80
emosional dia akan bekerja dengan sepenuh hati dan riang, memiliki prestasi dalam pekerjaan sebagai individu dan tim, mampu mengelola
konflik, mampu menghadapi dan menjalankan perubahan, memiliki empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja, mampu membaca dan
mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain serta mengambil tindakan yang tepat dalam menanganinya.
5. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Kecerdasan Emosional
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kedisiplinan terhadap kecerdasan
emosional siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 1 Sedayu. Hal ini ditunjukkan dari persamaan regresi analisis regresi linier
X3 = 30,664 + 0,482 X
1
, korelasi R sebesar 0,287 dan koefisien determinasi R
2
sebesar 0,082. Artinya apabila variabel kedisiplinan bertambah tinggi atau mengalami kenaikan 1, maka variabel kecerdasan
emosional akan bertambah tinggi pula atau akan naik sebesar 0,482. Koefisien korelasi X
1
terhadap X
3
rx
1
,x
3
bernilai positif sebesar 0,287 menunjukkan hubungan yang positif antara kedisiplinan terhadap
kecerdasan emosional. Nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,082 berarti bahwa kontribusi kedisiplinan terhadap kecerdasan emosional
sebesar 0,082 atau 8,2 sedangkan 91,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Selain itu, hasil uji t menunjukkan nilai t
hitung
lebih besar dari nilai 2,695 1,66 pada taraf signifikansi 5 sehingga dapat disimpulkan
81
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kedisiplinan terhadap kecerdasan emosional pada siswa kelas XI SMKN 1 Sedayu.
Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan semakin baik kedisiplinan siswa maka semakin baik
kecerdasan emosional siswa. Sebaliknya semakin rendah kedisiplinan siswa, maka semakin rendah kecerdasan emosional siswa.
Kedisiplinan merupakan suatu bentuk ketaatan terhadap peraturan yang dilandasi kesadaran pribadi. Kesadaran pribadi adalah modal dasar
dalam mengenali perasaan, sedangkan kemampuan mengenali perasaan merupakan dasar kecerdasan emosional. Siswa yang berdisiplin tinggi
berarti ia telah memiliki kemampuan mengenali perasaan atau emosi diri sendiri yang menjadi dasar kecerdasan emosional.
Kedisiplinan membutuhkan waktu yang panjang untuk proses latihan, mengendalikan diri, usaha yang gigih dan disertai tempaan yang
keras. Proses latihan ini tidak akan berjalan secara kontinyu tanpa adanya motivasi dari dalam diri sendiri. Mampu memotivasi diri sendiri
merupakan wilayah kecerdasan emosional, yang membuat seseorang mampu bertahan dalam kegagalan dan mampu menunda kepuasan.
Kedisiplinan berfungsi untuk menata kehidupan bersama di masyarakat yang penuh dengan norma-norma sosial. Norma di masyarakat
itulah yang harus ditaati setiap individu untuk tercapai kehidupan harmonis. Orang yang disiplin menaati norma di masyarakat berarti ia mau
82
membina hubungan dengan orang lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan aspek dalam kecerdasan emosional.
Peningkatan kedisiplinan agar lebih mempengaruhi kecerdasan emosional dapat ditempuh dengan cara: 1 guru menyadarkan siswa
tentang pentingya memahami emosi, agar siswa tidak membiarkan perasaan yang memerintah mereka dan membiarkan emosi mereka berada
diluar kontrol, 2 guru memotivasi siswa agar memiliki disiplin waktu dan disiplin kerja, sehingga siswa optimis meraih kesuksesan di masa
depan dengan berdisiplin dan ketekunan yang tinggi, 3 siswa mematuhi aturan-aturan sekolah untuk menjaga hubungan baik dengan pejabat
sekolah dan guru-guru.
6. Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal terhadap