guru. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda diperoleh R sebesar 0,121 dan haraga F sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341.
Kesimpulan dari penelitian ini berarti bahwa meskipun secara bersama sama Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II tidak dapat
meningkatkan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan pengujian hasil penelitian ini memiliki katerbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga
penelitian hanya dilakukan pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2005, dan menggunakan metode purposive sampling. Responden yang
menjadi obyek penelitian hanya angkatan 2005 yang masih aktif. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar angkatan 2005 tidak mengambil kuliah lagi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bedasarkan hasil penelitian pertama, bahwa tidak ada hubungan Pengajaran
Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru, Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak memandang Pengajaran
Mikro sebagai alat untuk meningkatkan minat mereka menjadi guru. Minat menjadi guru dapat dikembangkan oleh mahasiswa tidak hanya mengikuti
mata kuliah Pengajaran Mikro saja tetapi dengan didukung oleh mata kuliah lain atau Faktor lain yang berhubungan dengan seperti factor gaji , factor
social dll. Dengan demikian penulis menyarankan bahwa untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru hendaknya dosen membiasakan mahasiswa
untuk sering mengadakan presentasi dalam setiap mata kuliah dan mahasiswa juga sering mengikuti seminar yang membahas mengenai profesi guru
sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru. Selain itu minat juga dapat dikembangkan dengan menjadi tentor di lembaga belajar sehingga
dengan ketrampilan yang didapat serta pengalaman yang dialami mahasiswa, dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru.
2. Berdasarkan hasil penelitian kedua, bahwa tidak ada hubungan yang positif
antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan minat mahasiswa tidak hanya ditentukan oleh Program Pengalaman Lapangan II saja. Hendaknya dalam mengembangkan minat
menjadi guru, mahasiswa sesering mungkin mengikuti kegiatan UKM yang diadakan di kampus seperti menjadi panitia dalam kegiatan olimpiade yang
diadakan di kampus dan kegiatan lain yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan dan meningkatkan kepercayaan diri serta pengetahuan untuk
menjadi guru sehingga dari pengalaman tersebut dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.
3. Berdasarkan hasil penelitian ketiga yang menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Dari penelitian ini dapat