a. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka artinya tidak terjadi Multikolinearitas terhadap data yang diuji
b. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka artinya terjadi Multikolinearitas terhadap data yang diuji
c. Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi, perlu dilakukan uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas akan
menggunakan metode pengamatan pola titik-titik scatterplot regresi. Dimana bila ditemukan titik-titik menyebar dengan pola yang tidak
jelas diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heterosdekastisitas pada model
regresi yang tengah diuji.
1.2 Membuat Persamaan Regresi Berganda
Rumus analisa regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X
1
+ b2X
2
Keterangan: Y =
Produktivitas Kerja a =
Konstanta b1 =
Koefisien regresi X
1
terhadap Y c2 =
Koefisien regresi X
2
terhadap Y X
1
= Variabel independen faktor interal karyawan
X
2
= Variabel independen faktor eksternal karyawan
1.3 Uji F
Model uji statistik F digunakan untuk melihat apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama terhadap
variabel dependen. Uji hipotesis dengan statistik F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F pada hasil perhitungan dengan nilai F
pada tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Mekanisme uji F antara lain sebagai berikut: a. Melakukan pembuatan hipotesis untuk kasus pengujian F-test yakni
Ho: b1=b2=0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel
independen, faktor internal karyawanX
1
dan faktor eksternal karyawan X
2
secara simultan terhadap variabel dependen Produktivitas kerja Y
Ha: b1-b20 Artinya ada pengaruh yang siginifkan dari variabel-variabel
independen, faktor internal karyawan X
1
dan faktor eksternal karyawan X
2
secara simultan terhadap variabel dependen Produktivitas kerja Y.
b. Menentukan F
tabel
dan F
hitung
dengan tingkat kepercayaan 95 atau taraf signifikansi sebesar 5 dengan asumsi berikut,
Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kedua varibel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Jika F
hitung
≤ F
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya kedua variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. c. Mengambil Keputusan
1 Ho diterima, Artinya bahwa faktor internal karyawan dan faktor eksternal
karyawan secara
simultan tidak
berpengaruh terhadap
produktivitas kerja. 2 Ha diterima,
Artinya bahwa faktor internal karyawan dan faktor eksternal karyawan berpengaruh secara simultan terhadap produktivas
kerja.
1.4 Uji t
Uji t digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 2 yang berbunyi: Apakah Faktor Internal dan Eksternal Karyawan Berpengaruh
Secara Parsial Terhadap Produktivitas Kerja? Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. H
: bi = 0
H
1
: bi ≠ 0 b. Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus:
t-
hitung
= c. Membandingkan nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
yang tersedia pada taraf nyata tertentu.
d. Mengambil keputusan dengan kriteria: 1
–t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak 2 t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima 3
–t
hitung
-t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima
41
BAB IV COKELAT MONGGO
A. Sejarah Cokelat Monggo
Perkembangan sebuah usaha tidak lepas dari sejarah berdiri serta tujuan didirikan. Demikian pun Cokelat Monggo sebagai salah satu pabrik Cokelat yang
berada di Yogyakarta. Keberadaan Cokelat Monggo berkaitan dengan fakta-fakta cokelat yang ada di Indonesia, yakni:
1. Indonesia menempati peringkat ke 3 penghasil cokelat terbesar di dunia berdasarkan data dari FAO di tahun berjalan 2014 dengan kapasitas produksi
720,000 ton. 2. Biji Kakao yang dihasilkan di Indonesia telah dikenal dunia mempunyai
kualitas rasa dan aroma yang istimewa. 3. Tingkat konsumsi penduduk Indonesia akan produk cokelat sampai tahun
2014 masih sangat rendah hanya sekitar 0,3Kg per kapita per tahun, dibandingkan dengan tingkat konsumsi penduduk Malaysia dan Singapura
yang mencapai 1Kg per kapita per tahun dan penduduk Eropa yang mencapai 11Kg per kapita per tahun berdasarkan data dari Kementerian Pertanian
Republik Indonesia. 4. Produk cokelat lokal Indonesia sebagian besar berharga murah berkualitas
rendah karena mengandung lemak nabati dan bahan – bahan non alami untuk
menekan biaya produksi agar lebih rendah dan memudahkan penyimpanan dalam kondisi cuaca tropis.
Selain fakta-fakta yang ada di Indonesia, hadirnya Cokelat Monggo juga berangkat dari perjalanan Bapak Thierry Detournay ke Indonesia tahun 2001 yang
tidak menemukan cokelat dengan kualitas yang baik, sehingga ada rasa heran dengan keadaan ini padahal Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ke-3 di
dunia. Hal inilah yang mendasari Bapak Thierry untuk membuat cokelat
buatannya sendiri, yang mendapat keberhasilan besar pada waktu itu. Akhirnya karena permintaan yang tinggi, bersama dengan partnernya Bapak Edward
Picasauw mereka mendirikan CV. Anugerah Mulia di tahun 2005, yang sekarang menjadi PT. Anugerah Mulia Indobel. Cacaomania yang menjadi nama pertama
untuk produk cokelat mereka, namun tampak terlalu umum setelah beberapa saat kemudian diganti dengan nama Monggo.
Nama Monggo dalam bahasa jawa yang berarti “silahkan” dipilih untuk
mewakili budaya dari kota Yogyakarta yang sopan santun cocok untuk cokelat terbaik, berkualitas terbaik, standar higienis yang tinggi dan keinginan untuk
mempersembahkan kepada masyarakat Indonesia produk cokelat dengan kualitas tertinggi membuat Cokelat Monggo seperti sekarang ini: The Finest Chocolate
Indonesia .
B. Seputar Logo
Logo merupakan sebuah tanda atau simbol yang mewakili semangat serta keberadaan sebuah lembaga atau institusi. Demikianpun Cokelat Monggo
memiliki logo yang yang mencerminkan khas Kota Yogyakarta yang hendak ditumbuhkembangkan dalam organisasinya. Cokelat Monggo memiliki 2 logo,
logo tersebut ada yang berupa tulisan dan gambar wajah Petruk. Berikut adalah 2 logo Cokelat Monggo:
Gambar IV.1 Logo Cokelat Monggo
C. Visi dan Misi
Merujuk pada sejarah kehadirannya yang berkaitan dengan kualitas cokelat yang disajikan, maka sebagai pabrik cokelat yang dilandasi oleh semangat
dan nilai-nilai tersebut juga memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: