah mahasiswai USU yang merupakan pangsa pasar yang potensial untuk pemasaran dan konsumsi carbonated soft drink. Hal ini diperkuat dari hasil pra survey yang dilakukan oleh penulis pada Cafe Alumni ‘FEMI’, dimana tingkat populasi mahasiswa yang mengkonsumsi produk minuman Coca-Cola lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa produk minuman berkarbonat lain, seperti dicantumkan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.1 Deliver Rata-Rata Beberapa Produk Minuman Berkarbonat Cafe Alumni ‘FEMI’ FE USU, Medan Mingguan Rata-Rata Nama Produk Minuman Berkarbonat Deliver Rata-Rata Jumlah Penjualan Persentase Coca-Cola 82 botol 45.05 Sprite 47 botol 25.82 Fanta 53 botol 29.12 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 data diolah Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi mahasiswa untuk produk minuman Coca-Cola pada Cafe Alumni ‘FEMI’ lebih tinggi dibandingkan dengan produk minuman berkarbonat lainnya. Deliver rata-rata pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah Coca-Cola yang terjual setiap minggunya adalah 82 botol atau menyumbang angka persentase penjualan sebesar 45.05 dibandingkan dengan tingkat penjualan produk minuman berkarbonat lainnya yang menyumbang angka persentase penjualan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan produk minuman Coca-Cola. Tingginya tingkat konsumsi mahasiswa pada produk minuman Coca-Cola ini menjadi alasan yang kuat bagi penulis untuk menetapkan lokasi Cafe Alumni ‘FEMI’ FE USU, Medan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Ekuitas Merek Produk Minuman Coca-Cola Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Cafe Alumni ‘FEMI’ Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Ringan Coca-Cola Pada Siswa/Siswi Smu Kecamatan Tanjung Rejo Medan

1 75 146

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3 51 125

Pengaruh Iklan Coca-Cola Versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadap Brand Awareness Konsumen Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3 53 127

Pengaruh Ekuitas Merek Minuman Berkarbonasi Merek Fanta Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan

0 37 125

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Sony Ericsson Pada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

1 33 146

PENGARUH ASOSIASI MEREK PADA PREFERENSI KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN COLA: PENGARUH ASOSIASI MEREK PADA PREFERENSI KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN COLA: STUDI PADA KONSUMEN INDONESIA DAN MALAYSIA.

0 3 17

Pengaruh Ekuitas Merek Perusahaan Minuman Chatime terhadap Loyalitas Konsumen.

5 47 16

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI MINUMAN RINGAN BERSODA COCA COLA DI SURABAYA UTARA.

0 0 95

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI MINUMAN RINGAN BERSODA COCA COLA DI SURABAYA UTARA

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP TERHADAP MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COCA COLA SURVEI PADA KONSUMEN MINUMAN BERKARBONASI MEREK COCA COLADI SEVEN ELEVEN JAKARTA UTARA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 18