19 akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk
membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku Goleman, 2002:53.
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal
untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu Goleman, 2002:57. Menurut Salovey kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain
empati dan kemampuan untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kecerdasan emosional merupakan gabungan kemampuan emosional dan kemampuan sosial dalam menghadapi seluruh aspek kehidupan.
b. Wilayah Kecerdasan Emosional
Salovey dalam Goleman 2002:58-59 menggolongkan kemampuan kecerdasan emosi dalam lima wilayah utama, yaitu: 1 mengenali emosi
diri, 2 mengelola emosi, 3 memotivasi diri sendiri, 4 mengenali emosi orang lain, 5 membina hubungan.
Mengenali emosi diri dalam kata lain kesadaran diri, yaitu suatu kemampuan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mengenali
emosi diri sendiri merupakan hal mendasar dalam kecerdasan emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun
20 merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi
sehingga individu mudah menguasai emosi. Seseorang yang memiliki kesadaran diri mampu mengenali saat dirinya sedang sedih, gembira, marah,
takut, jengkel, terpana, puas dan bentuk-bentuk emosi lainnya. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani
perasaan agar dapat terungkap dengan pas. Kemampuan ini merupakan tindak lanjut dari kesadaran diri. Kemampuan ini mencakup kemampuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat timbul karena gagalnya ketrampilan
emosional dasar ini. Seseorang yang buruk kemampuannya dalam ketrampilan ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung,
sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dari kemerosotan dalam hidup.
Wilayah memotivasi diri sendiri merupakan ketrampilan seseorang untuk menata emosi dirinya. Menata emosi sebagai alat mencapai tujuan
dalam kaitan memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri, dan berkreasi. Kendali diri emosional seperti menahan diri terhadap
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang yang mempunyai ketrampilan ini cenderung
jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain sering disebut empati.
Empati merupakan dasar dalam ketrampilan bergaul dengan orang lain. Orang yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-
21 sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang tersebut lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan
lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca
perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka Goleman,
2002:136. Wahana pikiran rasional adalah kata-kata sedangkan wahana emosi adalah nonverbal.
Seni membina hubungan sebagian besar merupakan ketrampilan mengelola emosi orang lain. Kemampuan dalam membina hubungan
menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi Goleman, 2002:59. Orang-orang yang baik dalam ketrampilan ini akan
sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan kelancaran dalam bergaul.
4. Kesiapan Kerja