0, maka kedua kelas memiliki bentuk kurva model positif atau kurva melandai ke kanan, yang artinya kecenderungan data mengumpul di bawah
rata – rata. Ketajamankurtosis kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut
– turut 2,15 dan 1,91 karena kedua nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka kedua kurva berbentuk platikurtik kurva agak datar yang artinya nilai
– nilai data tersebar secara merata sampai jauh dari rata
– ratanya. Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
Banyak Sampel 41
41 Mean
68,04 61,29
Median 67
61,18 Modus
62,50 57,25
Varians 197,80
202,56 Simpangan Baku
14,06 14,23
Kemiringan 0,22
0,02 Ketajaman Kurtosis
2,15 1,91
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji kai kuadrat chi square. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika
memenuhi kriteria �
hitung
�
tabel
diukur pada taraf signifikansi dan tingkat
kepercayaan tertentu Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas eksperimen lampiran 15 diperoleh nilai
�
hitung
sebesar 4,74 sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat chi square diperoleh
�
tabel
untuk dk = 3 pada taraf signifikansi α= 5 adalah 7,82. Karena �
hitung
kurang dari �
tabel
4,74 7,82 , artinya data sampel pada kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas kontrol lampiran16 diperoleh nilai
�
hitung
sebesar 2,98 sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat chi square diperoleh
�
tabel
untuk dk = 41 pada taraf signifikansi α= 5 adalah 7,82. Karena �
hitung
kurang dari �
tabel
2,98 7,82, artinya data sampel pada kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal
untuk lebih jelasnya, data perhitungan mengenai uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini :
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Dk
�
hitung
�
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 3
4,74 7,82
Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal
Kontrol 3
2,98 7,82
Sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil perhitungan lampiran 17, diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah
197,80 , dan varians kelas kontrol adalah 202,56. Sehingga diperoleh nilai F
hit
= 1,02 dengan taraf signifikansi α = 0,05 untuk dk
pembilang
= 40 dan dk
penyebut
= 40 didapat nilai F
tabel
= 1,69. Karena F
hitung
F
tabel
1,02 1,69
maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas
Varians Taraf
Signifikansi F
hitung
F
tabel
Keterangan Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol 197,80
202,56 5
1,02 1,69 Kedua
sampel mempunyai
varians yang sama
Karena F
hitung
F
tabel
maka H diterima, artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, didapatkan bahwa data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata – rata
hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan Model Aptitude Treatment Interaction ATI
lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata hasil belajar matematika siswa
pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis
sebagai berikut : H
o
:
μ
1
μ
2
H
a
:
μ
1
μ
2
Keterangan :
μ
1
: rata – rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok
eksperimen
μ
2
: rata – rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria pengujian yaitu, jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak. Sedangkan, jika t
hitung
t
tabel
maka H
a
diterima dan H ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf
signifikansi α = 5. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t
hitung
sebesar 2,13 dan t
tabel
sebesar 1,66 lampiran 18. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
2,13 1,66 . Dengan demikian H ditolak
dan H
a
diterima, atau dengan kata lain rata – rata hasil belajar matematika siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata – rata hasil belajar matematika
siswa pada kelompok kontrol. Secara rigkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji t
db t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
80 2,13
1,66 Tolak H
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa t
hitung
berada diluar daerah penerimaan H atau dengan kata lain H
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif H
a
yang menyatakan bahwa rata – rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model Aptitude Treatment
Interaction ATI lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pembelajaran konvensional diterima pada taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran model Aptitude Treatment Interaction ATI lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.
Adanya perbedaan rata – rata hasil belajar matematika siswa pada kedua
kelas tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan, proses pembelajaran siswa pada kelas kontrol
menggunakan model konvensional dimana guru mengajar sejumlah murid dalam ruangan dengan treatment yang sama karena diasumsikan semua murid
memiliki minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajarnya relatif sama dan tanpa melibatkan siswa dengan aktif dan proaktif. Sementara proses