2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan digunakan untuk memperoleh gambaran penelitian yang mendalam mengenai analisis pengukuran kinerja
dengan BSC. Tabel 2 menyajikan hasil penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk mempelajari dan mencari
informasi dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan topik penelitian. Penelitian terdahulu mengenai analisis pengukuran kinerja
dengan Balanced Scorecard dan literatur yang berhubungan dengan penelitian diambil dari lima skripsi.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian yang telah dilakukan terdahulu memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaan dengan penelitian terdahulu
adalah tentang
pengukuran kinerja
perusahaan dengan
menggunakan BSC. Sedangkan perbedaannya dari objek penelitian dan implementasi analisis BSC pada perusahaan tempat penelitian dilakukan.
Penelitian terdahulu yang relevan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penelitian terdahulu
No Nama Penulis
Universitas Departemen
Judul Tujuan
Hasil 1.
Dhika Pratiwi Putri 2008
Universitas Muhammadiyah
Surakarta Departemen
Ekonomi Manajemen
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan
dengan Konsep
Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT
Bank Tabungan
Negara Persero
Cabang Solo. Menganalisis Kinerja
Perusahaan dengan
Konsep Balanced
Scorecard Pada perspektif keuangan, pencapaian ROI
dan rasio operasi telah mampu melampaui target yang telah ditetapkan perusahaan. Pada
perspektif konsumen, pencapaian market share perusahaan dari tahun 2005 sd 2007 masih
belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan,
namun tingkat
kepuasan konsumen telah mampu melampaui target,
berarti produk dan pelayanan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabahnya sudah
cukup baik. Pada perspektif proses internal bisnis terdapat dua ukuran hasil yang sudah
mampu mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu proses operasi dan inovasi produk. Pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, ketiga ukuran hasilnya telah mengalami
peningkatan baik itu produktivitas karyawan, retansi karyawan, maupun kepuasan karyawan
sudah melampaui target yang telah ditetapkan.
2. Rina
Novita 2009
Universitas Gunadarma Jakarta
Departemen Ekonomi
Manajemen Persepsi Masyarakat
terhadap Kinerja
Pemerintahan Presiden
Susilo Bambang
Yudhoyono Periode 2004-2008
dengan Pendekatan Balance
Scorecard Untuk
mengetahui persepsi Masyarakat
terhadap Kinerja
Pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono
Periode 2004-2008
dengan Pendekatan
Balance Scorecard Hasil perspektif keuangan bahwa selama
pemerintahan presiden SBY periode 2004- 2008 terus mengalami defisit anggaran hal ini
terlihat dari lebih besarnya belanja negara dari pada
pendapatan Negara.
Persepektif pertumbuhan dan pembelajaran mengalami
kenaikan. Perspektif proses bisnis internal mengalami kenaikan. Perspektif pelanggan,
karena besarnya alpha, 0.723 0.1843 maka
kesimpulannya reliabel. No
3. Nama Penulis
Agustina 2008
Universitas Departemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi
Manajemen, IPB Judul
Perancangan Strategi dengan
Perspektif Balanced Scorecard
pada PT
BRI Persero
Tbk Cabang Garut
Tujuan Mengukur kinerja PT
BRI Persero Tbk Cabang Garut dengan
Konsep Balanced
Score Card Hasil
Bobot sasaran startegis perspektif finansial diperoleh 58,2
persen, perspektif pelanggan 24,2 persen, perspektif bisnis internal 9,2
persen, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 8,5 persen.
4. Ratna Budiarti
2007 Universitas
Negeri Semarang
Departemen Ekonomi
Manajemen Evaluasi
Kinerja Bisnis dengan
Pendekatan Konsep Balanced Scorecard
Pada Pt. Poliplas Makmur Santosa
Ungaran Untuk mengetahui
kinerja perusahaan apabila
diukur dengan menggunakan
pendekatan Balanced ScoreCard.
Dilihat dari perspektif keuangan, kinerja perusahaan termasuk kategori jelek, dengan
menggunakan 4 rasio yaitu : rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Dilihat
dari perspektif pelanggan, kinerja perusahaan termasuk
kategori cukup
dengan menggunakan tolok ukur pangsa pasar,
customer retention, customer acquisition, complain frequency, ontime delivery dan
kepuasan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal, termasuk kategori cukup, dengan
menggunakan tolok ukur manufacturing cycle effectifeness, service error rate dan persentase
produk cacat. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, termasuk kategori jelek.
5.
Yuli Hernanto 2009
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi
Manajemen, IPB
Pengukuran kinerja dengan pendekatan
balanced scorecard pada
PT Bank
Syariah Mandiri
Cabang Bogor.
Untuk mengetahui
penerapan Balanced
Score Card sebagai tolok ukur
pengukuran kinerja
pada PT
Bank Syariah
Mandiri Cabang Bogor.
hasil penelitiannya diperoleh total skor total skor BSC PT. Bank Syariah Mandiri
sebesar 76,54 dapat diartikan bahwa kinerja BSM Cabang Bogor tahun 2008
termasuk kategori baik.
Lanjutan Tabel 2.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Keberadaan pengukuran kinerja yang komprehensif, koheren, seimbang dan terukur menjadi sangat penting bagi PT PLN Persero
WLCTK. Hal tersebut berguna sebagai landasan pengkajian ulang strategi yang telah diterapkan. Selama ini evaluasi kinerja PT PLN Persero
WLCTK belum menyeluruh terhadap seluruh aspek kegiatan bisnis perusahaan dimana evaluasi kinerja dilakukan hanya terhadap kinerja
keuangan. Sementara proses evaluasi terhadap aspek pelanggan dan aspek bisnis internal yang terkait dengan pelayanan belum dilakukan evaluasi
secara menyeluruh. Salah satu alternatif pengukuran kinerja adalah BSC. BSC merupakan
sistem manajemen strategis yang mampu mengevaluasi kegiatan bisnis perusahaan secara menyeluruh yang meliputi aspek keuangan, pelanggan,
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Penggunaan BSC pada PT PLN Persero WLCTK akan mampu memberikan hasil evaluasi yang
menyeluruh sehingga mampu mengomunikasi tindakan apa yang perlu dilakukan PT PLN Persero WLCTK terhadap pencapain kinerja yang
belum optimal. Penelitian diawali dengan mengetahui visi dan misi PT. PLN WLCTK
Pada tahap perancangan model BSC, visi, misi dan faktor-faktor strategis perusahaan yang telah diidentifikasi diterjemahkan ke dalam sasaran-
sasaran strategis berdasarkan empat perspektif BSC antara lain adalah perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Masing-masing sasaran strategis satu sama lain saling terkait yang digambarkan dalam peta strategi,
the service profit chain dari masing-masing perspektif dijadikan sebagai
penjabaran dari masing-masing perspektif BSC untuk menetapkan target dan ukuran kinerja yang ingin dicapai. Pengukuran kinerja yang dilakukan
terhadap perspektif BSC akan memberikan hasil terhadap kinerja PT PLN