d. Kesimpulan minat belajar siswa
Hasil minat belajar siswa pada pembelajaran fisika menurut statistik Test-T, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen tidak
signifikan atau memiliki minat belajar yang sama. Kedua kelas masuk dalam kategori sangat berminat belajar fisika, kelas kontrol memiliki
prosentase 88 dan kelas eksperimen memiliki prosentase 91. Perbedaan minat belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen
hanya sebesar 3. Jadi minat belajar siswa kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode Hands-on Actvities dan minat
belajar siswa kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah dan demonstrasi memiliki minat belajar yang sama yaitu sangat
berminat belajar fisika.
3. Keaktifan Belajar
a. Data keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen
Mengetahui keatifan belajar siswa, peneliti menggunakan lembar observasi pada saat pembelajaran fisika berlangsung untuk memperoleh
data. Jumlah sampel yang diteliti untuk keaktifan belajar siswa adalah 34 orang di kelas kontrol dan 34 orang di kelas ekperimen. Hasil observasi
keaktifan belajar siswa kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 41 dan hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas eksperimen pada lampiran 40.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dapat dikategorikan seperti pada tabel 41 berikut ini.
Tabel 41. Kategori hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
No. Indikator Keaktifan Belajar
Siswa Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Frekuensi Frekuensi
1. Siswa ikut
terlibat dalam
pemecahan masalah
dalam proses
pembelajaran berlangsung
15 19
2. Siswa bertanya kepada siswa lain dalam proses pembelajaran
berlangsung 20
24
3. Siswa bertanya kepad guru dalam
proses pembelajaran
berlangsung 5
17
4. Siswa berusaha
mencari berbagai
informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah
27 23
5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok
sesuai dengan
7
petunjuk guru 6. Siswa mengerjakan soal-soal
yang diberikan guru 16
21
Total 93
111
Dari data keaktifan belajar siswa dapat dilihat bahwa pembelajaran di kelas eksperimen melalui metode Hands-on Activities dapat membuat
siswa lebih aktif di bandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol melalui metode ceramah dan demonstrasi. Di kelas eksperimen siswa
menjawab pertanyaan guru lebih banyak dari pada kelas kontrol, dimana kelas eksperimen siswa menjawab sebanyak 19 kali sedangkan kelas
kontrol sebanyak 15 kali. Siswa kelas eksperimen lebih sering bertanya kepada guru dan bertanya kepada siswa lain dari pada siswa kelas kontrol.
Siswa kelas eksperimen lebih banyak mengerjakan soal-soal yang diberikan peneliti dari pada kelas kontrol. Keaktifan siswa dalam mencari
informasi, siswa kelas kontrol lebih aktif dari pada kelas eksperimen, siswa kelas kontrol lebih banyak membaca bahan ajar yang diberikan kelas
kontrol dari pada kelas eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa kelas eksperimen yang metode
pembelajarannya menggunakan Hands-on Activies lebih tinggi dari pada keaktifan belajar siswa di kelas kontrol yang metode pembelajarannya
menggunakan cerama dan demonstrasi.
Keaktifan siswa juga diamati dalam pembelajaran kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai dengan 5 orang siswa. Kegiatan
setiap kelompok yang diamati adalah langkah percobaan, mengumpulkan data dan melaporkan hasil percobaan baik secara lisan maupun tulisan.
Melaporkan secara lisan yaitu mempersentasikan hasil percobaan dan secara tulisan yaitu dengan mengumpulkan hasil percobaan atau LKS.
Data keaktifan setiap kelompok dapat dilahat pada lampiran 42. Dalam pengamatan ini peneliti menemukan bahwa setiap kelompok ikut serta
dalam diskusi kelompok seperti mecari bahan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dari hasil percobaan dan
mengumpulkan hasil percobaan. Hampir semua siswa dalam kelompok ikut melakukan pengukuran dan berdiskusi. Namun terdapat 2 kelompok
di mana dalam kelompok tersebut hanya ada 2 sampai 3 orang siswa saja yang melaukan percobaan dan mengerjakan LKS.
Dalam diskusi kelompok siswa sering bertanya kepada peneliti cara penggunaan alat ukur dan pembacaan skala pada alat ukur. Selama
proses pembelajaran siswa juga bertanya kepada teman kelompoknya dan kelompok yang lain mengenai penggunaan alat ukur dan pembacaan skala
pada alat ukur, siswa yang ditanyai pun langsung menjelaskan pada temannya tersebut. Setelah selesai pengambilan data dan mengerjakan
soal-soal di LKS siswa mempresentasikan hasil percobaan dan mempraktekkan cara penggunaan alat ukur dengan baik dan benar. Selama
presentasi berlangsung ada beberapa siswa yang bertanya kepad elompok
yang sedang persentasi dan pertanyaan tersebut dijawab oleh kelompok yang sedang persentasi. Disini peneliti berlaku sebagai mederator. Di kelas
kontrol tidak ada diskusi kelopok, sehingga tidak ada pengamatan kekatifan belajar dalam diskusi kelompk di kelas kontrol.
125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode Hands-on Activities dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi
pengukuran. 2. Minat belajar siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada
materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities adalah sangat berminat.
3. Penggunaan Metode Hands-on Activitiesdalam pembelajaran fisika dapat membuat siswa kelas VII Plus Fajar Sentosa Cileungsi aktif pada
materi penggukuran.
B. SARAN
1. Para guru fisika dapat menggunakan metode Hands-on Activities pada materi lainnya sebagai salah satu metode pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa dan keaktifan belajar siswa.
2. Pada penelitian selanjutnya lebih baik jika peneliti benar-benar menyiapkan alat-alat percobaan sebelum pembelajaran, sehingga dapat
meminimalkan ganggunan ketika pembelajaran berlangsung.