Kawasan kognitif yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
20
A. Tingkat Pengetahuan Knowledge Pengetahuan di sini di artikan kemampuan seseorang dalam
menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh : 1 Siswa dapat menyebutkan kembali bangun
– bangun geometri yang berdimensi tiga
2 Siswa dapat menggambarkan satu buah segitiga sembarang
B. Tingkat Pemahaman Comprehension Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterimanya. Contoh :
Siswa dapat menjelaskan dengan kata – katanya sendiri tentang
perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
C. Tingkat Penerapan Application Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari
– hari Contoh :
1 Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut
– sudut lainnya
20
Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:Pt Bumi Aksara, 2010, h. 35.
2 Siswa dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segitiga siku
– siku jika diketahui sisi lainnya.
D. Tingkat Analisis Analysis Contoh :
Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistika, sehingga dapat diperoleh harga
– harga range, interval kelas,panjang kelas, rata
– rata dan standar deviasinya
E. Tingkat Sintesis Synthesis Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan
dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh
Contoh : Siswa dapat mengemukakan formula baru dalam menyelesaikan
suatu masalah
F. Tingkat Evaluasi Evaluation Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan criteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
Contoh : 1 Siswa dapat menilai unsur kepadatan isi, cakupan materi,
kualitas analisis dan gaya bahasa yang dipakai oleh seorang penulis makalah tertentu
2 Siswa dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan kemampuannya dirinya.
Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, pembelajaran, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai
sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolok ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa
dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.
Dengan demikian, hasil belajar matematika pada penelitian ini adalah tingkat penguasaan seseorang yang mencakup ranah kognitif yang
terbatas pada pemahaman C2 dan penerapan C3 sebagai akibat dari proses belajar matematika.
II. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction ATI
1.
Hakikat dan Pengertian Model Pe mbelajaran ATI
Secara substantif dan teoritik “Aptitude Treatment Interaction
ATI” dapat diartikan sebagai suatu konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran treatment yang efektif
digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing
– masing . Teknik model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction ATI merupakan salah satu penerapan belajar tuntas
mastery learning dalam Kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memiliki pendekatan berbasis kompetensi sangat
menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta didik sebagai subjek didik. Ketuntasan belajar dalam KTSP ditetapkan dengan
penilaian acuan patokan pada setiap kompetensi dasar Ciri utama Model Pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction ATI ialah memberikan perhatian khusus kepada perbedaan setiap individu siswa, di mana dalam setiap kelompok
siswa terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. ATI berisikan sejumlah strategi dengan mengelompokkan
siswa berdasarkan kemampuannya, kemudian pada masing – masing
kelompok diberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda – beda
sesuai dengan karakteristik cara belajar mereka. Tujuannya untuk menciptakan dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang
betul – betul peduli dan memperhatikan keterkaitan antara
kemampuan aptitude seseorang dengan pengalaman belajar atau secara khas dengan metode pembelajaran treatment.
Cronbach berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin bahwa ATI merupakan sebuah pendekatan yang
berusaha mencari dan menemukan perlakuan – perlakuan yang cocok
dengan perbedaan kemampuan Aptitudesiswa. Berdasarkan pengertian
– pengertian yang dikemukakan diatas, dapat diperoleh makna esensial dari model pembelajaran ATI,
sebagai berikut:
1 Pembelajaran ATI merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan
untuk siswa tertentu sesuai dengan perbedaan kemampuannya. 2 Sebagai sebuah kerangka teoritik model pembelajaran ATI
berasumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik atau hasil belajar akan tercipta bilamana perlakuan
– perlakuan dalam pembelajaran disesuaikan sedemikian rupa dengan perbedaan
kemampuan siswa. 3 Terdapat hubungan timbal balik antara prestasi belajar yang
dicapai siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran dikelas atau dengan kata lain, prestasi belajar yang diperoleh siswa
achievement tergantung
kepada bagaimana
kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas.
Jadi, model pembelajaran ATI adalah suatu konsep atau model yang mencakup sejumlah strategi pembelajaran dengan mengem-
bangkan kondisi pembelajaran yang efektif terhadap siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Dari rumusan
pengertian dan makna esensial yang telah dikemukakan diatas, terlihat bahwa model pembelajaran ATI bertujuan untuk menciptakan
dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang betul –betul
peduli dan memperhatikan antara kemampuan seseorang dengan pengalaman belajar atau khas dengan metode pembelajaran.
21
Model pendekatan aptitude treatment interaction ATI yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan
1. Treatment Awal Treatment awal pada siswa ini dengan menentukan dan
menetapkan klasifikasi kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan aptitudeability
2. Pengelompokkan siswa Pengelompokkan siswa yang didasarkan pada treatment awal.
Siswa di dalam kelas diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah. 3. Memberikan perlakuan Treatment
Kepada masing – masing kelompok diberikan perlakuan
treatment yang
dipandang cocok
sesuai dengan
karakteristiknya. Dalam pendekatan ini kepada siswa yang berkemampuan “tinggi” diberikan perlakuan treatment berupa
self-learning melalui modul. Siswa yang memiliki kemampuan “sedang” diberikan pembelajaran secara konvensional regular
teaching. Sedangkan kelompok siswa yang berkemampuan “rendah” diberikan perlakuan treatment dalam bentuk regular
teaching + tutorial. Tutorial dapat diberikan oleh guru matematika sendiri atau oleh tutor dan mentor yang sudah
menerima petunjuk dan bimbingan dari guru. 4. Achievement
– Test. Di akhir setiap pelaksanaan, uji coba dilakukan dalam penilaian
prestasi akademik hasil belajar setelah diberikan perlakuan –
21
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat:Quantum Teaching, 2005, cet.1, h.39.
perlakuan treatment pembelajaran kepada masing – masing
kelompok kemampuan siswa tinggi, sedang, dan rendah.
22
2. Pe ngelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan
Potensi peserta didik dapat dideteksi dari keberbakatan intelektual pada peserta didik. Adapun cara pengumpulan informasi
untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu dengan menggunakan data subjektif.
23
Untuk mengumpulkan data subjektif, sekolah dapat mengembangkan sendiri dengan megacu pada konsepsi dan ciri
keberbakatan yang terkait. Penjaringan terhadap keberbakatan intelektual dalam kelompok tertentu pada umumnya bertolak dari
perkiraan lebih kurang 15 sampai 25 populasi sampel yang secara kasar merupakan identifikasi permulaan. Penjaringan itu bisa
menggunakan nominasi guru tentang kemajuan sehari – hari siswa,
namun bisa juga melalui penilaian beberapa mata pelajaran tertentu tergantung dari tujuan penjaringan.
24
Siswa di dalam kelas diklasifikasi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Diantara kelas – kelas yang berdasarkan kemampuan yaitu :
25
1 Kelompok yang berkemampuan tinggi pandai Siswa yang berkemampuan tinggi mempunyai ciri
– ciri sebagai berikut : a Belajar berjalan dan bicara lebih awal dan
cepat menguasai kosakata dalam jumlah yang banyak. bPertumbuhan jasmani lebih baik, otot
– otot kuat, motoriknya gesit lincah, dan energik. c Haus akan ilmu pengetahuan, dan
menyukai serta sering mengikuti berbagai perubahan Dan perkembangan ilmu pengetahuan. dMampu secara tepat
menarik suatu generalisasi, dapat mengenal hubungan antara
22
ibid., h. 42.
23
Hamzah B Uno dan Masri Kudrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta:Bumi Aksara 2009, cet.1 h. 23.
24
Ibid., h. 69
.
25
ibid.,