6
Kinerja perawat dalam memberikan tindakan keperawatan kurang sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh pihak RSUD dr.Djasamen Saragih
Pematangsiantar, dimana pelayanan keperawatan seperti masalah memandikan pasien hampir seluruhnya dilakukan oleh keluarga pasien, kurang memberikan
sapaan, kurang menjalankan pencatatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan baik. Hal ini berdampak pada indikator pencapaian kinerja RSUD
dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar, yaitu tingkat BOR rumah sakit tahun 2012 sebesar 39,36 dan tahun 2013 sebesar 36,61. Kinerja rumah sakit yang belum
optimal dapat dilihat dari hasil kunjungan pasien rawat inap, dimana pencapaian BOR masih jauh dari nilai parameter ideal 75-85. Belum optimalnya kinerja rumah
sakit tersebut tentu saja terkait dengan kinerja petugas pelayanan kesehatan, salah satu diantaranya perawat. Tetapi peneliti tidak meneliti masalah lain, peneliti lebih
berfokus apakah ada “ Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar”.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: bagaimana pengaruh komunikasi Interpersonal
terhadap kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
7
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2014.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini ada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit umum daerah dr. Djasamen
Saragih agar dapat memberikan informasi komunikasi interpersonal yang baik terhadap perawat pelaksana.
2. Sebagai masukan bagi instansi kesehatan terutama yang berkaitan dengan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit.
3. Secara teoritis dapat menambah khasanah keilmuan Kesehatan Masyarakat dan dapat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak non-verbal, untuk memengaruhi perilaku
orang lain. Stimulus atau rangsangan dapat berupa suarabunyi atau bahasa lisan berupa gerakan , tindakan atau simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh pihak lain.
Oleh sebab itu reaksi atau respon dalam bentuk simbol merupakan pengaruh atau hasil proses komunikasi Notoatmojo, 2007. Proses komunikasi yang menggunakan
stimulus atau respon dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan selanjutnya disebut komunikasi verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut
menggunakan simbol-simbol disebut komunikasi non-verbal Setiawati,2008. Komunikasi merupakan proses dimana seorang individu berusaha untuk
memperoleh pengertian yang sama melalui pengiriman pesan simbolik. Komunikasi menekankan pada tiga hal penting yaitu pertama, komunikasi melibatkan individu
dan oleh karenanya pemahaman komunikasi mencakup upaya memahami bagaimana individu berhubungan dengan individu lain. Kedua, komunikasi melibatkan
pengertian yang sama, artinya agar dua individu atau lebih dapat berkomunikasi, mereka harus sepakat mengenai definisi dari istilah yang digunakan sebagai alat
komunikasi. Ketiga, komunikasi bersifat simbolik, yaitu gerak isyarat, bunyi, huruf,
8
Universitas Sumatera Utara
9
angka dan kata-kata hanya dapat mewakili atau mengira-ngirakan gagasan yang hendak dikomunikasikan.
2.1.2. Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat
sebuah pesan setala tuned bagi komunikator dan komunikan.Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka
asuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and meanings yang pernah diperoleh komunikan.
Menurut Wilbur Schramm untuk dapat berkomunikasi diperlukan paling sedikit tiga unsur yaitu the source, the message dan the destination, yang diperinci
menjadi lima unsur komunikasi yaitu : 1. Sumber Source
Adalah pihak yang mensponsori atau ide yang melandasi kegiatan-kegiatan komunikasi. Sumber dapat merupakan sebuah lembaga, atau sebuah kejadian atau
sipenyampai pesan itu sendiri. 2. Komunikator Encoder
Komunikator adalah pihak yang menjalankan atau yang menyampaikan pesan dalam suatu proses komunikasi. Seorang komunikator dalam suatu proses
komunikasi terkadang dapat berubah menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan dapat berubah menjadi komunikator. Komunikator dalam
Universitas Sumatera Utara
10
melancarkan kegiatan komunikasi dapat melakukannya dalam situasi antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.
3. Pesan Message Pesan yaitu materi pernyataan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan. Materi pernyataan ini dapat diwujudkan secara lisan dan tulisan, juga dalam bentuk gambar, warna, isyarat dan segala lambang yang ada di alam
pikiran manusia, asal saja lambang-lambang ini sama-sama dapat dipahami oleh komunikator maupun komunikan.
Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “The condition of success in communication” yakni kondisi yang harus dipatuhi jika kita menginginkan agar
suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki: 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama dimengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikator dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Universitas Sumatera Utara
11
4. Komunikan Sasaran Decoder Komunikan atau sasaran adalah orang atau pihak yang menerima pesan dalam
suatu kegiatan komunikasi. Komunikan dalam suatu kegiatan komunikasi dapat berbentuk :
- Masyarakat umum general public - Masyarakat khusus special public
- Individu-individu yang berasal dari suatu particular group atau massa seperti pendengar radio, pemirsa televisi, pembaca surat kabar dan lain-lain.
5. Tujuan Destination Setiap komunikasi yang dilancarkan pasti mempunyai tujuan, yakni bagaimana
hasil dari komunikasi yang dijalankan mendapat umpan balik positif. Atau dengan kata lain komunikan dapat memberikan respon tanggapan yang merupakan
umpan balik feed back yang positif. Meinanda, 1981 Model komunikasi David K.Berlo dalam Cangara 2006 melibatkan empat
komponen komunikasi meliputi : komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik.
David K. Berlo menjelaskan bahwa proses komunikasi bersifat timbal balik, berawal dari seorang sumber informasi komunikator yang menciptakan dan
Penerima Pesan
Media Sumber
Efek
Umpan Balik
Universitas Sumatera Utara
12
mengirimkan pesan kepada penerima atau komunikan. Selanjutnya komunikan memberi tanggapan, respon, umpan balik atau feedback kepada komunikator.
2.1.3. Bentuk-bentuk Komunikasi
Secara garis besar komunikasi dibagi menjadi empat bentuk, yaitu komunikasi personal komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal, komunikasi
kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi medio Effendy, 2002. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri, yang terdiri dari
sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Komunikasi ini biasanya dilakukan oleh seseorang ketika merenung tentang dirinya atau pada saat melakukan evaluasi diri.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada orang lain atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Komunikasi kelompok terdiri
dari dua bentuk yaitu komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara atau media
komunikasi yang ada dimasyarakat seperti radio, televise, film, pers, dan lain-lain. Komunikasi medio adalah bentuk komunikasi yang menggunakan media atau alat
peraga tertentu seperti surat, telepon, e-mail, pamphlet, poster, spanduk dan sebagainya Effendy, 2002.
Agar proses komunikasi tentang kesehatan efektif dan terarah dapat dilakukan melalui bentuk komunikasi interpersonal yang merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang paling efektif, karena antara komunikan dan komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga timbul stimulus yakni pesan atau informasi yang
Universitas Sumatera Utara
13
disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau ditanggapi pada saat itu juga Notoatmodjo, 2003.
Pada pembahasan berikutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai komunikasi interpersonal.
2.1.3.1. Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi interpersonal communication adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik dyadic
communication melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya Mulyana, 2011.
Menurut Effendi dalam Sunarto 2003, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi
jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat
langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya
positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Menurut Devito, komunikasi interpersonal adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan
Universitas Sumatera Utara
14
umpan balik yang langsung. Dalam menerangkan komunikasi interpersonal, maka perlu dijelaskan pengertian komunikasi diadik serta komunikasi interpersonal. Karena
dalam proses komunikasi interpersonal secara universal adalah karakteristik atau konsep-konsep yang relevan dengan semua bentuk komunikasi interpersonal.
Konsep-konsep ini adalah konsep komunikasi kelompok, oleh karenanya, sebagai konsekuensinya ialah bahwa dalam komunikasi interpersonal tidak ada pemecahan
unit dari komunikasi diadik maupun komunikasi kelompok. Komunikasi diadik adalah komunikasi antara dua orang individu, sedangkan komunikasi interpersonal
ialah komunikasi dengan pribadi sendiri. Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa
orang dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula Hardjana, 2003.
Sehingga komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dapat meningkatkan hubungan insani humans relations, menghindari dan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain Cangara, 1998.
Proses komunikasi interpersonal adalah suatu proses dua arah, lingkaran interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan. Kedua
pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam proses ini si penerima menafsirkan pesan pengirim sebelumnya dan memberi tanggapan dengan pesan yang
baru. Dengan kata lain komunikasi interpersonal adalah tatap muka penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua orang atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
15
b. Bentuk Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. Komunikasi verbal verbal communication
Komunikasi verbal menggunakan kat-kata, mencakup komunikasi bahasa lisan. Bahasa terbanyak dan terpenting digunakan dalam berkomunikasi. Hal
ini disebabkan karena “bahasa” selain dapat mewakili kenyataan konkrit dalam dunia sekeliling, juga dapat mewakili hal-hal yang abstrak. Sebagai
contoh pengertian seseorang tentang :kursi” disatu pihak akan mengatakan sebagai tempat duduk. Mungkin di pihak lain akan mengatakan sebagai
:kedudukan” atau “jabatan”. 2. Komunikasi nonverbal nonverbal communication
Yakni yang menyangkut gerak-gerik, sikap, ekspresi wajah, penampilan, dan lain sebagainya. Misalnya seorang siswa sekolah perawat kesehatan maju ke
depan kelas untuk menyajikan hasil diskusinya. Namun kelihatan yang bersangkutan gemetar Kariyoso,1994.
c. Faktor-faktor Efektivitas Komunikasi Interpersonal