dilakukan oleh penulis untuk melengkapi metode ini adalah dengan menggunakan 3 tiga alat, yaitu:
1. Wawancara Mendalam
Wawancara secara langsung terhadap responden perusahan yang dianggap ahli dengan menggunakan tehnik “probing” mengenai informasi yang
dibutuhkan. Respondern perusahaan yang dianggap ahli terkait dalam penelitian ini terdiri dari general manager, manager produk dan promosi,
dua orang store leader dari Serambi Botani dan ahli pemasaran. Wawancara ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada peneliti
dalam menyusun hierarchy, sekaligus untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai responden terkait dengan penelitian yang
dilakukan. 2. Pengisian kuisioner yaitu membagikan daftar pertanyaan terhadap
permasalahan strategi promosi Serambi Botani kepada pihak manajemen dan praktisi terkait.
3. Observasi Pengamatan langsung terhadap perusahaan yang dijadikan objek penelitian
yakni mengenai strategi promosi Serambi Botani.
3.5 Metode Pengambilan Sampel
Pemilihan responden
dalam penelitian
ini dilakukan
dengan mempertimbangkan responden tersebut paham mengenai strategi promosi dan
besarnya peranan responden yang dipilih dalam melaksanakan kegiatan promosi tersebut.
Pada metode AHP sendiri, tidak ada ketentuan tertentu untuk mengambil sampel yang tepat, yang ada hanya batas minimal yaitu 2 responden. Responden
yang diambil adalah orang-orang yang ahli atau pakar dalam bidangnya. Responden dalam penelitian ini diambil dari pihak internal perusahaan. Jumlah
responden terdiri dari empat orang pihak internal yaitu general manager, satu orang manager produk dan promosi, dan dua orang store leader Serambi Botani.
Serta satu orang pihak eksternal yaitu ahli pemasaran.
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan perlu diolah terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menyederhanakan data-data yang telah terkumpul dari hasil
kuesioner dengan pihak perusahaan. Data yang diperoleh dari responden kemudian diproses dengan menggunakan program computer yaitu Microsoft
Excel 2007 dan Expert Choice 2000. Hasil pengolahan ini kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar, dan tabel.
Model Analitycal Hierarchy Process AHP diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada tahun1970-an. Model yang berada di wilayah
probabilistic ini merupakan model pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas atas alternative
pilihan berdasarkan suatu proses analitis berjenjang, terstruktur atas variabel keputusan. Adapun konsep dasar matematis yang dipakai dalam AHP adalah
matriks. Kerangka kerja AHP terdiri dari delapan langkah utama Saaty, 1991 yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan.
Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi fokus utama pada tahap ini adalah pemilihan
tujuan, kriteria, kreativitas, dan elemen-elemen yang menyusun hierarki. Komponen sistem dalam hierarki dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan
para analis untuk menemukan unsur-unsur yang dilibatkan dalam suatu sistem dan dapat dilakukan dengan memperoleh informasi yang relevan dengan
masalah yang sedang dihadapi. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh dari tingkat
puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan tersebut.
Penyusunan hierarki berdasarkan pada jenis keputusan yang akan diambil, dimana setiap elemen dalam hierarki menduduki satu tingkat hierarki. Pada
tingkat puncak hierarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat berikutnya dapat terdiri dari