17 menyetujui  begitu  saja  semua  perilaku  verbal  dan  nonverbal  orang  lain.
Kesetaraan  berarti  kita  menerima  pihak  lain,  atau  menurut  istilah  Carl Rogers  dalam  De  Vito  1992:98,  kesetaraan  meminta  kita  untuk
memberikan penghargaan positif dan tidak bersyarat kepada orang lain.
3. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah  kecerdasan  emosional  pertama  kali  dikenalkan  oleh  ahli psikologi  yaitu Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
University  of  New  Hampshire  pada  tahun  1990.  Lima  tahun  kemudian, Goleman  1995  mempopulerkan  konsep  kecerdasan  emosional  dalam
bukunya  Emotional  Intelligence  dan  berhasil  membangkitkan  kesadaran masyarakat  tentang  pentingnya  masalah  kecerdasan  emosional  Hamid,
2004:4.  Awalnya  kecerdasan  emosional  diperuntukkan  pada  aspek pendidikan  anak,  kemudian  berkembang  pada  aspek  pekerjaan,  hingga
akhirnya berkembang di setiap aspek kehidupan interaksi manusia. Menurut Goleman dalam Tridhonanto 2010:7 kecerdasan emosional
adalah  kemampuan  lebih  yang  dimiliki  seseorang  dalam  memotivasi  diri, ketahanan  dalam  menghadapi  kegagalan,  mengendalikan  emosi,  dan
menunda  kepuasan  serta  mengatur  keadaan  jiwa.  Kecerdasan  emosional membuat  seseorang  dapat  menempatkan  emosinya  pada  porsi  yang  tepat,
memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati. Sementara itu dua ahli lain, Cooper  dan  Sawaf  dalam  Al.  Tridhonanto  2010:8  mengatakan  bahwa
18 kecerdasan  emosional  adalah  kemampuan  merasakan,  memahami,  dan
secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
Gardner  dalam  bukunya  yang  berjudul  Frame  Of  Mind Goleman,2000:50-53  mengatakan  bahwa  bukan  hanya  satu  jenis
kecerdasan  yang  monolitik  yang  penting  untuk  meraih  sukses  dalam kehidupan,  melainkan  ada  spektrum  kecerdasan  yang  lebar  dengan  tujuh
varietas  utama  yaitu  linguistik,  matematikalogika,  spasial,  kinestetik, musik,  interpersonal  dan  intrapersonal.  Kecerdasan  ini  dinamakan  oleh
Gardner  sebagai  kecerdasan  pribadi  yang  oleh  Daniel  Goleman  disebut sebagai kecerdasan emosional.
Menurut  Gardner,  kecerdasan  pribadi  terdiri  dari  kecerdasan  antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi
mereka,  bagaimana  mereka  bekerja,  bagaimana  bekerja  bahu  membahu dengan  kecerdasan.  Kecerdasan  intra  pribadi  adalah  kemampuan  yang
korelatif,  tetapi  terarah  ke  dalam  diri.  Kemampuan  tersebut  adalah kemampuan  membentuk  suatu  model  diri  sendiri  yang  teliti  dan  mengacu
pada  diri  serta  kemampuan  untuk  menggunakan  modal  tadi  sebagai  alat untuk menempuh kehidupan secara efektif Goleman, 2002 : 52.
Gardner  menyatakan  bahwa  inti  kecerdasan  antar  pribadi  itu mencakup  kemampuan  untuk  membedakan  dan  menanggapi  dengan  tepat
suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Kecerdasan antar pribadi  merupakan  kunci  menuju  pengetahuan  diri,  karena  menemukan
19 akses  menuju  perasaan-perasaan  diri  seseorang  dan  kemampuan  untuk
membedakan  perasaan-perasaan  tersebut  serta  memanfaatkannya  untuk menuntun tingkah laku Goleman, 2002:53.
Berdasarkan  kecerdasan  yang  dinyatakan  oleh  Gardner  tersebut, Salovey  memilih  kecerdasan  interpersonal  dan  kecerdasan  intrapersonal
untuk  dijadikan  sebagai  dasar  untuk  mengungkap  kecerdasan  emosional pada  diri  individu  Goleman,  2002:57.  Menurut  Salovey  kecerdasan
emosional  adalah  kemampuan  seseorang  untuk  mengenali  emosi  diri, mengelola  emosi,  memotivasi  diri  sendiri,  mengenali  emosi  orang  lain
empati  dan  kemampuan  untuk  membina  hubungan  kerjasama  dengan orang  lain.  Berdasarkan  pendapat  ahli  di  atas,  dapat  ditarik  kesimpulan
bahwa  kecerdasan  emosional  merupakan  gabungan  kemampuan  emosional dan kemampuan sosial dalam menghadapi seluruh aspek kehidupan.
b. Wilayah Kecerdasan Emosional