Uji Secara SerempakSimultan Uji-F

71 Lufti, 2014; 122. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glesjer dengan mengunakan tingkat signifikan 5. 3.10 Uji Hipotesis 3.10.1 Uji Siginifikan Parsial Uji-T Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa jauh pengaruh masing- masing variabel independen secara parsial individu terhadap variabel dependent. Kriteria pengambil keputusannya adalah: H diterima atau H a ditolak jika t hitung t tabel pada = 5 H ditolak atau H a diterima jika t hitung t tabel pada = 5

3.10.2 Uji Secara SerempakSimultan Uji-F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa jauh pengaruh masing- masing variabel independen secara parsial individu terhadap variabel dependent. Kriteria pengambil keputusannya adalah: H diterima atau H a ditolak jika t hitung t tabel pada = 5 H ditolak atau H a diterima jika t hitung t tabel pada = 5 3.10.3Koefisien Determinasi R 2 Menurut Situmorang dan Lufti 2014; 169 koefisien determinan memiliki tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi independent atau predictornya. Range nilai R 2 adalah 0- 1. 0 ≤ R 2 ≤ 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. Universitas Sumatera Utara 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan – perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara PPN. Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan Persero. Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah subsektor ekploitasi dan perampingan struktur organisasi. Universitas Sumatera Utara