Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa ciri khas unsur latar dalam karya sastra dongeng adalah kekurangjelasan dalam pelataran waktu dan tempat. Kedua ciri ini
merangsang siswa untuk mengembangkan fantasi dan mengimajinasikan latar dongeng yang diperdengarkan sebagai wujud interpretasi siswa terhadap dongeng
yang diperdengarkan. Dari berbagai macam unsur pembangun dongeng tersebut di atas, peneliti
memilih unsur tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan amanat sebagai objek kajian penelitian. Unsur-unsur tersebut peneliti pilih berdasarkan observasi awal
terhadap kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. Siswa kelas VII masih tergolong masa transisi antara masa anak-anak ke masa
remaja. Dengan memperhatikan proses kegiatan mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan peneliti berharap tujuan umum pembelajaran sastra agar siswa
memperoleh pengalaman bersastra akan tercapai.
2.2.2.4 Fungsi Dongeng
Danandjaja 2002:140-141 mengemukakan fungsi dongeng sebagai berikut. a.
Sebagai sistem proyeksi keinginan tersembunyi dari seseorang atau sekelompok orang tertentu. Kisah semacam ini menjadi populer karena
merupakan proyeksi keinginan tersembunyi dari kebanyakan gadis miskin atau gadis tidak cantik yang ingin menjadi istri pangeran, walaupun dalam
angan-angan saja. b.
Sebagai alat pengesahan pranata sosial dan lembaga kebudayaan. Karena isi ceritanya membenarkan dan memperkuat suatu tindakan atau perilaku suatu
kolektif tertentu.
c. Sebagai alat pendidikan anak paedagogi. Isi ceritanya mengandung ajaran
moral, filsafat, dan agama. d.
Sebagai penghibur hati yang sedang lara. Dongeng biasanya menceritakan keindahan, lelucon, dan kebodohan tokoh utama, sehingga menimbulkan
kesan senang dan gembira terhadap dongeng yang dibaca atau didengar. e.
Sebagai penyalur ketegangan yang ada pada masyarakat. f.
Sebagai kendali masyarakat social control atau protes sosial. Isi ceritanya menyinggung penyelewengan yang terdapat dalam masyarakat.
Hollowell dalam Agus 2007:91 menyatakan terdapat enam hal positif dari sebuah dongeng adalah.
a. Dongeng dapat mengembangkan imajinasi dan memberikan pengalaman
emosional mendalam. b.
Memuaskan kebutuhan ekspresi dalam diri siswa. c.
Menanamkan pendidikan moral tanpa harus menggurui. d.
Menumbuhkan rasa humor yang sehat. e.
Mempersiapkan apresiasi sastra. f.
Memperluas cakrawala khayalan anak. Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi dongeng sangat
besar dalam kehidupan siswa. Pesan moral yang terkandung di dalam dongeng sangat baik terhadap perkembangan pendidikan budi pekerti siswa sebagai pribadi
maupun kelompok selain sebagai aktivitas bersastra secara umum.
2.2.3 Hakikat Teknik Isi Tabel Kesan Dongeng 2.2.3.1 Pengertian dan Langkah Pokok Teknik Isi Tabel Kesan Dongeng
Dalam proses pembelajaran apresiasi karya satra dongeng terdapat berbagai macam teknik yang digunakan. Salah satu teknik yang peneliti kembangkan saat
ini adalah teknik isi tabel kesan dongeng. Teknik ini peneliti kembangkan dengan berpijak pada metode IDEA dan metode reseptif produktif.
Metode IDEA adalah metode yang mengetengahkan ranah psikologi. Metode yang yang dikembangkan oleh Kak Seto dalam Agus 2008:41 ini
peneliti jadikan dasar teknik isi tabel kesan dongeng. Konsep IDEA sederhana, berisi imajinasi melalui menyimak dongeng I, menyimpulkan data hal-hal
menarik dari dongeng D, selanjutnya imajinasi dan data akan diolah sebagai evaluasi mengisi tabel kesan dongeng E, dan yang terakhir adalah perbuatan
konkret, dengan aksi menuliskan dan atau melisankan hasil temuan kesan dongeng yang diperdengarkan A. Dalam pembelajaran, metode ini diharapkan
akan lebih menyentuh emosional siswa dan lebih atraktif terhadap pembelajaran. Metode reseptif produktif merupakan sebuah metode pembelajaran yang
menggabungkan dua atau beberapa keterampilan dalam satu pembelajaran. Metode reseptif, mengarah pada proses penerimaan hal-hal yang tersurat, tersirat,
maupun tersorot, sedangkan metode produktif, mengarah pada proses produksi, menulis atau pula berbicara Suyatno 2004:18. Proses reseptif terjadi ketika siswa
menyimak dongeng yang diperdengarkan, sedangkan proses produksi terjadi tatkala mereka mengapresiasikan temuan mereka lewat lisan maupun tulisan.
Teknik isi tabel kesan dongeng adalah sebuah teknik pembelajaran apresiasi dongeng yang menggabungkan keterampilan menyimak, berbicara, dan
menulis dengan memperhatikan kemampuan imajinasi siswa, pengolahan data
oleh siswa, evaluasi, dan kemampuan siswa menanggapi dongeng yang diperdengarkan melalui kertas kerja tabel kesan dongeng. Secara teknis
pelaksanaan teknik ini sama dengan metode IDEA di atas, hanya saja peneliti padukan dengan metode reseptif produktif.
Teknik isi tabel kesan dongeng menggunakan tabel sebagai kertas kerja dalam apresiasi dongeng. Secara teknis saat siswa menyimak dongeng saat itu
mereka mengapresiasi dongeng dengan berimajinasi atau berfantasi tentang peristiwa dalam dongeng. Saat itu juga, siswa dibebaskan untuk berekspresi
tertulis terhadap dongeng yang siswa simak. Evaluasi pembelajaran dengan teknik isi tabel kesan dongeng berlangsung secara simultan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Siswa tidak akan merasa bahwa saat pembelajaran saat itu pula ia sedang berkompetisi dan guru mengevaluasi kompetisi siswa dalam pembelajaran.
Kemudian, siswa dapat memberikan komentar, persetujuan, atau penyanggahan terhadap dongeng yang diperdengarakan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik isi tabel kesan dongeng adalah sebuah teknik pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan yang
menggabungkan keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis dengan memperhatikan kemampuan imajinasi siswa, pengolahan data oleh siswa,
evaluasi, dan kemampuan siswa menanggapi dongeng yang diperdengarkan melalui kertas kerja tabel kesan dongeng.
2.2.3.2 Tujuan dan Manfaat Teknik Isi Tabel Kesan Dongeng