16
2. Macam-Macam Deskripsi
1. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan
tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan
tempat terjadinya peristiwa tersebut. a. Dasar-dasar Deskripsi Tempat
Tempat yang biasa menjadi latar dari setiap peristiwa biasanya diukiskan oleh penulis dengan bermacam cara, sesuai dengan selera
pengarang. Dalam memilih cara yang paling baik ini, perlu dipertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun
deskripsinya. 1 Suasana hati
Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati yang manakah yang paling menonjol untuk dijadikan landasan. Misalnya
seorang muslim yang sedang bersujud di depan ka’bah akan merasa kecil sekali atas kebesaran Tuhan, disamping timbul rasa
kagum dan bangga. 2 Bagian yang relevan
Penulis deskripsi juga harus mampu memilh detail-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati.
3 Urutan penyajian Pengarang di tuntut pula mampu menetapkan urutan yang paling
baik dalam menampilkan detail-detail yang dipilih. Mungkin seorang penulis menyurutkan dari bagian yang tidak penting ke
bagian yang penting, atau sebaliknya. Keraf, 1981
2. Deskripsi Orang
Kerumitan manusia tidak hanya karena struktur atomi dan morfologi tubuh, tetapi juga karena jiwa dan akal yang dimilikinya. Hal
ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang
17
memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti
tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu
memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang
baik. Dalam menggambarkan perwatakan seorang tokoh seorang tokoh,
ada beberapa metode yang digunakan, antara lain: 1 Metode deskripsi perbuatan
Cara yang efektif untuk menampilkan situasi yang ada sangkut- pautnya dengan perwatakan adalah melalui perbuatan.
2 Metode deskripsi fisik Deskripsi ini berusaha menampilkan ciri-ciri fisik sang tokoh. Ciri-
ciri fisik ini digambarkan dengan cermat. Melalui gambaran visual ini pengarang mencoba menampilkan bentuk tubuh dengan watak-
watak yang tersirat dibalik tubuh itu, dan pembacapun akan terangsang imajinasinya.
3 Metode yang menampilkan suasana nyata Suasana di sini mengacu pada penggambaran harta kekayaan,
aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, yang ikut mengambarkan watak seseorang.
4 Metode yang menggunakan dialog Melalui dialog dapat pula terungkap watak dari tokoh-tokoh cerita.
Rangkaian dialog dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat ke tempat lain lebih memberikan jalan penafsiran yang tepat tentang
watak seorang tokoh.
19
Jadi, karangan deskripsi terbagi menjadi dua yaitu deskripsi tempat dan deskripsi orang. Dasar-dasar deskripsi tempat terdiri dari suasana
19
Sabarti Akhadiah Dkk, Menulis 1, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001, h. 7.42
18
hati, bagian yang relevan dan urutan penyajian. Dalam menggambarkan perwatakan tokoh ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode
deskripsi perbuatan, metode deskripsi fisik, metode yang menampilkan suasana nyata, metode yang menggunakan dialog.
c. Ciri-ciri Karangan Deskripsi
Ciri penanda deskripsi: 1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian
tentang objek. 2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan
membentuk imajinasi pembaca. 3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan
pilihan kata yang menggugah.
d. Pendekatan Deskripsi
1 Pendekatan Realistis Pendekatan realistis penulis dituntut memotret halbenda seobjektif
mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian
secara orisinal, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
2 Pendekatan Impresionistis Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan
sesuatu secara subjektif. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi
terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini sesuai dengan sikap seniman atau sastrawan yang dengan
kepekaannya mampu
mengekspresikan peristiwa
yang dijumpainya.
20
Jadi, terdapat dua pendekatan dalam menulis karangan deskripsi yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
20
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2005, cet. XI, h. 219