Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II
menjadi guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien korelasi ganda yang menghasilkan nilai R sebesar 0,121 yang terletak pada kategori sangat
rendah dan positif karena terletak antara 0,001 – 0,200, sedangkan koefisien
determinasi R Square 0,015. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan harga F hitung sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341
0,05, sedangkan F tabel dengan df 2:145 pada taraf signifikansi 5 diperoleh F tabel sebesar 3,06. Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan
bahwa korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah tidak signifikan. Hal ini terjadi karena kurang banyaknya pengalaman dan
kesempatan mahasiswa dalam mengikuti ketrampilan mengajar baik pada saat mengikuti pengajaran mikro maupun saat mengikuti praktek PPL II.
Pengawasan dan bimbingan dari pihak sekolah dan dosen pembimbing saat mengikuti ketrampilan mengajar juga kurang sehingga mahasiswa tidak
memahami tugas dan tanggung jawab serta ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hasil perhitungan berdasarkan sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel bebas Pengajaran Mikro memiliki
sumbangan relatif sebesar 70,10 dan fariabel Program Pengajaran Lapangan II memiliki sumbangan relatif sebesar 29,90 terhadap variabel terikat minat
mahasiswa FKIP menjadi guru. Sedangkan sumbangan efektif dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu variabel Pengajaran Mikro memiliki
sumbangan efektif sebesar 1,0515 dan Program Pengalaman Lapangan II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki sumbangan efektif sebesar 0,4485 terhadap variabel terikat minat mahasiswa FKIP menjadi guru, dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.
Menurut Gunarso 1995:68 minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi
prasangka dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat ditimbulkan dengan cara; membangkitkan suatu kebutuhan; menghubungkan
dengan pengalaman masa lampau; memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Efendi dan Praja 1993:72
Untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru dibutuhkan pengalaman mengajar yaitu pengalaman mengajar seperti Pengajaran Mikro
dan PPL II, tapi selain itu dibutuhkan juga faktor lain seperti suatu proses dan sikap atau kesadaran seseorang serta pengetahuan yang luas sebagai bekal
untuk menjadi seorang guru. Minat juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan pilihan seseorang terhadap sesuatu yang ia minati. Menurut L.
Crow 1991, perubahan pilihan minat pada diri seseorang dapat digunakan untuk melihat tingkat kematangan pilihan minatnya maupun jiwa dan
pribadinya. Pengalaman mengajar baik yang dilakukan di kampus maupun terjun
lansung ke sekolah, dapat melatih para calon guru untuk menguasai kemampuannya dalam mengajar sehingga suatu saat mereka siap untuk
menjalankan tugasnya untuk menjadi seorang guru dan untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi seorang guru dibutuhkan suatu proses dan sikap
serta kematangan dari pribadi itu sendiri terhadap pilihannya. Jadi dalam menumbuhkan minat mahasiswa menjadi seorang guru tidak hanya dilihat
dari pengalaman mengajar saja tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat mendorong terjadinya minat tersebut.
64