50
d. Tenaga Kesehatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar Tabel 4.1 Data Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan di RSUD dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar No
Jenis Tenaga Jumlah
01. 02.
03. 04.
05. 06.
07. 08.
09. 10.
11. 12.
Tenaga medik umum dan dasar Tenaga medik spesialis
Perawat Bidan
Perawat gigi Gizi
Kesehatan lingkungan Farmasi
Tenaga ketrampilan fisik Tenaga keterapian fisik
Kesehatan Masyarakat Tenaga non kesehatan
53 14
181 23
4 19
4 13
9 36
15 97
Total 468
Sumber data : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD dr. Djasamen Saragih Keadaan 31 Desember 2013
Rumah Sakit Umum Daerah dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar didukung oleh 468 orang SDM terdiri dari berbagai variasi latar belakang pendidikan, jumlah
terbesar adalah keperawatan sebanyak 181 orang.
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja dan status perkawinan.
Universitas Sumatera Utara
51
a. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No
Karakteristik Jumlah
Persentase Umur
1. 20 – 25
10 18,5
2. 26 – 30
8 14,8
3. 31 – 35
20 37,0
4. 36 – 40
9 16,7
5. 41 – 45
7 13,0
Jumlah 54
100,0
Pada tabel 4.2 diatas bahwa sebagian besar responden berumur antara 31 – 35 tahun sebanyak 20 orang 37,0,
b. Jenis kelamin
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Karakteristik Jumlah
Persentase Jenis Kelamin
1. Laki-laki
4 7,4
2. Perempuan
50 92,6
Jumlah 54
100,0
Pada tabel 4.3 diatas bahwa jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan sebanyak 50 orang 92,6.
c. Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No
Karakteristik Jumlah
Persentase Pendidikan
1. D3 Keperawatan
47 87,0
2. S1 Keperawatan
7 13,0
Jumlah 54
100.0
Universitas Sumatera Utara
52
Pada tabel 4.4 diatas bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah lulusan akademi keperawatan D3 keperawatan sebanyak 47 orang 87,0.
d. Lama kerja
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja No
Karakteristik Jumlah
Persentase Lama kerja
1. 0 - 5 tahun
13 24,1
2. 5 - 10 tahun
21 38,9
3. diatas 10 tahun
20 37,0
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa lama kerja responden paling banyak antara 5 – 10 tahun sebanyak 21 orang 38,9.
e. Status perkawinan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status perkawinan No
Karakteristik Jumlah
Persentase Status perkawinan
1. Kawin
47 87,0
2. Belum kawin
7 13,0
Jumlah 54
100,0
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar status perkawinan responden
sudah kawin dengan jumlah 47 orang 87,0.
4.2.2 Komunikasi Interpersonal
di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Komunikasi antara kepala ruang perawatan dengan perawat pelaksana ruang rawat inap dalam penelitian ini terdiri dari lima indikator yaitu: keterbukaan
openness, empati empathy, sikap mendukung supportiveness, sikap positif
Universitas Sumatera Utara
53
positiveness dan kesetaraan equality. Hasil penelitian tentang komunikasi interpersonal tersebut adalah sebagai berikut.
4.2.2.1 Keterbukaan Openness
Indikator komunikasi tentang keterbukaan meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Komunikasi Berdasarkan Keterbukaan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Keterbukaan
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
1 Kepala ruangan bersikap terbuka
dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana
20 37,0 31 57,4 3 5,6 54 100,0
2 Kepala ruangan bereaksi secara
jujur terhadap hal yang disampaikan perawat pelaksana
21 38,9 27 50,0 6 11,1 54 100,0
3 Kepala ruangan memberikan
respon yang positif saat berkomunikasi dengan perawat
pelaksana 18 33,3 30 55,6 6 11,1 54 100,0
4 Kepala ruangan
bertanggungjawab dengan hal- hal yang dikomunikasikan
dengan perawat pelaksana 19 35,2 30 55,6 5 9,3 54 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 tentang keterbukaan sebagai indikator komunikasi
diketahui sebanyak 31 orang 57,4 responden menyatakan kepala ruangan jarang bersikap terbuka dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana, 27 orang 50,0
responden menyatakan kepala ruangan jarang bereaksi secara jujur terhadap hal yang disampaikan perawat pelaksana, 30 orang 55,6 responden menyatakan kepala
Universitas Sumatera Utara
54
ruangan jarang memberikan respons yang positif saat berkomunikasi dengan perawat pelaksana, 30 orang 55,6 responden menyatakan kepala ruangan jarang
bertanggung jawab dengan hal-hal yang dikomunikasikan dengan perawat pelaksana.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Keterbukaan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kategori Keterbukaan n
a. Baik 21
38,9 b. Sedang
25 46,3
c. Kurang 8
14,8
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.8 hasil pengukuran variabel komunikasi keterbukaan kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 25 orang 46,3 responden
berkomunikasi di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori sedang.
4.2.2.2 Empati
Indikator komunikasi tentang empati meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Komunikasi Berdasarkan Empati di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Empati
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak Pernah
n n
n n
1. Kepala ruangan dapat
memahami apa yang dirasakan perawat pelaksana
dalam pengkajian keperawatan.
15 27,8 31 57,4 8 14,8 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.9 Lanjutan
No Empati
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak Pernah
n n
n n
2. Kepala ruangan dapat
memahami apa yang dirasakan perawat pelaksana
dalam menegakkan diagnosa keperawatan.
17 31,5 28 51,9 9 16,7 54 100,0
3. Kepala ruangan dapat
memahami apa yang dirasakan perawat pelaksana
dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan
keperawatan. 13 24,1 33 61,1 8
14,8 54 100,0
4. Kepala ruangan dapat
memahami apa yang dirasakan perawat pelaksana
dalam mengevaluasi asuhan keperawatan.
13 24,1 30 55,6 11 20,4 54 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 tentang empati sebagai indikator komunikasi diketahui sebanyak 31 orang 57,4 responden menyatakan kepala ruangan jarang dapat
merasakan apa yang dirasakan perawat pelaksana dalam melaksanakan pengkajian keperawatan, 28 orang 51,9 responden menyatakan kepala ruangan jarang dapat
merasakan apa yang dirasakan perawat pelaksana dalam melaksanakan diagnosis keperawatan, 33 orang 61,1 responden menyatakan kepala ruangan jarang dapat
merasakan apa yang dirasakan perawat pelaksana dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan, 30 orang 55,6 responden menyatakan kepala
ruangan jarang dapat merasakan apa yang dirasakan perawat pelaksana dalam mengevaluasi asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Empati di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kategori Empati n
a. Baik 16
29,6 b. Sedang
26 48,1
c. Kurang 12
22,2
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.10 hasil pengukuran variabel komunikasi keterbukaan kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 26 orang 48,1 responden
berkomunikasi di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori sedang.
4.2.2.3 Sikap Mendukung
Indikator komunikasi tentang sikap mendukung meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Komunikasi Berdasarkan Sikap Mendukung di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Sikap mendukung
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
1. Kepala ruangan mendukung
perawat pelaksana dalam melaksanakan pengkajian
keperawatan. 16 29,6 32 59,3 6 11,1 54 100,0
2. Kepala ruangan mendukung
perawat pelaksana dalam menegakkan diagnosa
keperawatan. 13 24,1 36 66,7 5
9,3 54 100,0
3. Kepala ruangan mendukung
perawat pelaksana dalam merencanakan dan melaksanakan
asuhan keperawatan. 11 20,4 39 72,2 4
7,4 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.11 Lanjutan
No Sikap mendukung
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
4. Kepala ruangan mendukung
perawat pelaksana dalam mengevaluasi asuhan
keperawatan. 11 20,4 35 64,8 8 14,8 54 100,0
Berdasarkan tabel 4.11 tentang sikap mendukung sebagai indikator komunikasi diketahui sebanyak 32 orang 59,3 responden menyatakan kepala
ruangan jarang mendukung perawat pelaksana dalam melaksanakan pengkajian keperawatan, 36 orang 66,7 responden menyatakan kepala ruangan jarang
mendukung perawat pelaksana dalam menegakkan diagnosis keperawatan, 39 orang 72,2 responden menyatakan kepala ruangan jarang mendukung perawat pelaksana
dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan, 35 orang 64,8 responden menyatakan kepala ruangan jarang mendukung perawat pelaksana dalam
mengevaluasi asuhan keperawatan.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Mendukung di
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Kategori Sikap Mendukung
n
a. Baik 12
22,2 b. Sedang
36 66,7
c. Kurang 6
11,1
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.12 hasil pengukuran variabel komunikasi keterbukaan kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 36 orang 66,7 responden
Universitas Sumatera Utara
58
berkomunikasi di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori sedang.
4.2.2.4 Sikap Positif
Indikator komunikasi tentang sikap positif meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Komunikasi Berdasarkan Sikap Positif di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Sikap Positif
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
1. Kepala ruangan tidak
memiliki rasa takut berkomunikasi dengan
perawat perawat pelaksana 24 44,4 28 51,9
2 3,7
54 100,0
2. Kepala ruangan tidak
memiliki rasa cemas berkomunikasi dengan
perawat pelaksana 24 44,4 26 48,1
4 7,4
54 100,0
3. Kepala ruangan tidak
merasa harga diri rendah berkomunikasi dengan
perawat pelaksana 24 44,4 28 51,9
2 3,7
54 100,0
4. Kepala ruangan bersikap
objektif dalam berkomunikasi dengan
perawat pelaksana 15 27,8 29 53,7 10
18,5 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.13 tentang sikap positif sebagai indikator komunikasi diketahui sebanyak 28 orang 44,4 responden menyatakan kepala ruangan jarang
tidak memiliki rasa takut dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana, 26 orang 48,1 responden menyatakan kepala ruangan jarang tidak memiliki rasa cemas
Universitas Sumatera Utara
59
dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana, 28 orang 51,9 responden menyatakan kepala ruangan jarang merasa harga diri rendah berkomunikasi dengan
perawat pelaksana, 29 orang 53,7 responden menyatakan kepala ruangan jarang bersikap objektif berkomunikasi dengan perawat pelaksana.
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Positif di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kategori Sikap Positif n
a. Baik 26
48,1 b. Sedang
22 40,7
c. Kurang 6
11,1
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.14 hasil pengukuran variabel komunikasi sikap positif kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 26 orang 48,1 responden
berkomunikasi di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori baik.
4.2.2.5 Kesetaraan
Indikator komunikasi tentang kesetaraan meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Komunikasi Berdasarkan Kesetaraan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Kesetaraan
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
1. Kepala ruangan merasa
punyai kepentingan yang sama dengan perawat
pelaksana dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan 16 29,6 32 59,3
6 11,1 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.15 Lanjutan
No Kesetaraan
Jawaban Jumlah
Sering Jarang
Tidak pernah
n n
n n
2. Kepala ruangan dapat
menerima perawat pelaksana apa adanya dalam
asuhan keperawatan 9
16,7 40 74,1 5
9,3 54 100,0
3. Kepala ruangan dapat
menghargai perawat pelaksana dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
14 25,9 34 63,0 6
11,1 54 100,0
4. Kepala ruangan merasa
setara tidak merasa lebih tinggi dibandingkan dengan
perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan
11 20,4 30 55,6 13 24,1 54 100,0
Berdasarkan tabel 4.15 tentang sikap positif sebagai indikator komunikasi diketahui sebanyak 32 orang 59,3 responden menyatakan kepala ruangan jarang
merasa mempunyai kepentingan yang sama dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, 40 orang 74,1 responden menyatakan kepala
ruangan jarang dapat menerima perawat pelaksana apa adanya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, 34 orang 63,0 responden menyatakan kepala ruangan jarang
dapat menghargai perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, 30 orang 55,6 responden menyatakan kepala ruangan jarang merasa setara tidak
merasa lebih tinggi dibandingkan dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kesetaraan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kategori Kesetaraan n
Baik 15
27,8 Sedang
30 55,6
Kurang 9
16,7
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.16 hasil pengukuran variabel komunikasi kesetaraan kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 30 orang 55,6 responden
berkomunikasi di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori sedang.
4.2.3 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar diukur dari pelaksanaan asuhan keperawatan, meliputi: pengkajian,
diagnosis, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan serta evaluasi tindakan keperawatan, dengan hasil sebagai berikut.
4.2.3.1 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Pengkajian di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
Indikator kinerja tentang pengkajian meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.17
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.17 Distribusi Kinerja Responden dalam Pengkajian di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Pengkajian
Jawaban Jumlah
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
Tidak pernah
dilakukan n
n n
n
1. Melakukan anamnesa,
biodata pasien, keluhan utama dan
mengkonfirmasikan kepada ketua tim
keperawatan sebagai penanggung jawab data
pasien. 10 18,5 39 72,2
5 9,3
54 100,0
2. Melakukan anamnesa,
biodata pasien, keluhan utama dengan
pengamatan, wawancara,dan
pemeriksaan fisik data tentang pasien
10 18,5 36 66,7 8
14,8 54
100,0
3. Melakukan pengumpulan
dan pengelompokkan data bio-psiko-sosial-
spiritual tentang data pasien
6 11,1 32 59,3 16 29,6
54 100,0
4. Mencatat data yang
dikaji sesuai dengan pedoman tentang
pengkajian data pasien. 9 16,7 34 63,0 11
20,4 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.17 tentang kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan pengkajian keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar ditemukan
sebanyak 39 orang 72,2 responden jarang melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dan mengkonfirmasikan kepada ketua tim keperawatan sebagai
penanggung jawab tentang data pasien, 36 orang 66,7 responden jarang
Universitas Sumatera Utara
63
melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang data pasien, 32 orang 59,3 responden
jarang melakukan pengumpulan dan pengelompokan data bio-psiko-sosial-spiritual tentang data pasien, 34 orang 63,0 responden jarang melakukan pencatatan data
yang dikaji sesuai dengan pedoman tentang pengkajian data pasien.
4.2.3.2 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Menegakkan Diagnosa Keperawatan di RSUD dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar
Indikator kinerja tentang diagnosa keperawatan meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.18
Tabel 4.18 Distribusi Kinerja Responden dalam Menegakkan Diagnosa Keperawatan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Diagnosa keperawatan
Jawaban Jumlah
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
Tidak pernah
dilakukan n
n n
n
1. Melakukan analisis, interpretasi
data, identifikasi masalah pasien yang saya tangani untuk
pasien 5
9,3 42 77,8 7 13,0 54 100,0
2. Melakukan analisis, interpretasi
data, identifikasi masalah pasien berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan untuk setiap pasien
10 18,5 35 64,8 9 16,7 54 100,0
3. Masalah yang telah dirumuskan
mengacu pada pengelompokan diagnosis keperawatan untuk
setiap pasien 10 18,5 39 72,2 5
9,3 54 100,0
4. Membuat diagnosis
keperawatan berdasarkan prioritas gejala-gejala yang
dominan untuk pasien 9
16,7 37 68,5 8 14,8 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
64
Berdasarkan tabel 4.18 tentang kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan diagnosis keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar ditemukan
: sebanyak 42 orang 77,8 responden jarang melaksanakan analisis, interpretasi data, identifikasi masalah pasien yang ditangani untuk semua pasien, 35 orang
64,8 responden jarang melakukan analisis, interpretasi data, identifikasi masalah pasien berdasarkan masalah yang telah dirumuskan untuk setiap pasien, 39 orang
72,2 responden jarang melakukan perumusan masalah mengacu pada pengelompokan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien, 37 orang 68,5
responden jarang membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejala-gejala dominan untuk pasien.
4.2.3.3 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Perencanaan Tindakan Keperawatan di RSUD dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar
Indikator kinerja tentang perencanaan tindakan keperawatan meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.19
Tabel 4.19 Distribusi Kinerja Responden dalam Perencanaan Tindakan Keperawatan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Perencanaan
Jawaban Jumlah
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
Tidak pernah
dilakukan n
n n
n
1. Merencanakan tindakan
keperawatan dengan tujuan khusus aspek kognitif,
perilaku dan afektif kepada pasien
6 11,1 40
74,1 8
14,8 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.19 Lanjutan
No Perencanaan
Jawaban Jumlah
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
Tidak pernah
dilakukan n
n n
n
2. Membuat penyelesaian
masalah keperawatan berdasarkan diagnosis yang
telah ditetapkan kepada pasien.
11 20,4 38 70,4
5 9,3 54 100,0
3. Melibatkan keluarga pasien
dalam rencana tindakan keperawatan kepada pasien
6 11,1 34
63,0 14 25,9 54 100,0
4. Bekerjasama dengan tim
kesehatan lain dalam membuat rencana tindakan
untuk pasien 17 31,5 33
61,1 4
7,4 54 100,0
Berdasarkan tabel 4.19 tentang kinerja perawat pelaksana dalam pembuatan rencana tindakan keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
ditemukan : sebanyak 40 orang 74,1 responden jarang membuat rencana tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif
kepada pasien, 38 orang 70,4 responden jarang membuat penyelesaian masalah keperawatan berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan kepada pasien, 34 orang
63,0 responden jarang melibatkan keluarga pasien dalam rencana tindakan keperawatan kepada pasien, 33 orang 61,1 responden jarang bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan yang lain dalam merencanakan perawatan.
Universitas Sumatera Utara
66
4.2.3.4 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di RSUD dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar
Indikator kinerja tentang pelaksanaan tindakan keperawatan meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.20
Tabel 4.20 Distribusi Kinerja Responden dalam Pelaksanaan Tindakan keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Pelaksanaan
Jawaban Jumlah
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
Tidak pernah dilakukan
n n
n n
1. Melatih tentang cara-
cara perawatan kebersihan diri dan
perawatan diri pada pasien
9 16,7
29 53,7
16 29,6
54 100,0
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang merawat pasien kepada
keluarga pasien saat akan pulang
6 11,1
35 64,8
13 24,1
54 100,0
3. Mengajari tentang
manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan
cara makan obat kepada pasien
19 35,2 24
44,4 11
20,4 54 100,0
4. Berperan serta dalam
melaksanakan pengkajian saat proses
tindakan berlangsung 12 22,2
32 59,3
10 18,5
54 100,0
Berdasarkan tabel 4.20 tentang kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar ditemukan
sebanyak 29 orang 53,7 responden jarang melatih tentang cara-cara perawatan diri kebersihan diri dan perawatan diri pada pasien, 35 orang 64,8 responden
Universitas Sumatera Utara
67
jarang memberikan program pendidikan kesehatan tentang cara-cara merawat pasien kepada keluarga saat akan pulang, 24 orang 44,4 responden jarang mengajari
tentang manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan cara makan obat kepada pasien, 32 orang 59,3 responden jarang berperan serta dalam melaksanakan pengkajian
saat proses tindakan berlangsung.
4.2.3.5 Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Evaluasi di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Indikator kinerja tentang evaluasi meliputi 4 pertanyaan dengan jawaban responden seperti pada tabel 4.21
Tabel 4.21 Distribusi Kinerja Responden dalam Evaluasi di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Evaluasi
Jawaban Jumlah
Sering dilakuka
n Jarang
dilakuk an
Tidak pernah
dilakukan n
n n
n
1. Mengevaluasi respon
pasien setelah diberi tindakan keperawatan
14 25,9 32 59,3 8
14,8 54 100,0
2. Membuat rencana lanjutan
jika hasil tindakan keperawatan tidak
memuaskan pasien 14 25,9 32 59,3
8 14,8 54 100,0
3. Memberikan
reinforcement penguatan untuk pasien sehingga
mengalami perubahanpenyembuhan
8 14,8 30 55,6
16 29,6 54 100,0
4. Melakukan umpan balik
jika hasil tindakan keperawatan gagal
10 18,5 28 51,9 16
29,6 54 100,0
Universitas Sumatera Utara
68
Berdasarkan tabel 4.21 tentang kinerja perawat pelaksana dalam evaluasi tindakan keperawatan di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar ditemukan :
sebanyak 32 orang 59,3 responden jarang mengevaluasi respon pasien setelah diberi tindakan keperawatan, 32 orang 59,3 responden jarang membuat rencana
lanjutan jika hasil tindakan keperawatan tidak memuaskan pasien, 30 orang 55,6 responden jarang memberikan reinforcement penguatan untuk pasien sehingga
mengalami perubahanpenyembuhan, 28 orang 51,9 responden jarang melakukan umpan balik jika hasil tindakan keperawatan gagal.
Tabel 4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kategori Kinerja Perawat Pelaksana n
a. Baik 10
18,5 b. Kurang baik
30 55,6
c. Tidak Baik 14
25,9
Jumlah 54
100,0
Berdasarkan tabel 4.22 hasil pengukuran variabel kinerja perawat pelaksana kemudian dikategorikan serta ditemukan sebanyak 30 orang 55,6 responden
dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam kategori kurang baik.
4.3 Analisis Bivariat 4.3.1 Korelasi Keterbukaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat
Inap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat korelasi antara keterbukaan dengan kinerja perawat pelaksana seperti pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.23 Korelasi Keterbukaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Keterbukaan Tidak
Baik Kurang
Baik Baik
Jumlah p
r n
n n
n
Kurang 7 13,0
1 1,9
0,0 8
14,8 0,006
0,604 Sedang
5 9,3
19 35,2 1
1,9 25 46,3
Baik 2
3,7 10 18,5
9 16,7 21 38,9
Jumlah 14 25,9 30 55,6
10 18,5 54 100,0
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara keterbukaan dengan kinerja diperoleh nilai p=0,006 dan r=0,604, menunjukkan korelasi yang signifikan
antara variabel komunikasi keterbukaan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar karena nilai p=0,0060,05 dengan tingkat
keeratan hubungan kuat r=0,604
4.3.2 Korelasi Empati dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat korelasi antara empati dengan kinerja perawat pelaksana seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.24 Korelasi Empati dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Empati Tidak Baik
Kurang Baik
Baik Jumlah
p r
n n
n n
Kurang 9
16,7 3
5,6 0 0,0
12 22,2
0,001 0,753
Sedang 5
9,3 21 38,9 0
0,0 26 48,1
Baik 6
11,1 10 18,5
16 29,6
Jumlah 14
25,9 30 55,6
10 18,5
54 100,0
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara empati dengan kinerja diperoleh nilai p=0,001 dan r=0,753 menunjukkan korelasi yang signifikan antara
variabel komunikasi empati dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD dr.Djasamen
Universitas Sumatera Utara
70
Saragih Pematangsiantar karena nilai p=0,0010,05 dengan tingkat keeratan hubungan kuat dimana nilai r=0,753.
4.3.3 Korelasi Sikap Mendukung dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat korelasi antara sikap mendukung dengan kinerja perawat pelaksana seperti pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.25 Korelasi Sikap Mendukung dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Sikap Mendukung
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik Jumlah
p r
n n
n n
Kurang 4 7,4
2 3,7
0,0 6
11,1 0,016
0,565 Sedang
10 18,5
19 42,6 3
5,6 36 66,7
Baik 0,0
5 9,3
7 13,0
12 22,2
Jumlah 14 25,9
30 55,6 10
18,5 54 100,0
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara sikap mendukung dengan kinerja diperoleh nilai p=0,016 dan r=0,565 ; menunjukkan korelasi yang
signifikan antara variabel komunikasi sikap mendukung dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar karena nilai p=0,0160,05
dengan tingkat keeratan hubungan sedang nilai r=0,565.
4.3.4 Korelasi Sikap Positif dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat korelasi antara sikap positif dengan kinerja perawat pelaksana seperti pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.26 Korelasi Sikap Positif dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Sikap Positif
Tidak Baik Kurang
Baik Baik
Jumlah p
r n
n n
n
Kurang 5
9,3 1
1,9 0,0
6 11,1
0,009 0,558
Sedang 6
11,1 16 29,6
0,0 22 40,7
Baik 3
5,6 13 24,1 10
18,5 26 48,1
Jumlah 14
25,9 30 55,6
10 18,5
54 100,0
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara sikap positif dengan
kinerja diperoleh nilai p=0,009 dan r=0,558 ; menunjukkan korelasi yang signifikan antara variabel komunikasi positif dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD
dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar karena nilai p=0,0090,05 dengan tingkat keeratan hubungan sedang r=0,558.
4.3.5 Korelasi Kesetaraan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat korelasi antara kesetaraan dengan kinerja perawat pelaksana seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.27 Korelasi Kesetaraan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
Kesetaraan Tidak Baik
Kurang Baik
Baik Jumlah
p r
n n
n n
Kurang 8
14,8 1
1,9 0,0
9 16,7
0,008 0,657 Sedang
4 7,4
25 46,3 1 1,9
30 55,6 Baik
2 3,7
4 7,4
9 16,7 15 27,8
Jumlah 14
25,9 30 55,6
10 18,5 54 100,0
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara kesetaraan dengan
kinerja diperoleh nilai p=0,008 dan r=0,657 ; menunjukkan korelasi yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
72
antara variabel komunikasi kesetaraan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar karena nilai p=0,0080,05 dengan tingkat
keeratan hubungan kuat dimana r=0,657.
4.4 Analisis Multivariat
Untuk menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal keterbukaan, empati,sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan terhadap kinerja perawat
pelaksana di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar menggunakan uji regresi liner berganda. Hasil uji hipotesis disajikan pada tabel 4.28
Tabel 4.28 Hasil Seleksi Bivariat antara Variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar Model
B r
t-hitung P
Empati 0,396
0,428 3,516
0,001 Kesetaraan
0,303 0,301
2,759 0,008
Sikap Mendukung 0,285
0,244 2,503
0,016
Constant -0,138
Berdasarkan tabel 4.28, hasil uji statistik dengan uji regresi linier berganda diperoleh persamaan : Y= -0,138+ 0,396X
2
+ 0,303X
5
+ 0,244X
4
+ µ. Intepretasi hasil persamaan regresi linier berganda memberikan makna jika variabel empati,
kesetaraan dan sikap mendukung ditingkatkan akan berkontribusi memberi peningkatan kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan di
RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar. Berdasarkan hasil uji statistik regresi linier berganda maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja perawat pelaksana di
Universitas Sumatera Utara
73
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar sesuai pada tabel 4.28 diatas diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,428 dan nilai signifikansi atau nilai p =0,0010,05.
Hasil uji berarti variabel empati X
2
komunikasi interpersonal yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana Y, yang diukur berdasarkan
pelaksanaan asuhan keperawatan dengan nilai r = 0,428 disusul variabel kesetaraan dengan nilai r = 0,301 dan variabel sikap mendukung dengan r = 0,285.
Universitas Sumatera Utara
74
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Keterbukaan dalam Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di RSUD dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar
Berdasarkan analisis uji statistik Pearson Correlation Product Moment antara keterbukaan dalam komunikasi interpersonal dengan kinerja perawat pelaksana ruang
rawat inap di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar, diperoleh p0,05 p = 0,006 menunjukkan ada hubungan keterbukaan terhadap kinerja perawat pelaksana
rawat inap di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar. Dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,604 dapat diketahui bahwa variabel keterbukaan dalam komunikasi
interpersonal mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil penelitian ini menunjukkan efektifnya proses keterbukaan dalam
komunikasi interpersonal berpengaruh positif terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RSUD dr.Djasamen Saragiih Pematangsiantar. Adanya keterbukaan dari
kepala ruang rawat inap dapat menimbulkan saling pengertian, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan,
asalkan pengungkapan diri tersebut patut, sehingga akan terciptanya kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama dengan
tujuan menghasilkan integrasi yang cukup kokoh, mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran atau tujuan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
49
Universitas Sumatera Utara
75
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hidayat 2012 yang menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua,
tiga atau mungkin empat yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Sesuai juga Thoha, 2007 yang menyatakan secara psikologis, apabila individu mau
membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi interpersonal yang akhirnya orang lain tersebut
akan turut membuka diri. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh daam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Keterbukaan dalam komunikasi dapat juga didefinisikan sehingga suatu proses penyampaian pesan secara terbuka dalam hubungan kerja sehingga terjadi
saling pengertian, penghayatan mengenai kebijakan yang diambil, sehingga akan tercipta kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya
kepentingan bersama dengan tujuan menghasilkan integrasi yang cukup kokoh, mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran atau tujuan
bersama Hasibuan, 1999. Rahkmat 2005 mengutip Brooks dan Emmert mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut : 1
menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika, 2 membedakan dengan mudah perbedaan nuansa yang setipis apapun. Ibaratnya
diantara hitam dan putihnya hidup ini, ia mampu melihat adanya beda yang kelabu atau setengah benar dan setengah salah, 3 mencari informasi dari berbagai sumber,
3 mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
Universitas Sumatera Utara
76
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Imron 2007 yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara keterbukaan komunikasi, pemecahan
konflik terhadap kepuasan kerja bidan. Agar keterbukaan dalam komunikasi interpersonal tetap terjaga dengan baik, diharapkan kepala ruang perawatan
menumbuhkan sikap keterbukaan seperti selalu bersikap terbuka dalam berkomunikasi dengan perawatan, bereaksi secara jujur dalam menyampaikan
informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan.
5.2 Pengaruh Empati dalam Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja