Tingkat Kepadatan Lalat Pengendalian Lalat Fly-grill

Pada musim panas, berkisar antara 2 – 4 minggu. Sedangkan pada musim dingin bisa mencapai 70 hari. f. Temperatur Lalat mulai terbang pada temperatur 15 C dari aktifitas optimumnya pada temperatur 21 C. Pada temperatur di bawah 7.5 C tidak aktif dan diatas temperatur 45 C terjadi kematian. g. Kelembaban Kelembaban erat kaitannya dengan temperatur h. Cahaya Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai cahaya, pada malam hari tidak aktif dengan sinar buatan.

2.5.3 Tingkat Kepadatan Lalat

Upaya untuk menurunkan populasi lalat adalah sangat penting, mengingat dampak yang ditimbulkan. Untuk itu sebagai salah satu cara penilaian baik buruknya suatu lokasi adalah dilihat dari angka kepadatan lalatnya. Dalam menentukan kepadatan lalat, pengukuran terhadap populasi lalat dewasa tepat dan biasa diandalkan daripada pengukuran populasi larva lalat. Tujuan dari pengukuran angka kepadatan lalat adalah untuk mengetahui tentang : - Tingkat kepadatan lalat - Sumber-sumber tempat berkembang biaknya lalat - Jenis-jenis lalat Universitas Sumatera Utara Lokasi pengukuran kepadatan lalat adalah yang berdekatan dengan kehidupankegiatan manusia karena berhubungan dengan kesehatan manusia, antara lain Depkes, 1992 : - Pemukiman penduduk - Tempat-tempat umum pasar, terminal, rumah makan, hotel - Lokasi sekitar Tempat Pembuangan Sementara TPS sampah berdekatan dengan pemukiman - Lokasi Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang berdekatan dengan pemukiman. - Untuk mengetahui angka kepadatan lalat di suatu wilayah dilakukan dengan cara mengukur angka kepadatan lalat.

2.5.4 Pengendalian Lalat

Metode yang dapat dilakukan yaitu metode nonkimiawi. Metode ini dikenal sebagai metode yang ramah lingkungan dan dapat menurunkan populasi serangga. Salah satu langkahnya, yaitu dengan cara : 1. Pemulihan lingkungan berupa meningkatkan mutu sanitasi, yaitu dengan cara mengatasi kelemahan dalam pembuangan sampah, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan akan lingkungan yang bersih. Penataan hunian yang sehat. 2. Penggunaan bahan fisik : penggunaan bahan fisik dipergunakan untuk mencegah kontak dengan lalat. Misalnya dengan cara mengatur tata letak dan rancang bangun rumah tinggal agar tidak mudah lalat masuk ke dalam. Penggunaan air curtain. Dinata, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5.5 Fly-grill

Fly-grill dapat dibuat dari bilah kayu yang lebarnya 2 cm dan tebalnya 1 cm dengan panjang masing-masing 80 cm sebanyak 16-24 buah dan dicat warna putih. Bilah-bilah yang telah disiapkan dibentuk berjajar dengan jarak 1-2 cm pada kerangka kayu yang telah disiapkan dan pemasangan bilah kayu pada kerangka sebaiknya memakai sekrup sehingga dapat dibongkar pasang. Fly-grill dipakai untuk mengukur kepadatan lalat dengan cara meletakkan Fly-grill ditempat yang akan diukur kepadatan lalatnya, lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diatas Fly-grill dihitung selama 10 detik, dari 5 kali hasil perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-ratanya dan dicatat dalam kartu hasil perhitungan Depkes RI, 1991. Angka rata-rata itu merupakan petunjuk indeks populasi pada satu lokasi tertentu. Sedangkan sebagai interpretasi hasil pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi atau blok grill adalah sebagai berikut : a. – 2 : rendah atau tidak menjadi masalah b. 3 – 5 : sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berkembang biakan lalat. c. 6 – 20 : tinggipadat dan perlu pengamanan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya. d. 21 : sangat tinggisangat padat dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian lalat Depkes RI, 1991. Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

2 32 163

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 16

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 2

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 6

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 29

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

1 1 3

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Tingkat Kepadatan Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 6

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 15

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 6

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 42