Promosi Penjualan TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

2.5. Promosi Penjualan

Promosi penjualan telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek yang dilakukan di tempat atau di titik-titik penjualan atau titik pembelian Jefkins, 1997. Menurut Jefkins 1997, terdapat bebagai alasan berkembangnya promosi penjualan antara lain, 1. Hasrat pemasang iklan yang sering dirisaukan oleh mahalnya media iklan televisi, yang meningkat jauh lebih pesat dari pada laju inflasi untuk menemukan bentuk-bentuk promosi yang lebih hemat biayanya. 2. Berkembangnya jaringan-jaringan supermarket raksasa dan toko-toko besar di daerah luar kota dan daerah pinggiran, serta perlunya promosi-promosi yang lebih agresif dan bersaing di tingkat pedagang pengecer, baik untuk menjual produk mereka secara langsung kepada pelanggan sell-in maupun membujuk para konsumen untuk membeli produk-produk tersebut kepada para distributor sell-out. 3. Kebiasaan supermarket dan hypermarket dan usaha-usaha pedagang eceran campuran melakukan promosi di depan toko guna menarik minat pembeli. 4. Meningkatnya kebutuhan untuk mendongkrak penjualan, baik untuk meraih cashflow yang memuaskan para pengecer maupun untuk menyerap output produksi pabrik yang bervolume tinggi. 5. Berkembangnya berbagai keahlian dan teknologi yang semakin canggih dalam menciptakan berbagai jenis cara promosi penjualan. 6. Dalam pelaksanaan suatu promosi penjualan, pihak perusahaan dan para pedagang eceran dituntut untuk saling bantu membantu sehingga hubungan kerja diantara keduanya cenderung lebih akrab dan saling menguntungkan. 7. Di dalam promosi penjualan biasanya mengandung unsur permainan dan hiburan yang dapat dinikmati oleh pembeli. 8. Promosi penjualan dapat lebih merangsang seseorang untuk membeli atau sekedar mencoba suatu produk. Khususnya produk yang berunit kecil dan berharga tidak terlalu mahal. Berbagai jenis dan ragam promosi penjualan yang biasa digunakan oleh produsen untuk menarik minat konsumen menurut Jefkins 1997 antara lain, 1. Undian tanpa syarat dan sayembara Keberhasilan undian berhadiah tergantung pada besarnya hadiah yang diiming-imingkan atau keunikannya, bergantung pula pada peluang untuk memenangkan undian berhadiah tersebut. 2. Penawaran harga cuci gudang Cuci gudang bukan berarti penjualan barang-barang stok lama atau yang kurang laku dengan harga murah, melainkan penjualan barang-barang yang sengaja diproduksi secara khusus untuk dijual dengan harga di bawah harga eceran biasanya. 3. Penawaran hadiah lewat pos Dalam penawaran ini untuk memperoleh hadiah yang ditawarkan, seseorang tidak perlu mengeluarkan uang kecuali hanya untuk ongkos kirim dan biaya pengepakan barang. Pelaksanaan promosi ini harus hati-hati dalam mengontrol besarnya permintaan, dan menyesuaikan dengan jumlah persediaan hadiah. 4. Hadiah langsung dalam kemasan produk Biasanya hadiah langsung ditempelkan dalam kemasan produk atau disimpan di dalam kemasan produknya. Misalnya sabun Nuvo yang memberikan promosi berupa uang tunai di dalam kemasan sabunnya. Cara lain promosi ini juga menempelkan stiker atau keterangan hadiah langsungnya dan konsumen yang mendapatkannya bisa langsung mengambilnya di tempat- tempat pengambilan hadiah yang telah ditujuk oleh produsennya. 5. Kartu-kartu bergambar Penggunaan kartu bergambar sebagai sarana promosi telah banyak dilakukan saat ini, tujuannya agar konsumen mengoleksi kartu tersebut dengan cara membeli kembali produknya. 6. Kupon-kupon berhadiah Konsumen harus mengumpulkan kupon-kupon hadiah sampai jumlah tertentu sampai bisa ditukarkan dengan hadiah tertentu sesuai jumlah kupon yang dimiliki oleh konsumen. 7. Hadiah uang tunai Bagaimana cara meminta konsumen membeli suatu produk yang disertai kupon, Kupon-kupon yang telah dikumpulkan dapat ditukarkan dengan sejumlah uang tunai. Cara ini cukup manjur untuk mendorong agar konsumen kembali membeli produk tertentu, cara ini sering dipakai oleh pabrik-pabrik teh untuk memikat pembeli. 8. Pencocokan potongan-potongan kupon Cara promosi ini dulu sering digunakan oleh perusahaan minyak. Potongan- potongan kupon diberikan kepada konsumen pada saat pembelian berlangsung, kemudaian potongan yang cocok bisa ditukar dengan uang tunai pada kunjungan berikutnya. 9. Voucher atau kupon potongan harga Voucher ini dapat ditukarkan di pengecer-pengecer untuk mendapatkan potongan harga. Voucher semacam ini ada pula yang berada di iklan-iklan media cetak untuk digunting oleh konsumen yang berminat. 10. Penawaran kupon silang Kupon silang merupakan suatu bentuk kegiatan kerja sama promosi yang popular dalam cara ini, kupon atau tanda yang terdapat dalam suatu produk dapat digunakan untuk membeli produk lain tidak harus produk dari produsen yang sama dengan potongan harga tertentu. Contoh promosi ini seperti membeli buku di Gramedia mendapatkan kupon potongan harga masuk tiket Dunia Fantasi Dufan. 11. Penukaran kupon ditoko-toko besar Ide promosi ini berawal dari promosi lewat kemasan, dalam metode ini kemasan suatu produk disisipi kupon potongan harga yang bisa dipakai oleh para pembeli untuk mendapat diskon di toko-toko yang namanya tertera dalam kupon tersebut. 12. Kemasan-kemasan ukuran jumbo atau ganda Kemasan semacam ini artinya beberapa barang dikemas menjadi satu dan dijual dengan harga miring atau ukuran kemasan dan isi dibuat lebih besar dari biasanya. 13. Kemasan-kemasan gabungan Hampir sama dengan kemasan jumbo, yakni sejumlah produk dibuat menjadi satu dan dijual dengan harga yang lebih murah dari pada harga satuan normalnya. 14. Kemasan-kemasan bertanda khusus Kardus kemasan atau bungkusnya ditempelkan penawaran khusus atau potongan harga, sehingga merangsang orang untuk membelinya. 15. Demonstrasi di dalam toko Kegiatan promosi ini seorang demonstrator diberi semacam tempat khusus dalam ruangan toko untuk mendemonstrasikan penggunaan produk misalnya cara penggunaan alat masak, sekaligus menjual produk tersebut secara langsung kepada pembeli.

2.6. Proses Komunikasi