68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan menyimpulkan jawaban-jawaban mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai dinamika repurchase pada online
shoppers yang telah mengalami postpurchase dissonance. Selanjutnya, peneliti juga akan mengemukakan beberapa saran yaitu saran praktis dan saran
metodologis yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
A. KESIMPULAN
Kedua responden memiliki persamaan dan perbedaan mengenai alasan melakukan repurchase walaupun keduanya telah mengalami postpurchase
dissonance, seperti berikut: 1.
Kedua responden melakukan repurchase pembelian kembali pada toko online yang sebelumnya pernah mengecewakan. Faktor yang membuat
kedua responden melakukan repurchase seperti yang diungkapkan oleh Hawkins, Mothersbaugh, Best 2007 adalah switching cost atau
keekonomisan harga suatu barang yang membuat diri responden ingin melakukan pembelian kembali.
2. Pada penelitian ini terlihat bahwa ternyata kepribadian memiliki peran
khusus tersendiri dalam melakukan pembelian online, terutama dalam melakukan repurchase walaupun seseorang telah mengalami postpurchase
dissonance. Responden II mengaku memiliki sifat yang sama dengan ibunya dalam melakukan pembelian, dimana setiap pembelian yang
dilakukan atas dasar kesenangan mengoleksi dan terkadang tidak
Universitas Sumatera Utara
memikirkan dampak dan kegunaan barang atau produk itu sendiri. Sedangkan responden I memiliki sifat yang menyalahkan diri sendiri dan
memaafkan dalam menghadapi masalah. Ketika barang yang telah dibeli ternyata tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka performa
barang yang rendah tersebut merupakan kesalahan dirinya sendiri dalam menentukan keputusan pembelian itu. Dengan cara inilah responden I
mengurangi intensitas disonansi yang dirasakannya. Oleh karena itu sifat kepribadian seseorang sangat berpengaruh pada cara mereka mengambil
suatu tindakan, berbeda bentuk kepribadian maka berbeda pula tindakan atau pengalaman yang akan terjadi.
3. Faktor trust kepercayaan ternyata juga memberikan dampak yang besar
terhadap kedua responden dalam melakukan pembelian kembali. Walaupun kedua responden mengaku tingkat kepercayaan mereka mulai
menurun namun hal tersebut tidak membuat responden-responden ini kehilangan hasrat untuk berbelanja. Kepercayaanlah yang membuat kedua
responden mencoba bangkit dari kekecewaan dan memulai hal yang baru kembali.
4. Ternyata kesediaan barang yang dipasarkan melalui media online
menjadikan salah satu cue pemicu repurchase yang cukup berpengaruh. Walaupun keenganan dan adanya keterbatasan yang membuat kedua
responden harus tidak berbelanja untuk sementara waktu, namun karena adanya pemicu seperti barang baru yang terus dipaparkan oleh para agen
Universitas Sumatera Utara
penjual, hal ini membuat kedua responden harus berpikir ulang agar melakukan pembelian atau tidak.
Berikut mengenai kondisi psikologis atau karakter pribadi yang dimiliki oleh kedua responden ketika mengalami postpurchase dissonance:
1. Indikator-indikator yang menunjukkan seseorang mengalami postpurchase
dissonance seperti yang diungkapkan oleh Hawkins, Mothersbaugh, Best 2007 yaitu Emotion kondisi emosi, Wisdom of Purchase
kebijaksanaan pembelian dan concern over deal kesadaran setelah pembelian dilakukan dialami oleh kedua responden. Pengalaman
disonansi tersebut malah dialami lebih dari satu kali, namun hanya beberapa pembelian online yang masih diingat oleh responden berhubung
pembelian yang dilakukan sudah cukup banyak. Sama namun tidak serupa pengalaman proses pembelian yang dilakukan oleh kedua responden ini.
2. Indikator Emotion menunjukkan cara individu mengungkapkan emosi
yang dirasakan dan dimiliki oleh kedua responden yaitu: a.
Responden I mengalami keraguan dan kecemasan ketika hendak melakukan pembelian kembali. Ketakutan mulai menjalar ke dalam
pikiran responden sewaktu hendak membuat keputusan pembelian. Waktu yang diperlukan juga mulai semakin lama walaupun pada
akhirnya pembelian akan tetap dilakukan. Rasa cemas yang dialami adalah tidak ingin mengalami hal yang serupa seperti sebelumnya.
Responden menyayangkan sejumlah uang yang telah dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
untuk membeli suatu barang namun hasil yang didapat tidak memberikan kepuasan yang memadai.
b. Responden II yang awalnya spontan dan cepat dalam mengambil
keputusan pembelian menjadi lebih cemas. Namun rasa cemas, takut, dan ragu yang dialami responden II ini tidak seperti responden I.
Responden II lebih menyenangi pembelian yang dilakukan sebagai suatu hobi.
3. Indikator Wisdom of Purchase menunjukkan kebijaksanaan individu dalam
melakukan pembelian dan terlihat pada kedua responden seperti berikut: a.
Pembelian yang dilakukan oleh responden I didasarkan pada keinginan untuk memiliki dan gaya hidup. Penampilan yang selalu dijaga
menjadikan diri responden I terus melakukan pembelian online yang dianggapnya lebih praktis dan lebih bervariatif. Namun, kegunaan
barang yang dibeli diabaikan oleh responden ini, alhasil barang menumpuk.
b. Sedangkan pada responden II, pembelian yang dilakukan lebih kepada
kemunculan barang atau produk yang membuatnya tertarik untuk melakukan pembelian. Kegunaan barang tersebut akan terpikirkan
seiring dengan kehadiran barang. Kesenangannya dalam melakukan pembelian membuatnya harus kembali menyediakan lemari baru untuk
menatanya, mengingat pembelian sering dilakukan secara online. 4.
Indikator Concern Over Deal menunjukkan kesadaran individu setelah melakukan pembelian, hal ini terlihat pada kedua responden dimana
Universitas Sumatera Utara
responden I dan II melakukan pembelian atas dasar diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh orang lain.
a. Responden I menyadari bahwa ada resiko yang harus ditanggung
dalam hal berbelanja online dan ia sadar jika terjadi kesalahan pada barang yang dibeli maka dirinyalah yang harus disalahkan bukan
barang ataupun agen penjualnya. Alhasil barang tersebut akan dikesampingkan.
b. Sedangkan pada responden II biasanya ia akan mengesampingkan
barang yang dianggapnya tidak layak dipakai. Responden II juga bahkan mendonaturkan barang-barang yang tidak terpakai olehnya
kepada orang yang tidak mampu.
B. SARAN