Keadilan Interaksional Tipe-Tipe Keadilan Organisasional

mengukur dan meningkatkan kinerja, yang dimulai terlebih dahulu dengan menetukan tolok ukur kinerja. Menurut Riani 2011:98 ada beberapa syarat tolak ukur kinerja yang baik, yaitu: a. Tolok ukur yang baik haruslah mampu diukur dengan cara yang dapat diukur dengan cara yang dapat di percaya. b. Tolok ukur yang baik harus mampu membedakan individu –individu sesuai dengan kinerja mereka. c. Tolok ukur yang baik harus sensitive terhadap masukan dan tindakan- tindakan dari pemegang jabatan. d. Tolok ukur yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai.

3. Ukuran –Ukuran Kinerja Karyawan

Artikelsiana 2015 menyatakan terdapat ukuran-ukuran kinerja karyawan sebagai berikut: a. Quantity of Work: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam berapa periode tertentu. b. Quality of Work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat –syarat kesuaian dan kesiapannya. c. Job Knowledge: luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilanya. d. Creativeness: keaslian gagasan –gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan –persoalan yang timbul. e. Cooperation: kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi. f. Dependability: kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. g. Initiative: semangat untuk melaksanakan tugas –tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya. h. Personal Qualities: menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.

4. Faktor –Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Menurut Steers dalam Riani, 2011:100 Faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: a. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. b. Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan peran seorang pekerja yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang atas tugas yang diberikan kepadanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Menurut Arep Tanjung 2003:36 ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kinerja sebagai berikut: 1 Gaji dan keamanan, pengawasan, lingkungan kerja, hubungan pribadi, dan kebijakan perusahaan. 2 Pencapaian tujuan, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan perkembangan kinerja. Menurut McCormick dan Tiffin dalam Riani, 2011:100 mengatakan bahwa terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: a. Variabel individu Variabel individu terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap. b. Variable situasional Variabel situasional menyangkut dua faktor yaitu: 1 Faktor sosial dari organisasi, meliputi: kebijakan, jenis latihan dan pengalaman, sistem upah serta lingkungan sosial. 2 Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi: metode kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja, kebisingan, penyinaran dan temperatur.