Kelas eksperimen Selama pelaksanaan penelitian

test, post-test, kuesioner minat belajar siswa, lembar observasi keaktifan belajar siswa, bahan ajardan lembar kerja siswa LKS. Peneliti juga menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, stopwatch, gelas ukur, balok, kubus, dan lain-lainnya. Selain menyiapkan instrumen, alat-alat dan bahan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi di dalam kelas dan melihat alat- alat percobaan fisika. Observasi dilakukan untuk mengetahui situasi siswa, kelas dan pembelajaran fisika di dalam kelas. Observasi dilakukan 1 kali setiap kelas. Observasi dilakukan di kelas VII B pada 5 Agustus 2014 dan di kelas VII B dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2014. SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi tidak memiliki laboratorium fisika dan alat-alat untuk menunjang pembelajaran fisika tidak lengkap. Siswa kelas VII B, siswa tidak aktif dalam pembelajaran karena siswa- siswa tersebut masih siswa baru dan masih malu-malu untuk memberikan tanggapan. Siswa kelas VII A kelas terlihat masih kaku dan malu untuk memberi jawaban saat guru bertanya.

2. Selama pelaksanaan penelitian

a. Kelas eksperimen

Berikut pada tabel 14 adalah jadwal dan proses pelaksanaan pengambilan data di kelas VII B atau kelas eksperimen. Tabel 14. Proses Pengambilan Data di Kelas Eksperimen No HariTanggal Pukul Kegiatan Penelitian 1 Kamis, 7 Agustus 2014 8.00 WIB - 10.30 WIB  Pre-test  Pengenalan alat-alat untuk percobaan 2 Selasa, 12 Agustus 2014 12.30 WIB – 13.50 WIB  Mendampingi siswa melakukan percobaan 3 Kamis, 16 Agustus 2014 8.00 WIB - 10.30 WIB  Siswa mempersentasikan hasil eksperimen  Siswa mengerjakan kuesioner  Post-test Penelitian tidak berjalan sesuai dengan rencana karena ada beberapa halangan seperti, beberapa siswa masuk kelas terlambat 10 menit, dengan alasan dari masjid dan kamar mandi. 1 Pelaksanaan penelitian pada hari Kamis, 7 Agustus 2014 Penelitian berlangsung di dalam kelas VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi. Semua siswa hadir pada saat pembelajaran. Peneliti memulai pembelajaran dengan memberi salam dan doa. Peneliti memberi tahu siswa diadakan test. Sebagian besar siswa protes dengan alasan belum belajar dan tidak ada persiapan untuk test, akan tetapi siswa tetap mengikuti pre-test. Peneliti membagikan lembar pre-test kepada siswa untuk dibagikan kepada siswa yang lainnya. Sebelum siswa mengerjakan pre-test peneliti memberikan penjelasan-penjelasan mengenai tata cara pengerjaan pre-test yang dikerjakan. Pre-test yang diberikan kepada siswa ada dua jenis yaitu teoritis dan keterampilan mengukur. Pre-test teoritis dikerjakan di meja masing-masing siswa. Sedangkan pre-test keterampilan mengukur, siswa dipanggil satu-persatu ke meja yang sudah disediakan oleh peneliti, waktu yang diberikan untuk pre-test adalah 60 menit. Pada gambar 16, terlihat siswa sedang mengerjakan pre-test teoritis. Gambar 16. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Pre-Test Teoritis Pada gambar 17, siswa mengerjakan pre-test keterampilan mengukur alat ukur panjang yaitu mikrometer skrup. Siswa tersebut terlihat masih bingung cara penggunaan dan pembacaan skala mikrometer sekrup. Gambar 17. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Pre-Test Ketarampilan Mengukur Selesai mengerjakan pre-test, masih ada waktu yang tersisa sekitar 60 menit. Peneliti menjelaskan materi yang baru saja diujikan. Peneliti mendemonstrasikan cara penggunaan alat ukur dan pembacaan skala pada alat ukur. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba alat ukur dan membaca skala yang terukur. Peneliti membagikan bahan ajar pembelajaran kepada siswa. Bahan ajar dibawa pulang dan dipelajari di rumah agar pada pertemuan berikutnya siswa dapat langsung melakukan pengukuran dengan alat ukur. 2 Pelaksanaan penelitian pada hari Selasa, 12 Agustus 2014 Penelitian berlangsung di dalam kelas VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi, semua siswa hadir pada saat pembelajaran, akan tetapi ada beberapa siswa terlambat masuk kelas dengan alasan dari masjid dan kamar mandi. Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan salam pembuka dan doa bersama. Peneliti membagi kelompok untuk kelompok percobaan. Setiap kelompok terdapat 5 orang siswa dan ada satu kelompok hanya terdiri dari 4 orang siswa. Dalam proses percobaan, alat-alat yang digunakan harus bergantian dengan kelompok lain karena alat yang tersedia di sekolah tidak mencukupi jika setiap kelompok harus mempunyai alat yang lengkap untuk percobaan. Siswa dibiarkan keluar kelas untuk melakukan eksperimen dan mencari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekolah untuk digunakan dalam percobaan. Pada gambar 18 di bawah ini, siswa kelas eksperimen dibentuk dalam kelompok belajar, dalam kelompok tersebut terlihat siswa-siswa sedang melakukan percobaan menggunakan alat ukur panjang yaitu jangka sorong untuk menggukur panjang kubus. Siswa-siswa pada kelompok ini sangat antusias dalam pelaksaan percobaan. Gambar 18. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Percobaan dan Diskusi 3 Pelaksanaan penelitian pada hari Kamis, 16 Agustus 2014 Hari Kamis, 16 Agustus 2014 adalah hari terakhir penelitian di kelas eksperimen atau kelas VII B. Sebelum memulai pembelajaran peneneliti memberikan salam pembuka dan doa bersama. Semua siswa hadir akan tetapi ada beberapa siswa terlambat masuk kelas dengan alasan dari kamar mandi dan masjid. Hari ini, siswa presentasi tentang alat ukur dan peneliti berlaku sebagai moderator pada saat siswa persentasi. Setiap kelompok mempersentasikan satu alat ukur. Yang akan dipersentasikan adalah nama alat ukur, cara penggunaannya, pembacaan skala dan keuntungan memakai alat ukur tersebut. Setiap kelompok juga mempresentasikan hasil percobaan yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya. Seperti pada gambar 19, terlihat kelompok siswa kelas eksperimen tersebut sedang mempresentasikan hasil percobaan pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan cara penggunaan dan pembacaan skala pada alat ukur panjang yaitu jangka sorong. Selama persentasi, ada beberapa siswa bertanya kepada kelompok yang presentasi dan kelompok presentasi menanggapi pertanyaan tersebut. Peneliti memberi penguatan setiap pertanyaan dan jawaban dari siswa. Gambar 19. Siswa Kelas Eksperimen Mempersentasikan Cara Penggunaan Jangka Sorong. Pada gambar 20, terlihat siswa kelas eksperimen menjelaskan dan menggerjakan cara perhitungan dari hasil pembacaan skala yang tertera pada alat ukur di papan tulis. Hal ini dilakukan siswa agar untuk lebih memperjelas lagi bagaimana cara perhitungan setelah memperoleh skala yang terukur pada alat ukur. Gambar 20. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Hasil Pembacaan Skala pada Alat Ukur Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil masing- masing, kegiatan selanjutnya adalah mengerjakan post-test. Sebelum melakukan post-test peneliti mengulas kembali apa saja yang sudah diproleh dari pembelajaran sebelumnya. Hampir semua siswa terlibat dalam memberikan tanggapannya masing-masing dan memberikan kesimpulan apa saja yang siswa peroleh dari pembelajaran tersebut. Peneliti memberikan soal-soal post-test kepada siswa untuk dibagikan kepada siswa yang lainnya. Setelah semua siswa mendapat lembar post- test maka selanjutnya peneliti memberikan penjelasan tata cara menjawab post-test. Post-test ada dua yaitu teoritis dan keterampilan mengukur. Untuk post-test teoritis siswa mengerjakannya di meja masing-masing. Dan untuk post-testketerampilan mengukur, nama siswa akan dipanggil satu-persatu dan siswa mengerjakannya di meja yang sudah disedikan oleh peneliti. Waktu yang tesedia untuk penelitian sudah habis namun kuesioner minat belajar belum dikerjakan oleh siswa maka, kuesioner dikerjakan siswa pada saat jam istirahat. Pada gambar 21, siswa kelas eksperimen sedang melakukan post-test keterampilan mengukur di depan kelas. Siswa tersebut sedang menggukur ketebalan koin dengan menggunakan alat ukur panjang yaitu mikrometer sekrup. Pada post-test keterampilan mengukur siswa sudah bisa melakukan penggukuran dengan menggunakan alat ukur dan siswa juga sudah bisa membaca skala yang terdapat pada alat ukur dengan baik. Gambar 21. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Post-test Keterampilan Mengukur Pada gambar 22, siswa kelas eksperimen terlihat sedang mengerjakan post-test teoritis di meja masing-masing siswa secara mendiri. Gambar 22. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Post-Test Teoritis

b. Kelas kontrol