15
2 Aspek Minat
Hurlock 1978:116 menjelaskan adanya dua sapek minat belajar, yaitu : a Aspek kognitif
Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Sebagai contoh, bila
anak menganggap sekolah sebagai tempat dimana ia dapat belajar tentang semua hal yang yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu
mereka sebagai tempat bagi mereka untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya yang tidak mereka dapatkan di bangku prasekolah.
b Aspek afektif Aspek afektif atau bobot emosional adalah konsep yang membangun
aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Seperti halnya aspek kognitif, aspek afektif
juga berkembang dari pengalaman pribadi.
c. Kesadaran Siswa Akan Nilai
1 Kesadaran Sadar diartikan merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang sebenarnya, atau
ingat tahu akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan keadaan tahu, mengerti dan merasa. Widjaja 1984:
14 mengatakan bahwa “Kesadaran merupakan sikapperilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan
ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikapperilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat.
16
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1983:1820 kesadaran mempunyai arti 1 keinsafan; keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul
karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2 hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang.
Kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, lagi pula tindakannya akan sesuai
dengan norma yang berlaku Zubair, 1987:51. Kesadaran moral didasarkan atas nilai-nilai yang benar-benar esensial, fundamental. Dari beberapa pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran adalah perasaan ingat, sadar akan sesuatu hal.
2 Nilai Syahrial 2009:
33 mengatakan bahwa “Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan
harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena
nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia Wahana, 2004:84.
Menurut Takdir,1966:3 Teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian, yaitu proses yang mendahului dan menentukan semua kelakuan manusia. Karena
itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya. Dibandingkan dengan kelakuan hewan yang menggunakan insting yang
membuat hubungan antara hewan dan sekitarnya saling melengkapi, kemampuan
17
manusia yang menggunakan akal budi berada dalam suasana kebebasan yang lebih besar. Kehidupan hewan dengan instingnya lebih tetap terikat pada
sekitarnya, dalam hidup manusia selalu ada proses pengaruh-mempengaruhi yang dinamik antara akal budinya dengan lingkungan alamnya, lingkungan
masyarakatnya dan lingkungan kebudayaannya. Wahana 2004:70-94 mengatakan bahwa peranan nilai dalam kehidupan
sehari-hari itu sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya. Tanggapan nilai terhadap nilai:
a Cara manusia memahami nilai
Dalam perwujudannya nilai tidak berada pada dirinya sendiri, melainkan selalu tampak pada kita sebagai yang ada pada
pembawa nilai, atau objek bernilai. Untuk menemukan dan memahami nilai, kita dapat dan harus memisahkan antara
pemahaman terhadap objek nyata dengan nilai yang termuat di dalamnya, dan mempertanyakan apakah keduanya dapat diketahui
dengan cara yang sama, misalnya secara rasional indrawi. Misalnya, kila kita melihat dua buah apel, kita melihat masing-
masing buah tersebut dengan mata, tetapi kesamaan antara kedua buah apel tersebut dapat diketahui hanya dengan mata, melainkan
perlu juga dengan pikiran. b Sarana manusia memahami nilai
Hati manusia merupakan suatu kesejajaran yang tepat antara keteraturan hati yang bersifat apriori dengan susunan nilai
yang bersifat hierarkis objektif. Hati memiliki dalam dirinya
18
sendiri suatu analog yang tepat dengan pikiran, meskipun tidak dipinjam dari logika pikiran. Terdapat hukum yang ditulis dalam
hati yang berhubungan dengan rencana yang sesuai dengan dunia yang dibangun, yaitu dunia nilai.
c Sikap manusia terhadap nilai Nilai harus dicintai dan diwujudkan dalam hidup manusia
sesuai dengan tingkatan tinggi rendahnya; tingkatan yang lebih tinggi harus didahulukan daripada yang lebih rendah.
Nilai memiliki peranan sebagai daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia, serta mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai yang
ditemukannya dalam tindakan-tindakannya. a Peranan nilai bagi tindakan manusia
Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan merasakan yang terarah. Tersedianya nilai positif memungkinkan orang
menangkap dan merasakan nilai tersebut, dan mendorong bertindak untuk mewujudkannya dalam realitas, sedangkan
terwujudnya nilai egatif mendorong orang yang merasakannya untuk bertindak menghapuskannya dari realitas kehidupan.
b Peranan nilai bagi pembentukan diri manusia Segala tindakan manusia terarah untuk merespon nilai
yang ditemukan dan dirasakannya, yang mengandung suatu keharusan untuk mewujudkannya terhadap nilai positif serta
untuk menghilangkannya atau menghapuskannya terhadap nilai negatif. Ini berarti bahwa nilai-nilai memeiliki peran
19
mengarahkan dan memberi daya tarik pada manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
c Tipe-tipe person bernilai sebagai model pembentukan manusia. Ada 5 nilai tipe person, yaitu, nilai kesenangan artis, nilai
kegunaan pemimpin, nilai kehidupan pahlawan, nilai kehidupan pahlawan, nilai spiritual jenius, dan nilai kekudusan santo.
3 Kesadaran Akan Nilai Kesadaran akan nilai merupakan suatu keadaan dimana seseorang
ingat atau sadar akan sesuatu hal yang yang baik. Keadaan dimana seseorang menyadari akan sesuatu yang bersumber pada budi manusia
untuk mengarahkan sikap dan perilaku siswa demi terwujudnya suatu tujuan.
A. Pendidikan Kewarganegaraan